NovelToon NovelToon
CINTA WINARSIH

CINTA WINARSIH

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:16.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: juskelapa

Winarsih, seorang gadis asal Jambi yang memiliki impian untuk bekerja di ibukota agar bisa memberikan kehidupan yang layak untuk ibunya yang buruh tani dan adiknya yang down syndrome.

Bersama Utomo kekasihnya, Winarsih menginjak Jakarta yang pelik dengan segala kehidupan manusianya.

Kemudian satu peristiwa nahas membuat Winarsih harus mengandung calon bayi Dean, anak majikannya.


Apakah Winarsih menerima tawaran Utomo untuk mengambil tanggungjawab menikahinya?

Akankah Dean, anak majikannya yang narsis itu bertanggung jawab?

***

"Semua ini sudah menjadi jalanmu Win. Jaga Anakmu lebih baik dari Ibu menjaga Kamu. Setelah menjadi istri, ikuti apa kata Suamimu. Percayai Suamimu dengan sepenuh hati agar hatimu tenang. Rawat keluargamu dengan cinta. Karena cintamu itu yang bakal menguatkan keluargamu. Ibu percaya, Cintanya Winarsih akan bisa melelehkan gunung es sekalipun,"

Sepotong nasehat Bu Sumi sesaat sebelum Winarsih menikah.

update SETIAP HARI
IG @juskelapa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Pertengkaran

Dean merasakan jantungnya berdetak kencang tak beraturan. Di kamar yang dingin itu dia merasakan peluhnya telah membasahi punggung dan dahinya.

Samar-samar dia melihat Disty menunduk di atas tubuhnya. Dean menggeliat dengan kedua tangannya berada di pinggang wanita itu.

Haruskah malam ini? pikirnya. Jika terjadi sesuatu, apa kata orangtuanya? Dia dibesarkan di sebuah keluarga yang begitu menjunjung tinggi segala norma kebaikan.

Bahkan mamanya, tak pernah membiarkan urusan keluarga mereka sampai ke telinga siapapun. Mama paling khawatir soal itu.

Tapi desakan dalam diri Dean seperti tak tertahankan lagi. Kepalanya berdenyut hebat. Tangan Disty sudah berhasil meloloskan celananya melewati kaki. Sekarang kekasihnya itu mulai membungkuk seraya tangannya menggenggam bagian tubuhnya yang mulai bangkit.

Ah, tak boleh--tak boleh. Ini tak seharusnya terjadi. Dean mengerang pelan saat merasakan sesuatu yang aneh menjalari tubuhnya.

Dean mendorong pelan Disty berkali-kali agar menjauh, tapi wanita itu menahan tangannya yang lemah karena efek alkohol.

"Sayang, udah. Aku nggak bisa" lirih Dean namun Disty tetap melanjutkan aksinya.

Kekasihnya ini memang benar-benar nekad. Dia tak tahu entah apa yang dimasukkan Disty ke dalam minumannya tadi. Dean tak ingin membahas hal itu sekarang.

Dean merasa harus pergi secepatnya dari kamar itu. Dia yakin jika berlama-lama di sana, bagian tubuhnya akan segera bangkit hanya dengan sedikit sentuhan saja.

Masih sedikit terhuyung-huyung Dean memunguti pakaiannya seraya mengingat-ingat apa yang terjadi.

Sudahkah mereka melakukannya? Apakah bagian tubuhnya itu masih malas karena baru saja bertempur habis-habisan bersama Disty?

Jam berapa tadi dia tiba di kamar itu? Kenapa Disty hanya diam saja tak menanyakan apapun padanya?

Dean terus berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi dengannya saat di dalam club tadi. Kenapa sesaat sepertinya dia tak sadarkan diri. Kenapa Disty seperti menyembunyikan sesuatu.

Tak berapa lama kemudian Dean telah berada di dalam Range Rover yang dikemudikan Disty menuju kediamannya di daerah Menteng. Yuni dan pacarnya mengikuti mobil Dean dari belakang.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam satu sama lain. Wajah kekecewaan tergambar jelas di raut kekasihnya itu.

"Kamu turun di luar aja. Gak usah sampai ke dalam. Nanti papa malah nanya aneh-aneh ke aku. Kamu langsung pulang aja Sayang, udah lewat tengah malem. Kasian juga temen kamu," ucap Dean sambil memijit-mijit kepalanya.

"Aku mau masuk, setidaknya aku nganter kamu sampai di halaman Dean. Aku bukan perempuan jalanan yang bisa kamu biarin aja di tepi jalan" sergah Disty yang sakit hati mendengar perkataan Dean.

"Tapi mama-papa ada di rumah Sayang," jawab Dean berbohong.

"Enggak! Mama-papa kamu sedang nggak ada di rumah. Bisa ya kamu bohong ke aku soal itu aja!" teriak Disty seraya menginjak rem di depan gerbang rumah Dean

Rojak menjengukkan kepalanya ke arah luar dan langsung mendorong pagar begitu melihat mobil Dean.

Disty kembali menginjak pedal gas memasuki rumah yang warnanya mirip istana Disney itu.

Dean hanya diam mematung. Sedetik kemudian, karena teringat akan Yuni dan pacarnya yang berada di belakang mereka, Dean menoleh ke luar pagar.

Dia lega karena mobil pacar Yuni telah terparkir di luar menunggu Disty. Dia khawatir malam ini Disty yang dalam keadaan marah, pulang sendirian.

"Kamu kok tau mama-papa lagi nggak di rumah?" tanya Dean yang belum bergerak dari duduknya.

Dia merasa jantungnya semakin berdetak kencang dan peluh semakin membasahi dahinya.

Obat apa yang diminumnya tadi? Apa obat itu diminumnya dengan dosis yang berlebihan?

Dean tak ingin menanyakan hal itu pada Disty. Kekasihnya akan malu dan dia tak mau kehilangan harga dirinya jika mengakui bahwa dia telah merasakan efek obat itu sekarang.

"Kita sudah melakukannya tapi kamu masih bisa bohongin aku soal orangtua kamu yang sedang ada di rumah!" Disty berteriak tertahan dan menangis. Wanita itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Kita udah ngelakuinnya Dis? Udah?" Dean berusaha menyembunyikan kepanikannya. Jantungnya semakin berdebar dan sepertinya bagian tubuhnya itu sudah mulai berdiri sepenuhnya.

Kepalanya terasa semakin pusing berdenyut-denyut. Pandangannya kabur, keringat mengaliri punggungnya. Perutnya mual hebat. Dean menjadi semakin gelisah.

"Kamu pulang sekarang, aku mau istirahat." Dean sempoyongan membuka pintu mobil yang terhenti di sisi kiri rumah.

Garasi mobil mereka terletak di sayap kiri, dan Disty belum pernah ke bagian rumahnya yang manapun. Saat ini Dean hanya ingin sendiri, Disty harus pulang sebelum dia muntah atau kembali pingsan di depan wanita itu.

"Kamu pulang sekarang, hueekk!" sambung Dean meludah ke atas batu alam yang menyelimuti hampir seluruh halaman rumahnya.

Disty ke luar dari mobil setengah berlari kecil mengejar Dean yang sudah berjalan masuk menuju halaman belakang rumahnya.

"Apa kamu percaya dengan semua yang papa kamu bilang? Aku udah baca semua isi pesan pak menteri Hartono. Dan kamu percaya dengan semua hal yang kamu denger gitu aja?" Disty menarik lengan kanan Dean hingga membuat pria itu terhuyung.

"Dis, aku enggak mau bertengkar malam ini. Ini sudah terlalu larut. Satpamku pasti bisa denger kamu teriak-teriak. Tolong aku Dis! Aku mau istirahat sekarang, badanku terasa nggak enak." Dean menyingkirkan tangan Disty dan kembali berjalan masuk.

"Setidaknya aku bisa mengantar kamu ke dalam. Aku akan pulang kalau kamu sudah tidur Dean!" Disty sudah nyaris mengemis kepada Dean.

Dean cuma ingin ke kamarnya sekarang, titik. Sedikit emosi dia berbalik menatap Disty.

"Biarkan aku sendiri malam ini, Dis! Besok kita bicara lagi! Aku mau istirahat. Meski di rumahku nggak ada siapa-siapa aku nggak bisa bawa wanita sembarangan ke sini. Ini rumah orang tuaku. Besok aku hubungi kamu." Dean mengibaskan tangannya.

"Kita udah ngelakuinnya malam ini. Dan kamu memperlakukan aku kayak gini sekarang. Kamu sebenarnya sayang enggak sih sama aku? Apa karena papa kamu ngelarang hubungan kita makanya kamu setengah-setengah gini jalaninnya? Mana wanita pilihan papa kamu? Pembantu itu?? Iya? Dia pembantu yang sering dibanding-bandingkan pak menteri Hartono dengan aku?" Disty menunjuk sesuatu di belakang Dean.

Dean yang sama sekali belum mengecek ponselnya, tak mengerti kenapa Disty bisa mengetahui soal itu.

Perlahan Dean berbalik dan melihat sosok yang ditunjuk oleh Disty. Dalam pandangannya yang buram di bawah cahaya lampu kuning yang hanya tersisa sedikit menerpa wajah mereka, Dean melihat Winarsih berdiri seperti dihipnotis sedang menatap dirinya dan Disty bergantian.

Dalam samar kegelapan, Dean melihat Winarsih memucat karena kembali menyaksikan pertengkaran yang melibatkan dirinya.

Pembantunya itu benar-benar sedang sial malam ini.

To Be Continued.....

1
Surahman Ammank
aku baca yg ke 3 kalinya
Mom's Dinda
Luar biasa
Anonymous
Terkadang sikap orang tua lebih memelihara egonya daripd menyalurkan kasih pd anaknya.tindakan win yg sabar itu sudah betul.
Anonymous
Masa sih sekelas kelga mentri cari info rasanya lelet banget gak gercep gitu,anak buah nya pd kmana aja wkwkwk
Rima Wardhani
keren ceritanya... terimakasih
Anonymous
Seorang ibu jika anak nya bahagia ibunya duluan yg merasa bahagia.dan jika anaknya ber aib maka orang tua yg kena lebih dulu😭😭😭
Dyana
ga lepas itu jahitan nunduk2 ngemut s otong/Silent//Silent//Silent//Facepalm/
Anonymous
Sumpah aku mewek gak tega miris banget sih winarsih😭😭😭😭😭
Linda Antikasari
Luar biasa
Anggraeni Leea
luarrrr biasaaa👍👍👍👍👍👍👍
Anna
semua wanita selalu ingat akan sejarah terutama yang g enak 😂
Sastri Dalila
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Tuty Ismail
Luar biasa
Riski Candra
mulutnya mau di tabok
Tami Andriani
ampun dah dean🙈
Magdalena Ambatoding
baru tau rasa dean , didiemin istrinya emang enak /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Yoe Anita
lakik gue beud
azima pml
waduh 🤣🤣🤣semoga bu amelia juga menerima
Zachary
Luar biasa
Rin Riyanti
cerita bagus banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!