NovelToon NovelToon
Harga Diri Yang Terjual

Harga Diri Yang Terjual

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Konflik etika / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / POV Pelakor
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyn malini

Dengan matanya sendiri menyaksikan bagaimana suaminya memuja setiap jengkal tubuh madunya. Dan mendengar pengakuan menyakitkan dari mulut suaminya .
Akhirnya dia lari demi menyelamatkan sang buah hati dari tangan suami dan mertuanya yang ingin memisahkan mereka.

Ashara Ayudia , terpaksa mendewasakan dirinya dengan berbagai cobaan yang menghadangnya. Bekerja keras pontang panting demi kesembuhan anaknya.

Akhirnya Asha harus rela jadi duri dalam rumah tangga orang lain demi nyawa anaknya.

"Apapun akan aku lakukan asalkan bisa menyelamatkan anakku ,termasuk menjual diriku sendiri.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyn malini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan menyakitinya

Semua berkumpul di meja makan saat makan malam . Tak terkecuali Roman juga ada disana. Sementara Asha dan Mbak Anik sibuk menghidangkan santapan malam untuk semua orang.

Tatapan Resha terkunci pada sosok lekaki dewasa di depannya. Mungkin karena dia tidak pernah dekat dengan laki laki dewasa selain dengan Dokter wira. Entahlah... Bisa jadi karena tatapan dingin Roman yang tidak terlepas dari Maminya sedari tadi.

Setelah semua hidangan sudah tersedia, mereka pun mulai bersantap malam. Asha yang sibuk menyuap Resha yang ada disampingnya tidak memperhatikan arah pandang Roman. Tatapan dingin itu tak hentinya merekam setiap gerakan yang Asha lakukan.

Suasana makan malam kali ini begitu membahagiakan bagi Ibu Farida. Ibu Farida merasakan punya keluarga yang lengkap. Ada anak, menantu dan cucunya. Tapi itu hanya dalam angan angan Ibu Farida. Sesaat kemudian Ibu Farida mengeleng gelengkan kepalanya. Hingga menarik perhatian Asha.

" Bunda kenapa, pusing ya ? " Tanya Asha khawatir.

" Tidak, Sha. Bunda baik baik saja, kenapa kamu bertanya seperti itu ? " Tanya Ibu Farida balik .

" Tadi Asha lihat Bunda geleng geleng kepala, apa kepala Bunda sakit ? "

" Ah, tidak. Bunda sehat kok . Ayo lanjutkan makannya. " Kilah Ibu Farida.

Lagi lagi Roman tertampar oleh kenyataan. Wanita yang dia benci ini bukan siapa siapa, tetapi dia bisa memperhatikan hal kecil tentang Bundanya. Sementara Roman yang notabennya adalah anak kandung malah tidak mengetahui apapun tentang Bundanya belakangan ini.

Tidak salah jika wanita ini begitu disayangi oleh sang Bunda. Cara dia menjaga dan merawat anaknya terlihat jika dia ibu yang baik. Balita tiga tahun itu terlihat sehat dan terawat . Juga perhatiannya terhadap dua orang tua itu, terlihat tulus .

Roman tidak bisa mencari celah untuk menjatuhkan Asha. Sampai saat ini Roman masih melihat kehadiran Asha berefek positif untuk Bundanya. Wanita muda itu ringan tangan dan begitu telaten mengerjakan pekerjaan rumah.

Selesai makan keempat wanita beda usia itu plus Mbak Anik berkumpul di ruang tengah. Sambil menonton siaran televisi kesukaan Resha mereka terlibat obrolan seru. Kadang terdengar gelak tawa, kadang terdengar rengekkan manja Resha yang sedang dijahili .

Semua tidak luput dari pantauan Roman dari sudut ruangan itu sembari membaca beberapa buku. Namun mata dan telinganya tidak lepas dari keseruan kelima orang itu.

Tepat jam sembilan malam Asha membopong Resha ke kamar dikarenakan balita cantik itu sudah tertidur. Tidak lama kemudian para wanita tua itu pun beranjak dari sana. Mbak Anik membereskan bekas wadah camilan dan minuman mereka tadi.

Roman hanya menarik napas lelah. Bundanya sama sekali tidak menganggap dia ada. Sepertinya kehadiran Roman tidak berarti baginya. Tidak ada sapaan hangat atau sekedar bertanya. Kerinduannya dengan sikap Bundanya dulu terasa menyiksa.

Roman mulai merasakan apa yang Bundanya rasakan tiga tahun belakangan. Roman yang baru tiga hari merasakannya sudah begitu kesepian ,tersiksa dan tidak tahan. Apa kabar Bundanya yang merasakan tiga tahun.

Roman mengusap wajahnya kemudian meremas rambutnya. Entah apa yang ada dibenaknya selama tiga tahun ini. Hanya bekerja dan menghabiskan waktu bersama istri cantiknya .Terlena oleh rasa cinta bodoh yang memabukkan. Sehingga otaknya dan hatinya tidak lagi bekerja dengan semestinya.

Sentuhan tangan lembut di bahu menyadarkannya dari lamunan. Sang Bunda ternyata telah berdiri disampingnya tanpa dia sadari. Tersenyum padanya walaupun terlihat kaku dan terkesan dipaksakan.

" Eh, Bunda belum tidur ? " Tanyanya gugup.

" Belum. Ada yang ingin Bunda bicarakan denganmu. " Ucap Ibu Farida sembari duduk di kursi sebelah Roman.

" Ada apa, Bun. Sepertinya penting. " Roman pun menutup buku yang memang tak dibacanya .

" Bagi Bunda ini penting, entahlah menurutmu. " Ucap Ibu Farida datar.

" Jika itu penting bagi Bunda pasti penting juga buat Roman, Bun. " Roman meraih tangan Ibu Farida lalu menggenggam jemari tua itu.

" Baiklah , ini tentang Asha . Bagi Bunda Asha,Umi Aminah dan Resha adalah bagian terpenting dalam hidup Bunda saat ini. Bunda harap kamu tidak keberatan dan merasa terganggu karenanya. " Ibu Farida berkata langsung ke intinya dengan lugas dan santai.

Sementara Roman yang mendengar ucapan Ibu Farida hatinya terasa tercubit.

" Apa Roman tidak lagi penting lagi bagi Bunda. " Ucapnya lirih.

" Dari dulu sampai sekarang tempatmu tidak pernah bergeser disini. " Ibu Farida menunjuk dadanya. " Tapi kamulah yang bergeser sendiri dan memilih melupakan orang tua yang tidak berguna ini. " Setiap kata kata itu begitu lembut namun mampu membuat hati Roman terasa dihujam ribuan jarum.

" Maafkan Roman Bunda, Roman sadar telah terlalu menyakiti hati Bunda. Tapi jangan buang Roman dari sana, Bun. " Genggaman Roman pada tangan Ibu Farida mengerat.

" Bunda bukan tipe ibu yang tega membuang anak Roman. Kamu lihat sendirikan ,anak orang lain saja Bunda anggap anak kandung saat ini. Bagaimana mungkin Bunda membuang anak yang Bunda lahirkan sendiri. " Terlihat bibir Ibu Farida menyunggingkan senyuman tipis.

" Tapi kalau anak itu yang membuang ibunya, Bunda harus bilang apa kecuali pasrah menerima. Dan saat ini Bunda sudah ikhlas menerima semuanya, Nak . Kamu boleh pergi ataupun datang sesukamu seperti biasa, Bunda tidak lagi merasa sakit . " Ibu Farida menoleh ke arah Roman dengan senyuman penuh arti.

Sontak Roman bangkit dari duduknya dan bersimpuh di depan Ibu Farida. Meraih kedua tangan yang telah membesarkannya dengan penuh cinta.

" Maaf, Bun. Maaf !! Roman sudah durhaka. Melupakan Bunda yang membesarkan Roman hingga mampu tegak seperti ini. Hukumlah Roman Bunda, apapun itu Roman akan terima." Air mata penyesalan itu tak mampu lagi Roman tahankan.

" Tak perlu sampai begini , Bunda tidak marah apalagi ingin menghukummu . Hanya saja Bunda takut terlalu banyak berharap padamu, dan berakhir dengan kekecewaan. Jadi Bunda mohon biarlah seperti ini agar kita tidak saling melukai. " Ibu Farida tampak tenang dan tidak terpengaruh.

Melihat reaksi sang Bunda yang datar dengan emosi yang stabil membuat Roman sadar jika dia telah menyakiti Bundanya terlalu dalam. Sehingga tidak lagi mampu mengeluarkan air mata dari kedua mata sendu Bundanya karena telah terbiasa dengan rasa sakitnya.

" Jangan diamkan Roman Bunda, Roman mohon. " Sang Bunda menanggapi dengan terkekeh saja.

" Kamu lucu, Nak. Kamulah yang mendiamkan Bunda sedangkan Bunda hanya mengikuti saja agar kamu tetap bahagia dengan semua pilihanmu. Dan Bunda tidak ingin menyulitkan mu."

Roman hanya menunduk. Dia harus lebih sabar lagi untuk saat ini. Pembicaraan ini tidak berpengaruh terhadap Bundanya. Karena apa yang Bunda katakan adalah kebenaran yang tidak dia sangkal.

" Kembali lagi ke topik yang tadi. Bunda tahu kamu tidak menyukai kedekatan Bunda dengan Asha. Bunda bisa melihat ketidak sukaanmu dari tatapanmu padanya. Tapi Bunda mohon jangan sakiti dia baik di sini maupun di kantor. "

" Roman hanya takut Bunda dimanfaatkan oleh kepolosannya. Bunda belum mengenalnya lebih jauh bukan ??

" Dia hanya ibu tunggal yang rela melakukan apapun demi memperjuangkan nyawa anaknya Roman. Tapi dia tidak mau mengemis maupun dikasihani. Dia rela bekerja siang malam demi anaknya. Jangan ragu ketulusannya ! " Terdengar suara Ibu Farida sedikit tinggi dan lantang.

" Jika dia mau Bunda mau menyerahkan setengah dari penghasilan Butik untuknya agar bisa mengobati anaknya tanpa bekerja terlalu keras. Tapi dia tidak mau. Dia malah menawarkan diri menjadi kurir ketring Bunda dengan upah yang sedikit . Tidak cukup segitu saja Roman, masih banyak lagi pekerjaan lain yang dia kerjakan. "

" Kamu lihat tubuh kecil itu ! Tapi dia melakukan hal yang luar biasa sebagai anak dan sebagai seorang ibu. Wajah yang selalu tersenyum itu penuh luka di dalamnya. Jadi Bunda mohon jangan usik dia dan biarkan dia disamping Bunda. " Suara lembut Ibu Farida semakin lirih

" Apapun yang bisa buat Bunda bahagia, Roman terima Bun. Roman janji tidak akan mengusiknya. " Ucap Roman sembari mencium kedua tangan Bunda Farida. " Emang anak kecil itu sakit apa Bunda .Terlihat sehat dan terawat. " Lanjutnya.

" Dia pasien Wira sejak dua tahun belakangan ini. Dan Bunda berjumpa pertama kali di sana. " Jawab Ibu Farida.

" Suaminya ? " Tanya Roman yang sudah penasaran dari tadi.

" Lelaki itu sama dengan Ayah mu. Terobsesi dengan harta dan kedudukan. Dia rela menukar keluarganya demi uang. Bahkan lebih parah lagi, mencampakkan anak yang butuh penanganan khusus dengan seorang ibu yang tidak berdaya. Sungguh menjijikkan. " Tiba tiba wajah Ibu Farida mengeras menahan amarah.

" Sudah Bunda jangan mengingat Ayah lagi kalau itu masih menyakiti Bunda. " Roman mengelus lengan Bundanya.

" Ya sudahlah, Bunda juga mau tidur. Bunda hanya mengingatkanmu saja tentang Asha agar kamu tidak menambah luka yang lain terhadapnya. " Ibu Farida bangkit dari duduknya diikuti Roman. Dan sebelum melangkah dia berkata lagi...

" Sudah tiga hari kamu disini, kapan kamu kembali ? Pulanglah... ! Bunda tidak ingin istrimu menyalahkan Bunda jika kamu terlalu lama disini. " Kemudian barulah Ibu Farida pergi meninggalkan Roman sendiri tanpa menunggu jawaban dari Roman.

" Rasanya tidak ingin kembali ." Keluh Roman dalam hati. Sambil menatap punggung rapuh Bundanya Roman tersenyum penuh arti. Sekarang dia paham apa yang harus dia lakukan agar Bunda mau menerimanya sepenuh hati.

" Mencintai apa yang dicintai oleh orang yang kau cintai adalah bentuk pengabdian cinta sesungguhnya "

( Author 💖 )

...****************...

1
mahira
Luar biasa
Fitra Briana
sm2 mbk,, sy jg mewek trus,, ceritanya bnr2 menguras ht n air mata,, sy suka bgt ceritanya thor/Smile/
Gina Safitri
Luar biasa
Salsa Sal
novel yang keren thor, nyesek luar biasa, ikut terhanyut dg ceritanya, salut buat authornya /Heart/
Rahma Putri
aku udah baca 2kali tapi suka dengan ceritanya
Salsa Sal
cerita y dari awal sudah nyesek banget, semoga Asha menemukan kebahagiaan y ya thor....
Wiedya Stuti
Luar biasa
Ledy Gumay
Lumayan
Nanik Lestyawati
😍😍😍😍
Nancy Nurwezia
Luar biasa
Eko Nur Yanto
mantap thor Lanjutkan
Nancy Nurwezia
jahatnya Kamila.. ular kepala dua.. pura2 baik ternyata nusuk dari dalam..
Riffa
setiap baca novel yg poligami kok ikut nyeseek yaa🥲
Anonymous
ok
Eko Nur Yanto
Lumayan
Bunda
😭😭😭😭😭😭
Bunda
Luar biasa
Bunda
mampir Thor🙏🏻
Anthy Syahrianti Saleng
bagus ceritanya, banyak mengandung bawang 😭😭
Wahyunni Winarto
haduhhh pemeran laki² nya red flag semuaaa🫠🫠🫠
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!