NovelToon NovelToon
Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos

Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / One Night Stand / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Office Romance
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

“Laki-laki mana yang mau menikahi wanita mandul?” sinis ibu Mimi, selaku ibu mertua Alina.

Dituduh mandul lantaran tak kunjung hamil setelah lima tahun pernikahan. Kemudian dipoligami, tapi berakhir dicerai karena menolak menjadi pembantu untuk sang madu yang lagi-lagi hamil. Alina Princesela Kalandra, merasakan semua itu. Namun setelah resmi menjadi janda, Alina yang sempat terjebak ‘cinta satu malam’ dengan Dharen sang bos, justru dinyatakan hamil!

Sebenarnya, apa yang terjadi? Kenapa wanita tangguh yang dianggap hina oleh mantan suami, mantan ibu mertua, bahkan pihak dari madunya hanya karena Alina orang kampung sekaligus dianggap mandul, justru hamil? Parahnya, Alina terancam menjadi nyonya besar. Sementara Dharen yang berasal dari keluarga kaya raya, merupakan bos Yusuf—mantan suami Alina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 : Menyusun Rencana Dan Persiapan

Keesokan harinya, hingga pagi menjelang siang, Alina tetap tidak mendapatkan kabar dari Yusuf maupun ibu Mimi. Pernikahan Yusuf dan Rita seolah sengaja disembunyikan dari Alina.

“Oke, kalian yang berulah. Kalian juga yang harus menanggungnya. Beneran enggak ada itikad baiknya sama sekali!” Alina berangsur menggunakan ponselnya. Ia memilih kontak bernama Rain, kemudian meneleponnya.

Tak butuh waktu lama bagi Alina untuk bisa terhubung dengan Rain yang ia telepon. Karena Rain memang dengan sigap menjawab.

“Assalamualaikum, Mbak Alina? Bagaimana? Ada yang bisa saya bant.ing? Eh, maksudnya, ada yang bisa saya bantu?” balas Rain dari seberang terdengar bercanda.

“Waalaikumsalam, Rain. Rain, sore ini, kamu nganggur, enggak? Yuk buat konten di kondangan suami yang poligami, tapi istri pertama sama sekali enggak dikabari. Kalau bisa, bawa banyak pasukan, ya. Biar pasukan kita makan-makan ngabisin prasmanan. Bangkrut-bangkrut yang punya hajat!” ucap Alina sangat bersemangat.

“Seriusnya pakai banget, malahan!” yakin Alina yang meminta Rain membawa pasukan minimal 20 orang. “Kalau bisa cari tukang bangunan. Sabtu sore biasanya mereka sedang capek-capeknya dan butuh banyak asupan. Jadi, makanannya pun enggak mubazir!”

“Aku jamin, misi kita bakalan viral dan kamu juga bisa dapat banyak keuntungan!” yakin Alina yang langsung disanggupi oleh lawan bicaranya.

Di tempat berbeda, Rita dan mamanya baru saja dijemput Yusuf maupun ibu Mimi menggunakan taksi online.

“Lagian, kenapa mobil Mas Ucup sampai dibelek jadi dua sih? Kan jadi enggak bisa dipake-pake,” ucap Rita menyayangkan keadaan mobil calon suaminya, tanpa mengetahui perkara yang terjadi.

Yusuf yang duduk di sebelah sopir, langsung tidak bisa menjawab. Lain dengan ibu Mimi yang dengan pongah berdalih sudah bosan.

“Mau beli yang baru, yang lebih bagus dan lebih mahal saja!” yakin ibu Mimi.

Ketika Rita dan sang mama langsung kegirangan karena biar bagaimanapun, mereka akan turut serta menikmati mobil baru yang dimaksud. Tidak dengan sopir taksi onlinen-nya.

“Biasanya sih yang sombong begini, justru enggak mampu beli!” batin sang sopir diam-diam melirik sinis setiap wajah penumpangnya.

“Aku sengaja enggak mengabari Alina agar dia enggak bikin rusuh di acara. Apalagi jika melihat kedekatannya dengan Dharen, beneran bahaya!” batin Yusuf.

Meski akan menikah lagi dan otomatis kembali merasakan indahnya menjadi pengantin baru, kali ini Yusuf terlihat jauh dari bahagia. Yusuf terlihat sangat tertekan, dan sekadar melirik Rita yang kerap bermain mata kepadanya saja, Yusuf enggan melakukannya.

Kini, mereka belum ada yang dandan. Namun bawaan mereka sangat banyak. Rencananya, mereka akan melakukan persiapan besar-besaran di hotel tempat mereka menggelar resepsi.

***

“Ini kita mau ke mana?” tanya Alina tak lama setelah Dharen membuat mereka keluar dari ruang kerja.

Baik Dharen maupun Alina, sampai membawa tas mereka.

“Ke butik sekaligus salon oma Arnita. Kakek bilang, oma sudah sediain pakaian khusus buat kita kondangan,” ucap Dharen yang sedang dalam mode serius. Benar-benar jauh dari kata tengil karena mereka memang akan lewat di depan banyak karyawan.

“Kakek Restu seolah sudah tahu semuanya. Hanya saja, aku masih dibiarkan untuk mengeksekusinya sendiri. Kakek Restu juga melakukan apa yang orang tuaku lakukan. Mereka tidak ikut campur, tapi terus memantau sekaligus diam-diam membantu,” pikir Alina berangsur memutari mobil bagian depan milik Dharen.

Dharen hendak menyetir sendiri, tapi dengan jailnya ia meninggal Alina. Alina sampai berlari kemudian loncat duduk di sebelah Dharen.

“Gue suka gaya kamu, Sus! Hahahaha!” heboh Dharen merasa sangat puas.

Alina yang telanjur kesal, sengaja memberikan jari tengah tangan kanannya kepada Dharen. Namun, lawannya itu justru makin ngakak sambil terus menyetir.

“Enggak tahu saja nih orang kalau di kepalaku sudah ada bara api!” batin Alina segera memakai sabuk pengaman.

Di butik milik oma Arnita yang merupakan nenek kandung Dharen, kehadiran bos tengil dan sekretaris jan.cuk itu langsung disambut baik.

“Kalian enggak usah baik-baik ke sekretarisku. Sudah, jangan dibukain pintu. Jangan diizinin masuk, suruh keluar dan nunggu dulu di luar!” heboh Dharen lagi-lagi usil kepada Alina.

Dharen sampai mengangkat tubuh Alina, bermaksud membuat tubuh yang baginya kurus itu keluar dari butik. Namun, dengan sigap Alina mendekap tubuh Dharen.

“Bos ih ... nanti kalau aku ngambek, Bos kondangan sendiri loh!” seru Alina sengaja mengancam.

Suasana butik memang sedang sepi. Hingga Dharen sengaja menjaili Alina sebagai bagian dari hiburan grat.isnya. Barulah setelah sang oma sampai keluar dari butik untuk menghampiri, Dharen kebingungan dan tak berulah lagi.

Kebersamaan dengan oma Arnita membuat Alina menyadari, di depan sang oma, Dharen tak ubahnya orang introvert. Dharen benar-benar akan ugal-ugalan jika hanya sedang bersama Alina.

“Kenapa ke nenek sendiri jadi tertutup? Padahal, oma Arnita baik banget loh orangnya,” batin Alina yang diajak memilih gaun di ruang khusus oleh oma Arnita. Sementara Dharen memilih duduk diam mirip orang tersesat di sofa sana.

“Mas, mau pakai yang mana?” tanya oma Arnita benar-benar lembut.

“Yang penting aku enggak dikasih gaun, pasti aku pakai,” ucap Dharen masih anteng duduk menunggu.

“Kalau lagi diem begitu, aku malah kasihan. Beneran embrio cebong yang kesepian!” batin Alina yang dikejutkan dengan pilihan gaun pengantin dari oma Arnita.

Gaun Sabrina warna putih, berlengan pendek, sementara bagian punggungnya agak jatuh. Hingga siapa pun yang memakainya termasuk Alina, pasti akan terekspos bagian punggungnya.

“Nah, pakai itu Sus, biar enggak malu-maluin. Itu, punggung kamu kurapan enggak? Kalau iya, wajib didempul di salon sebelah biar enggak malu-maluin!” komentar Dharen yang diam-diam, sangat ingin melihat Alina memakai gaun pilihan sang oma.

Apa yang Dharen katakan, sukses membuat oma Arnita menahan tawa. Lain dengan Alina yang tan segan mendengkus sinis.

“Oma, di setiap saya kelihatan cantik, Bos Dharen selalu ngajak saya buat dugem!” yakin Alina sengaja mengadu.

“Ngarang banget kamu Sus. Dugem apaan? Yang ada, aku malah ngajak kamu ikut pengajian, kan?” kesal Dharen sambil menghampiri kebersamaan.

“Pengajian di club apa diskotik, gitu maksudnya?” sinis Alina dan membuat oma Arnita makin sibuk menahan tawa.

Setelah Dharen sampai di dekat oma Arnita, pemuda itu diberi jas warna abu-abu gelap, kemeja lengan panjang warna putih, lengkap dengan dasi dan juga celana bahan panjang warna abu-abu gelap.

“Ini kita jangan sampai lebih keren dari pengantinnya,” ucap Dharen langsung menerima satu paket pakaian pemberian sang oma, tanpa syarat.

Dharen langsung masuk ke ruang ganti. Lain dengan Alina yang oma Arnita bawa ke salon sebelah. Salon yang masih menjadi bagian dari bisnisnya.

Dharen yang sempat masuk ruang ganti, berangsur keluar. Ia melongok kepergian Alina dan sang oma. Gaun putih pilihan sang oma, sudah sampai dibawa. Dengan kata lain, Alina benar-benar akan memakai gaun tersebut.

“Mau jadi secantik apa si Sus janc.uk, kalau tanpa dimacam-macam saja, dia sudah cantik?” pikir Dharen jadi penasaran sendiri.

1
Verawati Khaira
Luar biasa
Verawati Khaira
Lumayan
Zuriana Nisa
karya kakak memang yg paling ok,
ngak novel yg menye2 kak,
pokoknya tetap semangat buat kak,
lanjut yg akina dulu kak.
Myss Guccy
astaghfirullah Miranda .. 🤣🤣🤣
Myss Guccy
🤣🤣🤣🤣 author the best lah... penghilang stress 🤣
Myss Guccy
astaghfirullah 🤣🤣
Myss Guccy
wanita kampung Indonesia raya memang top.. ku kasih jempol👍👍👍👍 bwt author nya🤗🤗
Nani Rodiah
Luar biasa
Nani Rodiah
Lumayan
Erina Munir
tolong dong thor ucup sama akina manaa
Erina Munir
ok thoor...tq thoor
Erina Munir
kata seorang ustadz...obat kanker itu...zikir n istigfar thor...in syaa Allah sembuh...
Erina Munir
hahaa bebesanan semoga
Erina Munir
🤣 cemen dharen...
Erina Munir
lanjuit thoor.mm
Erina Munir
🤣🤣🤣🤣🤣 dharen .. dharen...aya2 wae
Erina Munir
kesian juga ya rita ...jdi seperti itu
Erina Munir
kasih lah thor yusuf jodoh...kesian...tpi yg pengertian kasihnya ya thoor
Erina Munir
wah Alina mujur banget dpt sepasang...adil deh...alhamdulillah
Erina Munir
jdi ikutan sedih yaak akuhh....😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!