NovelToon NovelToon
Switch World

Switch World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Tokyo Revengers / Dunia Lain / Perperangan / Anime / Fantasi Isekai
Popularitas:759
Nilai: 5
Nama Author: Mz Arip

Dari dunia nyata menuju dunia lain, sedangkan dari dunia lain menuju dunia nyata?

Itulah yang dirasakan oleh seorang berandal bernama Arip Suhardjo dan seorang Peri kegelapan bernama Sabilia Von Kurayami dimana meski mereka adalah sosok nakal, mereka berkiblat ke arah yg berlawanan setelah mereka pindah dunia! Penasaran dengan kehidupan mereka di dunia yang berbeda? Ayo ikuti terus kisah Arip dan Sabilia!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mz Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 - Pertemuan pertama antara Manusia dan Peri

Sudut pandang Dunia Peri

Dunia Peri, kini sudah porak-poranda. Puing-puing bangunan dan beberapa sisa bangunan yang roboh bertebaran dimana-mana. Ya, itu adalah dampak dari peperangan melawan Sabilia. Sementara itu, Istana Kerajaan Kurayami telah runtuh seruntuh-runtuhnya. Tidak ada yang tersisa dari Kerajaan megah yang telah memerintah Kerajaan itu selama bertahun-tahun. Bahkan, sang Raja Ludark ke 12, Raja Kerajaan Kurayami di Dunia itu sudah tidak ada lagi. Tidak hanya kesal, mereka sedih karena Raja panutan mereka sudah tidak ada.

"Semuanya, saya tahu kalian bersedih. Mari kita ciptakan Bunga, untuk Raja dan Ratu serta Keluarganya. Mereka telah berjasa kepada Rakyatnya. Maka dari itu, merenungkan cipta, DIMULAI!"

Semua Peri menundukan kepala mereka masing-masing untuk mengenang jasa-jasa Kerajaan Kurayami.

"Terima kasih atas jasa-jasamu selama ini, wahai Raja, wahai Ratu, kami sebagai Rakyatmu, takkan pernah melupakan jasa-jasa kalian hingga kapanpun." kata Wara dalam hati.

Setelah itu, dengan kekuatan Peri yang mereka miliki, mereka menciptakan karangan bunga dari masing-masing elemen. Dan mereka menaruh bunga di depan puing-puing Istana Kerajaan itu.

"Selanjutnya, apa rencana kita?" tanya salah satu Peri.

"Bangun kembali Desa ini. Untuk pemimpin, saya tidak tahu siapa." kata Wara.

Salah satu Peri kemudian menciptakan sebuah mahkota lalu memakaikan makhkota ke atas kepala Wara.

"Ma-makhkota?" tanya Wara.

"Butuh pemimpinkan? Sekarang anda pemimpinnya, Raja Wara." kata salah satu Peri.

"Ha-hah? Aku? Raja?" tanya Wara.

"Ya. Kamu kan sudah memimpin perang untuk kebebasan kita kan? Maka dari itu, kau pantas menjadi Raja kami, Raja Wara." kata salah satu Peri.

Semua Peri kemudian tunduk dibawah Wara.

"Hah?"

Wara masih tak mengerti. Kenapa dirinya malah menjadi pemimpin bagi para Peri.

"HIDUP SELAMANYA, RAJA WARA! HIDUP SELAMANYA, RAJA WARA!"

Kata-kata itu menggema ke satu wilayah itu. Mereka semua setuju jika Wara menjadi pemimpin mereka. Wara kemudian mengeluarkan perintah pertama dia sebagai Raja.

"Bangun kembali Desa ini, dan juga Istana!" perintah Wara.

"SIAP RAJA!"

Sejujurnya, Wara belum siap harus memimpin Rakyatnya sebanyak ini. Akan tetapi, ini demi kelangsungan hidup sejahtera para Peri. Ia malah teringat dengan kejadian tadi dimana ia memimpin Rakyat Perinya untuk berperang melawan Sabilia yang makin menjadi-jadi.

Pada saat melihat prosesnya, salah satu Peri bertanya.

"Wahai Raja. Saya dari tadi belum melihat salah satu Peri kita, Hikari. Kemana dia?" tanya Peri.

"Oh iya! Kalau ga salah, Hikari kan dari tadi mengejar Sabilia. Kok ga balik-balik ya?" tanya Wara.

Di sisi Sabilia, Sabilia sedang berjalan tunggang langgang menjauh dari Monster besar yang menjaga Hutan itu serta menjauh dari Wara dan Pasukannya yang mengejarnya. Entah sudah berapa lama ia berjalan menjauh, ia sudah merasakan aura Hutan itu berbeda dari sebelumnya.

Disini, akan dimulai cerita utama yang sebenarnya. Keduanya, akan saling bertemu satu sama lain. Bagaimanakah cerita sebenarnya dimulai?

Arip berjalan mendalam ke Hutan itu.

"Kenapa... Auranya beda banget? Padahal tadi ga segitunya. Apa yang terjadi dah?" tanya Arip.

Arip tak sengaja bertemu dengan seorang wanita dengan gaun ungu, rambut ungu, yang berjalan tunggang langgang. Tubuhnya penuh dengan darah dimana-mana.

"Siapa cewek itu? Kok bisa-bisanya pake dress cakep di Hutan? Emangnya ada prom nite atau pesta dansa di Hutan angker kayak gini?" tanya Arip dalam hati.

Bersamaan dengan itu, perempuan itu juga melihat ke arah Arip. Dia melihat ke arah Arip dengan mata yang lemas.

"Hei, kenapa lu? Lu gapapa kan, Neng?" tanya Arip.

Wanita itu kemudian nge-drop. Dengan cepat, Arip langsung menahan tubuhnya, kemudian mengangkat tubuh wanita itu dan merebahkannya di sebuah batu.

"Lu gapapa kan?" tanya Arip.

Wanita itu tidak bisa menjawab saking lemasnya. Arip kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia melihat ada sebuah air. Arip kemudian menjadikan tangannya sebagai wadah, dan diusap ke luka-luka ke wanita itu.

"Semoga dengan ini, lu baik-baik aja. Semua luka-luka lu, akan hilang seketika. Gue yakin itu." kata Arip.

Arip kemudian mencoba mengajaknya bicara.

"Sebenarnya, apa yang membuat lu seperti ini? Kok bisa sih? Ada orang pake dress, make up cantik kayak gini bisa di Hutan?" tanya Arip.

Wanita itu tetap tidak menjawab.

"Mungkin, lu masih trauma. Yaudah deh, gapapa. Lu istirahat dan tenangkan diri lu." kata Arip.

Tak lama kemudian, Arip membuka seragamnya dan menjadikan seragamnya sebagai jaket kepada perempuan itu agar perempuan itu tidak kedinginan.

"Sekarang lu pake itu. Lu ga akan kedinginan sekarang." kata Arip.

Arip kemudian mencoba mencari makanan.

"Terima.... Ka... Sih..."

Arip kaget tiba-tiba, wanita itu membuka suara.

"A-apa?" tanya Arip.

"Terima... Kasih..." kata wanita itu.

"Iya, sama-sama. Lu udah bisa ngomong? Btw, nama gue Arip. Nama lo siapa?" tanya Arip.

"Sa... Bi... Li... A..." katanya.

"Sa... Bi... Li... A? Sabilia maksud lo?" tanya Arip.

Sabilia mengangguk. Sayangnya, tiba-tiba Monster itu datang lagi.

"Monster? Kok ada Monster disini? Ini gue ada di isekai atau gimana ya?" tanya Arip.

Arip yang tidak tahu apa yang terjadi, ia kemudian maju ke depan untuk melindungi Sabilia dengan pedang kayu kendonya itu.

"Gue ga peduli seberapa gede lu ya, monster jelek! Yang penting, kalau lu berani maju dan sakitin cewek ini, gue mampusin lu!" kata Arip.

Monster itu kemudian menyerang Arip. Arip dengan cepat mengayunkan pedang kayu kendonya untuk menangis monster itu.

"KRAK!"

Monster itu memang berhasil terkena serangan, akan tetapi pedang kayu milik Arip harus patah.

"Pa-patah?"

Arip terkejut dengan apa yang terjadi barusan. Karena terkejut, ia lengah. Dan karena lengah, Arip kemudian diserang oleh Monster itu hingga terpental. Dan dirinya, kemudian tak sadarkan diri.

"BRUK! BRUK! BUGH!"

Samar-samar, sebelum ia pingsan, Arip melihat Sabilia berjalan pergi dari sana.

"Pergi.... Se... Jauh... Mung.... Kin............." kata Arip sebelum pingsan.

Dan satu menit sebelum pingsan, Arip sempat melihat seorang rambut kuning di sampingnya.

"Sia... Pa?"

Karena Arip sudah tidak kuat, ia hanya bisa bicara dalam hati. Pandangan mulai kabur, dan perlahan-lahan mulai gelap. Dan Arip pun, pingsan....

Apa yang akan terjadi setelah Arip sadarkan diri? Apakah dia akan ditolong oleh sosok rambut kuning itu? Atau bagaimana? Siapa sosok rambut kuning itu? Apakah dia Hikari sang Peri cahaya?

Bersambung

1
Harbinger
keren mas R novelnya
Andra Rafiansyah: thanks kawan
total 1 replies
Kakashi Hatake
Mantap jiwa!
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!