NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tersurat

Cinta Yang Tersurat

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:59.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Kisah cinta dua remaja yang membawa mereka pada impian untuk sehidup sesurga.

“Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku” kalimat itu meluncur begitu lantang dari lisan seorang pemuda berseragam putih abu, di hadapannya seorang perempuan berjilbab putih yang menjulur menutupi hampir seluruh tubuhnya tengah tertunduk malu.

“Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.” Helaan nafas terdengar menjadi pamungkas dari ucapan gadis itu.

Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Atau justru hadir orang yang mendahului?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ikhlaskan

Untuk hati ...

Bebaskan dirimu yang terbelenggu dari rasa pedih di masa lalu.

Yang lalu telah berlalu tak akan mungkin bisa diulang.

Berjalanlah ke depan, biarkan ruang itu tetap ada.

Ruang yang di dalamnya sebuah rasa pernah tumbuh.

Namun kini rasa itu menyisakan ruang hampa yang diiringi air mata.

Jika saat ini air mata itu masih ada,

Biarkan air mata itu menjadi saksi dari keberanian dalam mencintai dan saksi dari ketulusan hati yang syarat akan kesetiaan.

Wahai hati, terimalah ...

Terkadang cinta tak selamanya harus memiliki.

Terkadang cinta tak selalu harus berakhir bersama.

Tumbuhkanlah sebuah keikhlasan di palung hati terdalam merelakan apa yang ingin diharapkan.

Karena cinta bukan selalu ada dengannya namun tentang hati yang merelakan dan juga kebahagian akan sebuah rasa walau tak bersama.

Wahai hati, sadarlah ...

Perjalanan cinta endingnya bukan selalu tentang suka cita yang merubah rindu jadi temu, namun cinta terkadang harus dipaksa untuk membawa pada suatu pemahaman tentang kehilangan, merelakan dan juga mengikhlaskan.

Wahai hati ...!

Tetap tegar, walau dari rasa sakit tak urung menyelinap, teruslah untuk selalu bangkit karena bisa jadi di depan nanti, kan kau temukan kembali rasa yang bersemi dalam bahagia seutuhnya.

Kamilia memeluk erat buku kecil yang menjadi tempatnya menggoreskan pena, menuangkan segala rasa, cita dan asa tertuang di sana dan kini lara pun dia tuangkan dalam buku kecil itu.

Notifikasi pesan masuk membuyarkan lamunannya. Segera dia mengusap pipinya yang ternyata basah. Diambilnya ponsel dari atas meja kecil di rumah kontrakannya itu, dan terpampanglah sebuah pesan dari seseorang yang dalam hitungan hari akan menjadi pasangan hidupnya.

'Assalamu'alaikum, sayang!'

'Sudah siapkah? Sopir akan datang menjemputmu selepas salat jumat, bersiaplah. I Miss you❤️'

Emot hati berwarna merah menjadi pamungkas dua pesan yang dikirim Cakra siang itu.

Kamilia yang rencananya akan pulang sendiri menggunakan kereta api tidak diizinkan oleh kedua calon mertuanya, begitupun oleh Cakra. Dengan tegas dia tanpa bisa dicegah, Cakra menyiapkan sebuah mobil dan sopir kepercayaan untuk mengantarkan calon istrinya itu ke kampung halamannya.

'Wa'alaikumsalam. Aku sudah siap, aku akan menunggu, terima kasih, Mas.' balas Kamilia, dan ternyata bercentang satu, mungkin Cakra sudah ke mesjid makanya mematikan ponselnya, pikir Kamilia.

Dibukanya kembali buku kecil yang masih ada dalam dekapannya itu, sebelum pulang dia benar-benar akan membawa kembali semua barang yang akan mengingatkannya pada kisah cinta masa lalunya, dia akan menyimpannya di ruang penglupaan di Garut, tempat asal kisah itu mulai bersemi.

Tes ...tanpa terasa air matanya kembali menetes, bahkan kali ini membasahi buku yang terdapat goresan penanya beberapa menit yang lalu hingga membuat tinta aksara yang diukirnya meleber.

Kamilia mendongak, ia pejamkan mata, berharap semua kenangannya menghilang. Namun yang ada pertemuan singkat antara dirinya dan Ariq beberapa jam yang lalu kembali berputar dalam bayangannya seolah terekam jelas di memori Kamilia.

"Duduklah Milia, buka saja pintunya" titah Ariq saat Kamilia hanya berdiri di ambang pintu, masih terlihat syok dengan kedatangannya.

"Ariq, ada apa?" Kamilia berusaha menyembunyikan kegugupannya, sekacau apapun keadaan hatinya dia harus kuat, tidak boleh terlihat oleh Ariq jika dirinya resah karena pertemuan ini.

"Aku hanya ingin bicara Milia, tenanglah. Bukankah kamu pernah menulis dalam salah satu suratmu waktu itu, jika komunikasi paling nyaman adalah bertemu, bertatap muka, duduk bersama dan saling bertukar cerita?" ucapan Ariq benar-benar mengingatkan Kamilia pada masa lalu mereka.

"Itu dulu, aku rasa untuk saat ini hal itu sudah tidak tepat lagi" Kamilia tidak bisa diam saja, dia harua segera mengakhiri kebersamaan ini.

"Oya? Begitu ya?! Ternyata aku salah ya, masih mengingatnya dan mengamalkannya" ucap Ariq dengan nada yang membuat Kamilia meringis melihat ekspresi Ariq saat mengatakan kalimat itu.

"Maaf Ariq, aku tidak punya banyak waktu. Sebelumnya aku sudah diizinkan kepala sekolah untuk pulang lebih awal, jadi ..."

"Tenang saja, kamu tidak akan terlambat mempersiapkan diri untuk pernikahanmu" potong Ariq cepat, Kamilia hanya bisa diam dan menatap sekilas laki-laki yang duduk di hadapannya itu kemudian kembali mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Kalau begitu katakan, ada perlu apa sampai kamu harus menemuiku ke sini?"

"Selamat, aku hanya ingin mengucapkan selamat atas pernikahanmu"

Hening, Kamilia memilih masih terdiam, menunggu kelanjutan pembicaraan Ariq.

"Milia, kamu menyesal pernah mengenalku dan menungguku?" tanya Ariq, tatapannya tak sedetik pun dia alihkan dari wajah manis Kamilia yang terlihat merona.

"Aku tidak pernah menyesali pertemuanku dengan siapapun, dengan siapapun kita bertemu patut untuk selalu disyukuri, karena dari pertemuan itu pasti akan ada yang kita dapatkan. Jika bukan kenangan maka kita pasti akan mendapat pengalaman dan bahkan pelajaran dari pertemuan itu" jawab Kamilia dengan tenang, keadaan hatinya sudah mulai terkendali.

"Kamu menyesal sudah menungguku?" pertanyaan yang belum dijawab Kamilia kembali Ariq ulang.

Kamilia menarik nafasnya dalam, mengisi setiap kantung alveolusnya yang mulai menipis pasokan oksigennya.

"Sebanyak apapun penyesalan tidak akan pernah dapat mengubah masa lalu. Sebanyak apapun kecemasan, tidak akan dapat mengubah masa depan. Namun, aku percaya, rasa syukur dalam jumlah apapun dapat mengubah hidup kita di masa sekarang." masih dengan ekspresi tenang, Kamilia kembali menjawab pertanyaan Ariq yang seolah jebakan untuknya.

"Kamu semakin dewasa, Milia" gumam Ariq penuh pujian namun masih terdengar jelas oleh Kamilia hingga tidak tahan untuknya membalas ucapan Ariq,

"Seringkali yang mendewasakan kita bukanlah usia, tetapi berbagai peristiwa yang berhasil kita lewati dengan tawa maupun luka." balas Kamilia, membuat Ariq menyunggingkan senyum miris karena dirinya yang telah memberikan luka pada awalnya.

"Kamu bahagia sekarang?" pertanyaan Ariq semakin menelisik, Kamilia tahu Ariq hanya sedang memancing dirinya, menguji rasa yang pernah tertuju padanya."

"Tentu, berdamai dengan diri sendiri adalah proses dalam hidup, karena setiap manusia bertugas untuk bertumbuh, bukan menjadi sempurna tetapi menjadi dewasa"

Nyesss ...lagi-lagi jawaban Kamilia membuat sesuatu dalam hati Ariq semakin bergejolak. Wanita yang dirindukannya itu benar-benar semakin membuatnya kagum dengan pemikirannya.

"Aku senang melihatmu baik-baik saja, Milia." lirih Ariq mengatakannya sambil menunduk, bulir bening tertangkap netra Kamilia jatuh ke pangkuan laki-laki itu.

"Aku menyesal Milia, harusnya saat pulang aku langsung menemui dirimu, tapi ternyata kamu membuktikan ucapanmu, sudah ada yang telah mendahului aku"

"Ariq ..."

"Aku menyesal Milia, aku yang salah Milia, aku salah" isak tertahan terdengar menyayat hati Milia, Ariq berkata dengan posisi menunduk, tak sanggup jika dia harus menatap Kamilia meski ingin.

"Ariq ..." detak jantung Kamilia semakin meningkat, debaran dadanya terasa menyesakan, untuk pertama kalinya dia melihat keputus asaan seorang Ariq.

"Aku tahu tidak mudah untukmu menungguku, menjalani penantian itu sulit. Aku yakin godaan bisikan setan tak jarang menguji kesetiaanmu, namun kamu bertahan, berjuang untuk menahan diri, berbekal keyakinan akan janji yang pernah kuucap, kamu junjung tinggi kesetiaan dan ketulusanmu, Milia dan aku menyia-nyiakannya, maafkan aku."

"Ariq, cukup, sadarlah, kamu sudah melewati batas, istighfarlah, yakinlah dan fahami jika yang terjadi hari ini adalah rencana terbaik dari Sang Pemilik hidup dan mati manusia, Allah." Kamilia panik, dia berusaha menyadarkan Ariq berharap dia pun legowo menerima kenyataan yang terjadi.

Ariq tersadar, dia sudah berlebihan saat ini.

"Maaf, maafkan aku Milia, tidak seharusnya aku seperti ini di hadapanmu. Maafkan aku, aku tidak bermaksud buruk. Jika pada akhirnya bukan aku yang menjadi pendampingmu, tidak apa-apa. Jujur, aku tidak munafik, rasanya memang sakit tapi jika takdirmu bukan denganku aku bisa apa? Merusak kebahagiaanmu? Tidak, aku menyayangimu, do'aku selalu yang terbaik untukmu." Ariq sudah berhasil menguasai dirinya, dia mengusap wajahnya dan berusaha menampilkan senyum terbaiknya, menatap Kamilia.

"Terima kasih jika kamu faham, takdir kita mungkin hanyalah singgah yang tidak berakhir indah, kenal yang tidak berakhir kekal, dan takdir yang sekedar mampir. Allah lebih tahu yang terbaik untuk kita, hidup ini adalah tentang hari ini, jalani, ikhlaskan dan syukuri sebab besok, cerita kita masih misteri." pungkas Kamilia dan diangguki oleh Ariq, pertanda sepakat dengan apa yang Kamilia ucapkan, keduanya pun saling menatap dan berusaha saling melempar senyum sebelum akhirnya Kamilia memilih pergi lebih dulu dari ruangan itu tanpa menoleh, meninggalkan Ariq dengan wajah sendunya.

1
Meli Anja
kalau cakra tau ariq cinta masa lalunya kamilia ..dia tambah drop atau jadi tenang ya?secara dia bisa menitipkan kamil dan anaknya ke orang yang tepat mungkin?lanjut kak
Mukmini Salasiyanti
Speechless....
whatever...
Fighting, Cakra!!!

Baarokallohu fiiki...
Lanjut dan semangat, Author qu??
🥰😍
Chu Shoyanie
Aku fikir aman ko,Ariq tau&ngerti ,apalagi semua lulusan pesantren
Yhanie Shalue
ikut nyesek baca part ini Thor,, berharap cakra bisa sembuh tp kok kemungkinan kecil,, smg nanti cakra tahu kisah siapa kekasih kamil dulu trs cakra meminta Ariq untuk menggantikan nya seandainya cakra bener2 udah tiada😌
dyah EkaPratiwi
Huhh nggak bisa bayangin gmn perasaan cakra, semangat cakra. Semoga menemukan bahagianya. Semangat sembuh
Adiba Shakila Atmarini
lnjut up thor..
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Mukmini Salasiyanti
Semangat, Cak!
😘🥰😍
Meli Anja
lanjut kak
Lies Raylan
makasih Author, ayo terus lanjutkan dan tetap semangat.........
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah, semangat sembuh cakra buat anak istri
Lies Raylan
atau Author akan "membunuh" Cakra ?
karena, biasanya orang yang abis koma, sadar biasanya terus bobok untuk selamanya. se akan2 kesadarannya itu hanya untuk berpamitan/meninggalkan kesan yang baik.
begitukah Author ?
Lies Raylan
wow, lama amat ya........
dosa lho bikin orang penasaran
Meli Anja
lanjut kak
Mukmini Salasiyanti
maaf, thorqu..
aqu suudhzon ni ma, Author...
seperti melambat lambatkan kesembuhan Cakra....
pdhl, deg deg an jg aqu nunggu next Bab nya....
🥰😍🤣
Semangat, thorqu!!!!!
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah, ayo semangat sehat cakra buat baby dan kamilia
Lies Raylan
bukankah cinta tidak harus *diucapkan*,
tapi dibuktikan dalam tingkah laku, pengorbanan dan tutur kata keseharian ?
Chu Shoyanie
Dahsyatnya pesona Kamilia smp bisa membuat Cakra cpt move on,good 3x👍👍👍😍
Meli Anja
lanjut kak
Mae Munah
kamilia..katakan cinta dong sama cakra, jangan bilang kalau tebakanku benar bahwa hati kamu tidak mencintainya..aku yakin setiap hari bersama tidak mungkin tidak cinta..ayo kamilia katakan cinta karena cakra sangat ingin mendengarnya darimu..jangan sampe terlambat dan berakhir menyesal.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!