NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:229.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengunjungi Apartemen Selly

Selesai bekerja, Danzel langsung melajukan mobilnya menuju perusahaan tempat Luna bekerja. Dia memang sengaja menyetir sendiri karena hari ini, dia akan menjemput sang istri dan melanjutkan perjalanan mereka menuju apartemen Selly untuk meminta maaf pada gadis itu dan kekasihnya. Hal yang belum pernah Danzel lakukan, namun demi Luna, dia akan melakukan apapun asalkan istrinya itu merasa senang.

Seperti biasa, saat tiba, Danzel menghentikan mobilnya sedikit jauh dari perusahaan. Dia duduk bersandar lalu mengeluarkan handphonenya. Dia akan mengirim pesan pada Luna.

^^^Danzel ^^^

^^^Aku sudah di depan perusahaan. ^^^

Danzel terdiam setelah mengirimkan pesan tersebut. Setelah beberapa saat, notifikasi pesan masuk di handphone Danzel.

Luna

Belum waktunya pulang. Masih tersisa tiga puluh menit lagi. Kenapa kau cepat sekali? Pasti kau bolos kerja kan?

Danzel terkekeh pelan membaca pesan dari Luna. Dia memutuskan untuk tidak membalas pesan dari Luna. Menyandarkan tubuhnya, dengan sabar Danzel menunggu Luna menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah 30 menit, Luna akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Dia langsung memasuki mobil Danzel setelah merasa situasi aman.

"Kenapa kau cepat sekali datang? Kau jadi lama menungguku. Pasti membosankan, kan?" ucap Luna setelah duduk di sebelah Danzel.

Danzel tersenyum tipis. Dia mendekatkan wajahnya pada Luna lalu mengecup kening gadis itu. Kemudian kembali menjauhkan wajahnya.

"Sedikit membosankan. Tapi semuanya terbayar saat melihatmu," ujar Danzel, membuat Luna mengulum senyum. Dia tak menyangka Danzel bisa berkata manis seperti ini.

"Kita jalan sekarang?" tanya Danzel yang mendapat anggukkan Luna.

Sebenarnya mereka berencana meminta maaf setelah pulang kerja dengan mengajak Selly dan Ivan untuk makan bersama. Namun, kedua orang itu malah tidak masuk kerja. Jadi rencana dibatalkan dan mereka memilih mendatangi kedua orang itu di apartemen mereka.

"Kedua temanmu itu berada di unit yang sama?" Luna langsung menoleh mendengar pertanyaan Danzel.

"Tidak. Mereka tinggal di unit yang berbeda. Tapi berdekatan."

Danzel mengangguk. Dia kembali fokus melajukan mobilnya menuju alamat apartemen yang Luna beritahukan. Sementara Luna, dia merasa kasian pada Danzel. Suaminya pasti lelah bekerja. Sekarang dia bertambah lelah karena harus menyetir.

Jarak dari perusahaan Danzel ke tempatnya bekerja sekitar 1 jam. Sementara jarak kantornya ke apartemen Selly hampir 1 setengah jam. Suaminya pasti lelah menyetir sendirian selama itu.

"Danzel," panggil Luna lembut.

"Hmm?" Danzel menoleh sejenak, lalu kembali fokus menyetir.

"Ayo, kita putar balik saja."

Kening Danzel seketika mengerut mendengar ucapan Luna. "Kenapa?" tanyanya.

"Aku kasian padamu. Kau pasti lelah menyetir sendirian. Selagi belum terlalu jauh, kita kembali saja. Tunggu Selly dan Ivan masuk kerja, baru ku beritahu. Kita bisa bertemu di restoran atau cafe dekat kantor saja."

Danzel tersenyum tipis mendengar ucapan Luna. Dia melepas sebelah tangannya yang memegang setir, lalu meraih sebelah tangan Luna. Dengan lembut dia membawa tangan itu mendekati bibirnya dan mengecupnya.

"Aku tidak lelah. Kau lupa? Aku beristirahat 30 menit menunggumu tadi. Ditambah melihatmu, semua lelahku hilang. Aku sangat bersemangat sekarang. Jadi, kau tidak perlu khawatir."

Luna mengangguk pelan. Danzel benar-benar berubah sekarang. Sikap lembut pria itu membuatnya merasa senang dan begitu nyaman.

Danzel kembali fokus menyetir. Setelah cukup lama menempuh perjalanan, mereka tiba di apartemen tempat Selly dan Ivan tinggal.

Danzel meraih tangan Luna dan menggenggamnya. Keduanya berjalan bersama menuju lift yang akan membawa mereka menuju lantai apartemen dimana unit Selly dan Ivan berada.

Setelah lift berhenti keduanya langsung menuju unit Selly. Genggaman tangan Danzel tak sedikitpun terlepas. Dia seolah tak peduli dengan tatapan beberapa orang yang berpapasan dengan mereka.

"Di sini unitnya?" tanya Danzel yang dibalas anggukkan Luna.

Gadis itu menekan bel, lalu mengetuk pintu. Tak berapa lama, pintu terbuka. Bukan Selly yang membuka, melainkan Ivan.

"Luna?" ucap Ivan pelan. Dia kemudian menatap Danzel dan sedikit menundukkan kepalanya. "Tuan," sapanya.

Danzel menganggukkan kepalanya, membalas Ivan. Tapi dalam hatinya sedikit merasa heran. Sikap Ivan begitu menghormatinya. Seolah pria itu tahu, siapa dirinya.

"Ayo, masuk. Selly sedang memasak," ucap Ivan.

Keduanya bergegas masuk mengikuti Ivan. Mereka duduk di ruang tamu bersama Ivan. Tapi, beberapa detik kemudian, terdengar teriakan Selly yang berjalan mendekat ke arah ruang tamu.

"Sayang, siapa yang dat— Luna? Hehehe... Kau datang?" ujarnya. Dia lalu menatap ke sebelah Luna, dimana ada Danzel disana. "Tuan," sapanya, yang juga dibalas anggukkan Danzel.

"Aku pikir kalian tidak akan datang," ujar Selly. Dia mengambil tempat di sebelah Ivan.

"Aku sudah mengajak Danzel kembali tadi. Tapi dia menolak dan tetap mau kesini," ucap Luna. "Lagian, kau dan Ivan kenapa tidak masuk kerja? Katanya sakit. Kenapa kalian berdua baik-baik saja sekarang?"

"Hehehe.... Aku hanya beralasan. Aku sedang malas bekerja."

"Lalu Ivan?"

"Aku memaksanya untuk menemaniku," jawab Selly santai.

"Ck. Calon istrimu memang aneh, Ivan!"

"Tidak apa-apa. Aku tetap mencintanya," balas Ivan yang membuat Luna memutar bola matanya.

Keempat orang itu kemudian lanjut berbincang. Danzel mulai mengutarakan maksud kedatangannya. Selly yang memang mengagumi Danzel sejak dulu banyak bertanya pada lelaki itu. Dia sangat senang bisa bertemu langsung dengan Danzel. Dia bahkan berterima kasih pada Luna berkali-kali karena sudah mau membiarkan Danzel bertemu mereka.

Luna sampai menggeleng-geleng melihat tingkah Selly. Meski begitu, Selly juga tidak lupa menagih janji Luna untuk menceritakan awal mula pernikahan Luna dan Danzel. Luna tak bisa mengelak dan menepati janjinya. Danzel juga sesekali ikut bercerita, membuat Luna merasa senang.

Setelah berbincang-bincang, mereka melanjutkan dengan makan malam. Kemudian Luna dan Danzel berpamitan.

***

Danzel dan Luna berjalan bergandengan menuju rumahnya. Keduanya baru saja tiba setelah melakukan perjalanan dari apartemen Selly. Saat tangan Danzel terulur hendak membuka pintu rumah, pintu lebih dulu terbuka. Di depan mereka, berdiri Bibi Marry dan Bibi Berna.

"Bibi? Kalian belum kembali?" tanya Luna sambil berjalan masuk mengikuti tarikan Danzel.

"Belum, Nyonya. Kami tidak bisa kembali jika Nyonya dan Tuan tidak di rumah," ucap Bibi Marry.

"Kami mengkhawatirkan Nyonya dan Tuan. Tidak biasanya Nyonya pulang terlambat seperti ini," lanjut Bibi Berna. Wanita itu memang susah menahan apa yang ingin dia katakan.

Luna tersenyum pada kedua artnya itu. "Terima kasih kalian sudah mengkhawatirkan kami. Aku minta maaf karena tidak mengabari kalian," ujar Luna.

Bibi Marry jadi merasa tidak enak karena Luna meminta maaf. Sementara Bibi Berna, wanita itu terlihat mengangguk, mengiyakan ucapan Luna.

"Apa Nyonya dan Tuan sudah makan? Kami sudah memasak makan malam. Mungkin sudah dingin. Akan kami panas kan lagi jika Nyonya dan Tuan ingin makan."

Luna menatap pada Danzel, yang dibalas dengan tatapan lembut lelaki itu. Setelah itu, dia kembali menatap kedua artnya.

"Sebenarnya, aku dan Danzel sudah makan. Tapi, sekarang aku ingin makan lagi," ucap Luna. Perutnya terasa masih kenyang. Tapi, dia tidak ingin mengecewakan kedua artnya yang sudah bersusah payah menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Baiklah, Nyonya. Akan kami panaskan lagi," ucap Bibi Marry.

"Ya, tapi kalian juga makan ya?" ucap Luna membuat dua artnya itu saling memandang. "Danzel, kau juga ikut makan," lanjut Luna.

"Tidak!" balas Danzel. "Kau jika sudah kenyang, tidak perlu memaksakan diri," sambung Danzel.

"Aku tidak memaksakan diri. Aku memang ingin makan."

"Oh ya, Bibi Berna. Panggilkan juga pak Wang dan pak security. Kita makan bersama."

Bibi Berna tak langsung menjawab seperti tadi. Dia terdiam dan sedikit menundukkan wajahnya. Luna jadi bingung dengan sikap Bibi Berna. Dia lalu menyadari sesuatu. Ternyata Danzel yang membuat artnya itu seperti ini.

"Danzel, kau mengizinkan pak Wang dan pak security makan disini kan?" tanya Luna manja. Dia memeluk erat lengan Danzel. Membuat Danzel menarik nafasnya dan mengangguk mengiyakan.

Mendapat izin Danzel, Bibi Berna bergegas memanggil kedua rekan kerjanya. Tak lama mereka datang bersama Bibi Berna.

Acara makan tersebut terasa menyenangkan karena meraka makan bersama. Keempat pekerja tersebut terkadang canggung menjawab pertanyaan Luna atau sekedar mengobrol. Namun, setelah Danzel mengizinkan mereka, keempat pekerja itu mengambil kesempatan. Mereka satu persatu mengucapkan terima kasih pada Luna atas hadiah yang gadis itu berikan ketika kembali dari tour.

1
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
🍏A↪(Jabar)📍
up
Diana
baru ketemu cerita ini langsung gak bisa berhenti baca walaupun mata sdh sepet krn baca sampai dini hari🧐
🍏A↪(Jabar)📍
lanjut
Diah Anggraini
guut danzel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!