A Villain Are Still A Villain

Tradisi keluarga Takeda selalu dilakukan setahun sekali, tradisi ini mengirimkan sejumlah kelompok prajurit sekali setahun dan setelah beberapa prajurit telah menjadi kuat mereka akan kembali lagi ke keluarga utama.

Setiap tahun akan dikirim 100 prajurit dan kembali tidak sampai 50, terkadang lebih dari 100 karena itu kelompok dari tahun sebelumnya bergabung, biasanya salah satu dari keluarga juga akan dikirim terutama penerus keluarga untuk berlatih dan menjadi kuat.

karena tradisi ini lah keluarga Takeda menjadi keluarga terkuat, tidak heran jika keluarga Takeda dapat menguasai benua dengan sendirinya tetapi keluarga Takeda tidak menginginkan nya.

Tempat dilakukan nya pelatihan berada di benua Siek, di sana sudah ada tempat atau keluarga cabang, itu dikarenakan di benua Siek tidak ada sama sekali kerajaan dan penduduk sehingga dibuat nya sebuah keluarga cabang di benua Siek untuk mengurus kebutuhan para prajurit yang berlatih.

~

Satu tahun berlalu, sebenarnya satu tahun sebelumnya akuma ingin berangkat bulan depan, tetapi karena ayahnya meminta untuk mengikuti pelatihan nya selama satu tahun maka rencananya diperpanjang sampai tahun depan.

Di Lapangan pelatihan prajurit ada suara dentingan pedang, itu adalah Akuma dan Raymond.

Pertarungan mereka cukup sengit, walaupun Raymond tidak menggunakan seluruh kekuatan nya itu masih membuat nya kesulitan menghadapi Akuma, sepertinya akuma sudah banyak berkembang dan itu diluar perkiraan Raymond karena perkembangannya Akuma melebihi ekspektasi Raymond.

Selama pertarungan Akuma menggunakan semua kekuatan nya namun masih sulit untuk mengalahkan ayahnya, tidak lama kemudian pedang nya terlepas yang menandakan dirinya telah kalah.

[Akuma]"...ah sial aku kalah lagi..." kata Akuma "... sangat sulit untuk melampaui mu ayah..." ucap Akuma.

Sebenarnya bisa saja akuma mengalahkan Raymond jika menggunakan seluruh kemampuan nya.

[Raymond]"... Haha, kau perlu mencari pengalaman lagi, bulan depan kau akan pergi pelatihan kan..." kata Raymond "... tetapi kau sudah melampaui bahkan melebihi anak seusia mu..." puji Raymond kepada Akuma.

Itu memang benar bahwa akuma sudah melampaui anak seusia nya bahkan seangkatan nya dan juga dia mendapatkan beberapa skill baru dari tehnik berpedang keluarga nya.

[Raymond]"... baiklah, ini adalah hari terakhir mu latihan dan selama sebulan ini kau boleh beristirahat atau mempersiapkan diri mu untuk perjalanan mu..." kata Raymond yang pergi mengembalikan pedang latihan.

[Akuma]"... baiklah ayah, terimakasih atas bantuannya dalam pelatihan ini..." jawab Akuma.

Setelah itu mereka berpisah dan Akuma menuju taman belakang mansion.

Di taman belakang mansion ada seorang gadis elf yang sedang memperagakan beberapa tehnik, karena kerampingan tubuhnya dia dengan mudah melekuk kan tubuh semaunya, itu membuat siapapun yang memandang nya akan bernafsu.

gadis elf itu adalah sia, sia sekarang sedang melakukan gerakan yang di ajarkan pada nya oleh Akuma, gerakan yang di ajarkan akuma adalah gerakan melesat dan menebas dari dunia sebelum nya yaitu Shinobi.

Akuma telah datang dan dia duduk di taman melihat sia, saat sia berhenti dengan pelatihan nya mata perak nya yang indah langsung terfokus kan kepada akuma, dia langsung menghampiri nya lalu memberi hormat.

[Sia]"...maaf tuan, apakah anda sudah menunggu lama di sini..." tanya sia yang di wajahnya di penuhi keringat namun itu menambah keseksian nya.

Akuma mengangguk lalu dia berdiri dan mengeluarkan sapu tangan dan mengelap wajah nya sia.

[Akuma]"...aku baru saja sampai..." jawab Akuma "... tapi, jika kau menemui tuanmu, kau harus berpenampilan bersih..." kata akuma yang mengelap wajah sia.

Sia yang malu langsung memegang tangan Akuma.

[Sia]"... maafkan aku tuan, biar aku saja yang melakukan nya..." jawab sia setelah mengambil sapu tangan itu di membalikkan badan dan menghapus semua keringat nya.

Akuma lalu duduk lagi dan dia memeriksa status Sia.

...----------------...

...Status Sia ...

—————————————————————————

Nama: Sia Sera

Gender: Female

Age: 150 year

Race: High Elf

—————————————————————————

Main Job: Assassin

Sub Job: none

Element: Air {B}

Fondness ♥: 87 Akuma

—————————————————————————

•Stat

LV: 13

HP: 130

MP: 78

STR: 65

VIT: 26

DEX: 58,5

AGI: 55

INT: 39

—————————————————————————

•Skill

Aktif:

Blink {low}

Hide {Low}

Slash Quickly {Low}

Passive:

Sharp hearing {High}

Silent {Low}

—————————————————————————

...----------------...

Setelah melihat nya ada senyuman di wajah akuma karena sia telah memperoleh kemampuan baru walaupun masih tingkat kemahiran rendah.

Beberapa skill nya seperti Blink yang dapat membuat seseorang berpindah dengan cepat ~ Hide yang dapat menyembunyikan dirinya sepenuhnya ~ Slash Quickly yang dapat menebas dengan cepat ~ Silent yang menghilang kan keberadaan pengguna skill ini bahkan suara kakinya hilang.

Sia yang telah selesai menoleh kepada akuma yang melihat dirinya tersenyum itu membuat nya sedikit malu namun dia menemukan bahwa mata akuma sebelah nya berubah menjadi biru, dia paham jika dalam kondisi ini tuannya sedang memeriksa tubuhnya namun tiba-tiba dia merasa geli entah kenapa.

Setelah memeriksa status Sia Akuma beranjak dan pergi ke kamarnya di ikuti oleh Sia, saat tiba di kamar karena hari masih siang dia berniat mandi untuk mengajak adiknya jalan-jalan, juga ini rencananya untuk sebulan penuh bermain dengan adiknya Sampai hari perpisahan tiba.

Saat ingin mandi Sia keluar dari kamar maid dan sepertinya berniat mandi juga.

[Sia]"...ohh maaf tuan, jika anda ingin mandi dulu silahkan Aku akan menunggu..." kata sia yang membungkukkan tubuhnya.

Akuma melihat ini memiliki niat lain, karena elf sudah di bilang dewasa karena umur mereka panjang, Akuma menarik tangan sia dan membawanya masuk ke kamar mandi.

[Sia]"...tu tu tu an???..." kata sia yang kebingungan.

[Akuma]"...kita akan mandi bersama..." jawab Akuma tanpa menoleh.

mendengar ini membuat wajah sia merah padam, dia tidak bisa menolaknya dan hanya bisa pasrah saat di tarik masuk.

Saat sudah di dalam, Akuma membuka pakaian nya dan masuk ke bak mandi tetapi sia hanya berdiri dan tidak melakukan apa-apa.

[Akuma]"...kenapa masih berdiri, kamu enggak mau mandi?..." tanya Akuma.

[Sia]"...humm, saya malu tuan..." jawab sia yang wajahnya kemerahan.

[Akuma]"...kenapa kamu malu pada Tuan nya..." kata Akuma "...dan aku juga ingin melihat nya..." lanjut perkataan Akuma yang terdapat sedikit nada bercanda dan serius, itu membuat siapapun kebingungan mendengar nya karena tidak bisa menebak apakah itu candaan atau keseriusan.

Sia yang mendengar itu semakin malu dia dengan pelan-pelan membuka satu persatu pakaian nya, walaupun usia elf nya terbilang muda tetapi tubuhnya sudah akan matang karena di umur manusia itu sudah berumur 15 tahun, Akuma terus menatap sia dan tidak berkedip sama sekali ini membuat sia yang menyadari nya menutup bagian inti tubuhnya dengan tangan nya.

[Akuma]"...kenapa di tutupi?... tidak bisakah aku melihat nya..." kata akuma bahkan tidak ada ekspresi di wajahnya.

Sia perlahan-lahan memasuki kolam hangat dan perlahan-lahan membuka tangan nya yang menutup tubuhnya, terlihat 2 beban berat yang jika dilihat sekilas saja itu sudah dapat digenggam oleh tangan orang dewasa dan bagian lainnya yang putih bersih dan lekukan tubuh nya yang sangat ramping pas dengan porsi anak gadis.

Akuma tidak bisa membayangkan kecantikan dan bentuk tubuh seperti itu, jika ada yang seperti itu di dunianya maka dia akan di sebut Dewi.

Sia yang menyadari Akuma memandangi nya terus tidak bisa apa-apa, karena akuma adalah tuan nya dan dia juga tidak masalah untuk dilihat bahkan untuk hal lainnya.

Setelah mandi Akuma mengajak Luna jalan-jalan di kota, itu sangat menyenangkan hingga malam, mereka sudah banyak mencoba banyak permainan dan kebetulan hari itu merupakan perayaan atau ulang tahun kerajaan, sebenarnya Akuma di undang ke istana kerajaan untuk mengadakan ini namun dia menolak nya.

Setelah jalan-jalan mereka, Luna tertidur dan Akuma menggendong nya di depan lalu pulang.

Setelah mengantar Luna kek kamar nya di juga kembali ke kamarnya karena sudah banyak energi yang di pakai nya bahkan selama latihan setahun ini itu membuat nafsu makannya naik, saat masuk ke kamar nya dia sudah di sambut oleh Alina di depan pintu.

Alina saat ini mengenakan pakaian yang sangat terbuka jika di tarik sedikit akan terbuka, bahkan Akuma sendiri tidak mengerti mengapa Alina memakai pakaian itu, tapi Akuma tidak mempermasalahkannya karena dia sudah cukup haus dia mengunci pintu lalu mendorong Alina ke tepi tempat tidur.

Tanpa perlu membuka pakaian Alina karena sudah terbuka di bagian lehernya, Akuma langsung menggigit Alina dan menghisap darahnya, sudah setahun ini menjadi kebiasaan Akuma bahkan Alina sudah terbiasa namun masih ada perasaan aneh saat melakukan ini.

Sekarang posisi Alina duduk di atas Akuma yang sedang duduk di kasur, Alina yang sedang di sedot darah nya mengelus kepala Akuma, merasakan itu Akuma semakin mempererat pelukannya dan mempercepat menyedot darah nya Alina, itu membuat suara Alina semakin kuat.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya akuma selesai saat melepaskan gigitannya ada beberapa darah yang mengalir keluar dari mulutnya itu membuat perasaan merinding jika ada yang melihat nya kecuali Alina, dia langsung menjilat darah yang keluar dari mulutnya Akuma berencana untuk membersihkan nya.

Ini memang disengaja oleh Alina untuk mendapatkan ciuman Akuma dan sekarang mereka melakukan ciuman, tidak lama kemudian akuma tertidur sambil memeluk Alina.

Kegiatan ini terus berulang sampai bulan depan dan saatnya Akuma berangkat dengan 100 prajurit lainnya, semalam ada 70 prajurit yang kembali itu menandakan masih banyak prajurit di sana.

Saat ini Akuma sedang melakukan perpisahan dengan keluarga nya itu cukup memakan cukup banyak waktu karena Ela dan Luna menangis, setelah nya Akuma menaiki kereta kuda dan berangkat, Akuma membawa kedua maidnya yaitu Sia untuk dia latih menjadi assassin terhebat dan Alina sebagai makanan nya:v.