NovelToon NovelToon
Jalur Langit

Jalur Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:211.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chika cha

Argantara putra Bimantara, berulang kali di pertemukan dengan gadis bernama Nasya kayshila. Dan di setiap pertemuan, ia selalu berbuat baik. Jujur saja dari awal pertemuan pertama ia sudah tertarik dengan gadis berjilbab itu, namun sayangnya sudah beberapa kali bertemu Nasya tetap tidak mengingatnya, sekalipun ia telah berbuat baik. Alhasil Argan mengikuti pepatah jika perbuatan baik susah untuk di ingat maka ia akan melakukan perbuatan buruk yang pasti akan selalu di ingat oleh Nasya.

let's play!

Ayo baca kelanjutannya di sini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih berlaku

"Ayo nas, ayo menikah dengan saya."

Weh, ngomong opo toh gan? Ngomong opo?!

Padahal dari rumah tadi rencananya gak begini! Cuma mau lebih dekat bukan mau ngajak nikah! Ugal-ugalan seperti ini gak ada dalam list ya Argan! Gak ada! Kalau begini ceritanya yang ada Nasya makin ilfeel Argan! Goblok Argan goblok!

Segala sumpah serapah ia lontarkan dalam hati akibat terlalu kebablasan seperti ini. Ia sadar bukan begitu rencananya di awal, ia hanya ingin lebih dekat dengan Nasya, bukan malah ngajak nikah. Sudahlah kalau begini ceritanya Argan mati di tempat lebih dulu ini.

Nasya yang masih menangis berlinang air mata seketika terdiam. Perlahan ia bangkit dan menetap Argan begitu intens dan dalam. Tatapan itu membuat jantung Argan tak aman, jakunnya juga naik turun menelan saliva berkali-kali karena jujur ia gugup. Bukan lamaran seperti ini yang ia rencanakan kelak, tapi bukan juga seperti mantan Nasya dulu. Paling tidak ia datang ke kediaman orangtua Nasya meminta izin kepada mereka untuk memperistri Nasya begitulah sewajarnya bukan seperti ini. Ya Tuhan!

"Barusan mas ngomong apa?"

"Hah? Saya gak ngomong."

Syukurnya Nasya tidak benar-benar mendengar ajakan, jika ya sudah pasti–

"Kenapa mas mengajak saya nikah?"

Deg!

Argan lagi-lagi menelan salivanya susah payah. Tenyata gadis itu mendengarnya.

"Karena saya mencintaimu Nasya, saya mencintaimu sejak lama." nyatanya kalimat itu hanya sampai di kerongkongan, tidak mampu terucapkan.

Jika di suruh memilih baik mana terjun bebas dari ketinggian 12.500 kaki atau menyatakan perasaannya, Argan pasti memilih terjun bebas saja dari pada harus menyatakan perasaannya kepada Nasya.

"Karena... Saya mendengar pembicaraanmu dengan... Kemungkinan adikmu waktu telponan tadi bukan maksud saya nguping tapi begitu saya tiba saya dengar itu semua."

"Mas dengar semua?"

Argan mengangguk menatap.

"Tapi saya Ndak pakai bahasa Indonesia loh, kok mas bisa ngerti?"

"Kamu lupa saya ini perwira AU, saya pendidikan di Jogja gak sebentar setelahnya tugas di Magetan juga gak sebentar. Kalau cuma bahasa Jawa saya masih mengerti."

Nasya mengangguk mengalihkan pandangannya dan menunduk menatap sepatunya.

"Jadi saya harus gimana mas?" suaranya terdengar bergetar. Nasya kembali menangis, bertanya pendapat Argan. "Mas tau apa yang buat saya sampai nangis begini?" ia kembali mendongak menatap Argan yang ternyata masih menatapnya. "Adik saya bilang dia lebih baik mati ketimbang Ndak menikah sama pacarnya mas. Mereka sudah pacaran kurang lebih empat tahun, adik saya secinta itu sama pacarnya begitupun sebaliknya. Saga gak tega mas, saya..." tangis Nasya pecah lagi, air matanya sampai mengalir deras membasahi pipinya. Tanpa ia sadari kepalanya langsung bersandar di dada Argan. Membuat Argan membeku di tempat. Mungkin jika tidak dalam keadaan sendu begini Argan sudah mendorong tubuh Nasya untuk menjauh, tapi tidak untuk saat ini. Gadis itu butuh sandaran, dan Argan rela menjadi sandaran gadis itu baik untuk saat ini maupun seterusnya nanti.

Argan diam saja di tempat tak bergerak sama sekali, bahkan tangannya masih tetap di sisi tubuh tak berusaha membalas memeluk Nasya, dia masih takut akan kemurkaan Tuhannya. Lantas ia membiarkan saja Nasya tenang sendiri sampai gadis itu benar-benar tenang sesekali kepalanya celingak-celinguk melihat sekitar, syukur koridor itu cukup sunyi, hanya ada satu dua orang saja yang lewat dan sudah pasti memperhatikan keduanya. Argan berusaha bodo amat, yang penting Nasya tenang dulu.

"M-mas Argan..." panggil Nasya di barengi dengan sesenggukan, ia mendongak dengan wajah memerah dan basah karena deraian air mata yang tumpah.

Argan menatapnya ingin sekali rasanya ia menghapus jejak air mata itu, namun apalah daya. Lagi-lagi ia takut Tuhannya murka.

"Hm?"

Dengan masih sesenggukan ia kembali mendongak memandang dalam Argan dari bawah. "Soal... A-ajakan, ma-mas tadi... Ma-masih berlaku gak?"

Kening Argan berkerut samar "ajakan?"

Nasya mengangguk kecil "yang mas Argan ajak saya nikah tadi... Masih berlaku gak?" tanyanya dengan mata Mengerjap-erjap sayu.

Deg!

Mata Argan membulat sempurna, raut terkejut benar-benar menguasai wajahnya. Kenapa pembahasannya balik lagi kesana. Argan pikir Nasya sudah lupa.

Argan gugup setengah mati, mana Nasya pakai menatapnya sebegitunya lagi bisa mati berdiri Argan kalau begini. "Na-nasya. Itu tadi–"

"Saya gak, butuh penjelasan mas, saya cuma butuh jawaban. Ya atau gak?" pungkas Nasya. Ia tak tau lagi harus meminta bantuan pada siapa dan mencari pria dengan proyek bak Roro Jonggrang itu kemana lagi, dia tidak dekat dengan pria manapun saat ini. Jika dia mencari dari sekarang pun pasti harus melihat bibit, bebet, bobotnya lagi untuk di jadikan suami. Yang ada waktunya semakin lama keburu adiknya jadi gila dan gantung diri. Hanya ada Argan seorang yang bisa membantunya, Argan juga jelas bibit, bebet, bobotnya. Tidak ada nilai minus dari pria di hadapannya ini selain mulut pedasnya itu, tapi sudah Nasya bilangkan mulut pedas pria itu bisa Nasya tolerir. Lebih dari itu plus semua dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Argan menelan salivanya susah payah.

"Baiknya kita bicarakan itu jangan disini nas. Ayo kita cari tempat yang enak untuk mengobrol."

"Tapi saya perlu jawaban mas."

Lagi-lagi Argan menelan salivanya susah payah "saya akan jawab, tapi gak di sini. Ayo." Argan memimpin jalan yang juga di ikuti oleh Nasya.

Dan sampailah mereka di taman rumah sakit. Keduanya duduk di satu bangku taman yang sama dengan jarak setengah meter. Awalnya mereka sama-sama diam satu larut dalam pikirannya sendiri semantara yang satu menunggu pria di sebalahnya membuka suara namun tak kunjung bersuara, sampai Nasya beranikan diri kembali membuka mulut.

"Bagaimana mas?"

Argan membeku di tempat, jujur ia masih ragu untuk menjawab, bukan dia tidak ingin memiliki Nasya. Namun setelah melihat tempat tinggal Nasya kemarin ia jadi berpikir dua kali, ia ingin ngumpulkan uang yang cukup untuk kelak bisa membuat Nasya menjadi istrinya dan hidup bahagia tanpa kekurangan sesuatu apapun. Ya walaupun di antara dua saudaranya dialah yang paling berduit, hanya saja ia menjadi minder karena melihat tempat tinggal Nasya kemarin yang bukan tergolong dari kelas bawah, maupun menengah. Tapi itu di atas dari keduanya.

"Kenapa kamu mengatakan itu?" bukannya menjawab Argan malah balik bertanya.

"Karena awal mulanya mas yang menawarkan diri. Seharusnya saya yang bertanya kenapa tadi mas mengajak saya untuk menikah?" jawab Nasya tanpa ragu, sesuai yang ia dengar dari awal, ia juga kembali melontarkan pertanyaan yang sejak tadi bersemayam di otaknya.

1
Susi_Lin
kok cket ini thor???
8G-Carrisa Talitha Sinaga
kok g Up2 sih kaaa,,
kangen sm Nasya jg Argan nih,,,
Nurgusnawati Nunung
Ayo thor.. ditunggu lanjutannya. semangat...
Yayuk Bunda Idza
ma syaa Allah.... ganteng sesuai yang digambarkan
Aliya Awina
salam saya mau tanyah apa iya klau kta pengajuan nika kantor apa ada bayarannya gitu
Mulyana
lanjut
secret
wahhh ceritanya baguss bgtt, seruu puolllllll🤩🤩 tp smg upnya bisa rutin yaa thorr biar makin rame yg bacaaa... semangatttt terus thorrr
💗AR Althafunisa💗
Bersyukur setelah itu insyaf ya mas Argan, hmm... selalu kurang bacanya 😩😍
Niken Yuli Asmoro
lanjut kakak..makin kesini..makin penisirin
HIATUS ....
keras ajaran nya dipake..
klo.skrng anak di ajar gitu bilangnya penganiayaan lah dan lain sbgnya...
beda zaman beda ajaran tapi di buat pusing wkkwkkwkkwkkw
Rizky Tria
hebat didikan papa Saga, ketiga anaknya berhasil & berprestasi jg bikin bangga 😊
Nasya inget ya nanti kalau punya anak bandel nah itu bibitnya bang Argan 🤭😃
Naswa Al rasyid
syok gak tu mbak nasya, tau suami kayak gtu waktu belia. 😂😂. semgat up dong kak...
Lili Susanti
ᖇᗩᒍIᑎ ᗪOᑎK ᑌᑭᒪOᗩᗪ ᑎYᗩ
Heny Janitasari
🤍
Ana_Mar
meskipun di bilang keras..sadis hukumannya, namun itulah ajaran ortu maupun orang terdekat bisa buat yg tidak baik menjadi baik agar tidak melakukan kesalahan yg sama.
mudahan junior bang argan kelak jangan bandel kayak papa nya, bisa2 ngreog tuuu si nanas/Joyful/
Hana
sudah tamat kah cerita nya
ren rene
keluarga hebat
Maulida R
sering2 up aja thor ,, jatuh cinta sama novel ini/Drool/
Mulyana
lanjut
Surtinah Tina
gantengnya g ada obat ...😎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!