Karena kesalahpahaman, membuat seorang gadis bernama Ghina harus terseret ke sebuah hubungan yang rumit dengan seorang pria yang berusia 25 tahun lebih tua darinya.
Hanya karena wajah yang mirip, Ghina pun harus menerima dijadikan tersangka dibalik kematian seorang pemuda bernama Erfin Darmawan.
Hal itu membuat Erwin Darmawan, yang tidak lain adalah ayah dari Erfin pun akhirnya kembali ke tanah air untuk membalas dendam pada gadis yang sudah membuat putranya meninggal.
Hingga akhirnya Erwin pun dipertemukan dengan Ghina. Gadis yang di duga sebagai alasan di balik kematian putranya. Lalu, mereka pun akhirnya terlibat sebuah hubungan yang cukup rumit.
Lalu, setelah semuanya terbongkar. Mampukah Ghina bertahan dalam penjara cinta dari si pria tua itu??
Dan apa yang akan Erwin lakukan setelah tahu jika ternyata bukan Ghina yang sudah membuat putranya meninggal??
Akan kah Erwin melepaskan Ghina atau malah semakin mengikat gadis itu dalam jerat cinta nya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.24
Ghina terus saja terlihat mengembangkan senyumnya di sepanjang perjalanannya menelusuri daerah pesisir pantai.
Tangan mungil nya tidak lepas dari genggaman tangan seorang pria yang beberapa jam yang lalu sudah resmi menjadi suaminya.
Meski awalnya kaget dan tidak tahu jika Erwin akan menikahinya, tapi setelah Erwin menjelaskan semua nya. Ghina pun akhirnya mau menerima pernikahan itu dan menjadikan pria arogan itu sebagai suaminya.
Toh jika di ingat lagi, Erwin memang harus mempertanggung jawabkan semua yang sudah dia perbuat pada Ghina. Pria itu bahkan dengan teganya merenggut apa yang paling Ghina jaga selama hidupnya.
Bahkan Erwin sampai membuat wanita itu hamil. Namun, sayang Ghina harus kehilangan dua janin yang ada di rahimnya karena kecelakaan yang di sebabkan oleh kekasih Erwin, Sandra.
“Bagaimana? kamu suka tempat ini?” tanya Erwin saat keduanya memutuskan untuk beristirahat di pinggir pantai dengan duduk lesehan di atas hamparan pasir yang luas.
“Suka Mas, suka sekali.” jawab Ghina dengan binar bahagia terpancar dari sorot matanya.
Dan hal itu, selalu berhasil membuat hati Erwin berdebar debar. Hati yang dulu nya dingin dan beku itu pun kini mulai kembali menghangat.
“Mau es kelapa?” tanya Erwin lagi, setelah berhasil mengendalikan dirinya dengan melihat ke sekeliling area pantai.
Rupanya tidak jauh dari tempat mereka duduk ada salah satu penjual yang menjual kelapa muda yang masih segar.
“Boleh,” jawab Ghina menatap hangat ke arah Erwin hingga membuat pria tua yang arogan itu kembali di buat salah tingkah.
“Ya_ya sudah. Kalau begitu tunggu di sini biar aku belikan dulu kelapa mudanya.” jawab Erwin yang tiba tiba saja merasa gugup saat beradu tatapan dengan wanita yang saat ini sudah resmi menjadi istrinya.
Erwin pun segera bangkit dari duduknya dan pergi untuk membeli kelapa muda itu. Namun, saat akan melangkah. Tiba tiba Erwin menghentikan langkahnya ketika tangan mungil Ghina mencekal pergelangan tangan nya.
“Kenapa?” tanya Erwin saat Ghina menghentikan nya untuk pergi.
“Biar aku saja yang beli,” jawab Ghina yang langsung ikut bangkit dari duduknya.
“No, kamu duduk saja disini. Biar Mas yang membelikannya untukmu, ok?” jawab Erwin yang langsung melepaskan cekalan tangan Ghina di tangan nya.
Setelah tangan istrinya itu terlepas, Erwin pun segera beranjak menuju ke penjual kelapa muda itu. Meninggalkan Ghina yang kembali duduk di tempatnya tadi.
“Hai, sendirian saja? Aku temani ya?” ucap seseorang yang tanpa di duga langsung saja mendudukkan dirinya begitu saja di samping Ghina.
Bahkan pemuda itu duduk disamping Ghina tanpa meminta persetujuan nya terlebih dulu. Belum lagi, pria itu duduk dengan begitu dekat nya hingga membuat Ghina merasa tidak nyaman.
“Kamu siapa?” tanya Ghina sembari menatap pemuda itu dengan tatapan penuh dengan tanya.
“Hai, aku Alex. Aku lihat kamu sendirian dari tadi. Makanya aku kemari untuk menemanimu.” jawab nya dengan senyum penuh dengan percaya diri.
Pria dengan kulit sawo matang itu begitu santai nya duduk merapatkan tubuhnya ke tubuh Ghina, hingga membuat wanita itu kembali merasa tidak nyaman.
Ghina pun langsung menggeserkan tubuhnya. Memberi jarak dengan si pria asing yang tiba tiba saja datang dan duduk di dekatnya.
“Ngomong ngomong, kenapa wanita cantik sepertimu duduk sendirian di tepi pantai seperti ini? Apa sedang ada masalah?” tanya nya lagi cukup penasaran dengan si wanita cantik yang ada di samping nya itu.
“Siapa bilang aku sendirian? Aku tidak sendiri kok. Aku ke sini dengan sua___,”
“Dia bersama ku, apa ada masalah pemuda?” sela Erwin. Memotong ucapan Ghina yang akan menjawab pertanyaan dari pemuda itu.
Mendengar suara bariton seseorang. Keduanya pun kompak menoleh ke arah sumber suara. Ghina langsung saja bangun saat melihat siapa orang yang baru saja datang itu.
“Sayang, kenapa lama sekali?” tanya Ghina yang memberanikan diri memanggil Erwin dengan sebutan ‘sayang’ karena merasa takut dengan pria asing yang tadi duduk di samping nya.
Ghina langsung saja menghampiri suami nya lalu bergelayut manja di lengan kekar pria itu. Mencoba berlindung pada Erwin karena perasaan takut saat berhadapan dengan pria asing kembali hadir di dalam dirinya.
Deg
Mendengar Ghina memanggil nya dengan sebutan sayang, jantung Erwin pun kembali berdebar kencang. Namun, pria itu berusaha untuk tetap bersikap tenang meski jantung nya saat ini tengah berdisko ria.
“Oh, sorry. Aku kira dia sendirian, makanya aku kemari untuk menemaninya. Berhubung kamu nggak sendiri, kalau begitu pamit ya,” ucap pemuda bernama Alex itu saat mengetahui jika Ghina tidaklah sendiri.
Alex pun segera beranjak pergi meninggalkan sepasang kekasih itu setelah melihat bagaimana horornya tatapan Erwin saat menatap dirinya.
Setelah kepergian pemuda bernama Alex itu, Erwin pun mengikuti jejak pria tadi. Erwin langsung beranjak pergi dengan membawa serta Ghina untuk ikut bersama dengan nya, meninggalkan tempat itu.
Sementara Ghina yang masih merasa takut dan bingung dengan perubahan sikap Erwin, hanya bisa pasrah saat pria itu membawa nya kembali masuk ke dalam villa. Ghina tahu, jika saat ini suaminya itu tengah menahan rasa kesal karena melihatnya bersama dengan pria lain.
Kreekkkk
Braaakkkkk
Set
“Ma__mmffftttt,” Ghina tidak bisa melanjutkan ucapannya saat Erwin langsung saja membungkam mulutnya dengan bibir pria itu. Saat kedua nya sudah berada di dalam villa.
Ghina yang awalnya kaget pun akhirnya hanya bisa pasrah dan menerima ciuman yang begitu menuntut yang di lakukan oleh Erwin di bibirnya.
Hingga perlahan, Ghina pun mulai membalas ciuman itu untuk mengimbangi permainan lidah suaminya. Pagutan yang awalnya kasar penuh dengan amarah pun perlahan mulai melembut seiring balasan ciuman yang diberikan oleh Ghina pada Erwin.
“Mas,” lirih Ghina setelah Erwin melepaskan pagutan itu di bibirnya.
“Sudah aku katakan, aku tidak suka melihatmu bersama dengan pria lain, kan?” ucap Erwin semakin mendekap erat tubuh Ghina yang masih mengatur nafasnya yang tersengal sengal akibat ulahnya.
“Aku tahu, tapi aku juga tidak memintanya untuk mendekatiku. Aku juga tidak bisa mencegah orang lain atau pria lain datang mendekatiku. Namun percayalah padaku, Mas. Aku tidak mungkin mengkhianati pernikahan kita. Saat ini, aku istrimu dan aku milikmu, Mas.” jawab Ghina membalas pelukan yang Erwin lakukan pada tubuhnya.
Tangan mungil wanita itu membelit pinggang Erwin dengan sangat eratnya. Ghina bahkan membenamkan wajah cantiknya di dada bidang pria itu.
Hingga membuat jantung Erwin kembali berdebar kencang saat mendengar penuturan yang di ucapkan oleh Ghina saat ini perihal status dirinya saat ini, yang mengatakan jika dirinya saat ini adalah istri dan juga milik Erwin sepenuhnya.
“Maafkan aku, aku selalu tidak bisa mengontrol emosi ku setiap kali aku melihatmu bersama dengan pria lain,” bisik Erwin saat Ghina membalas pelukan darinya.
“Memang nya, kenapa bisa begitu?” tanya Ghina dengan suara yang teredam karena wajahnya dia tenggelamkan di dada bidang Erwin.
Saran sedikit parents ghiya/ghina siapa mereka di jelasin lbh mwantap lagi..
Terus & tetap berkarya thor..
krn apa yg ghina alami sy jg blm lama mengalaminya..memang tdk mudah untuk bangkit tp memang kita hrs kuat trs senyum walau ada luka di hati..