Namaku Tiara Putri Mahesa, aku menikah dengan seorang Pria bernama Rio Anggara. Seorang pemuda sukses berjabatan Manager di Perusahaan Besar, dia sangat mencintaiku. Namun sikap dan sifatnya lambat laun berubah, dia menafkahiku dengan tidak layak, bahkan kerab tidak memberiku nafkah. Padahal Tugas Seorang Suami memberi Nafkah Lahir dan Batin Terhadap Istrinya. Tak jarang aku pun bagai seorang pengemis yang harus berkali kali mengiba meminta hakku. Namun kesabaranku seolah di injak injak dengan perbuatannya di belakangku, lelah dengan kesabaran yang tak pernah di hargai. Akhirnya aku Berontak dan Mundur.
Bagaimana kelanjutan kisahku? Yuk baca kisahku
Happy Reading❤️🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cillato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Mawar
"Mas, Mas Rio.. Kamu kok malah melamun sih, untung aja kita udah berhenti dan menepi di pinggir jalan. Coba kalau mas melamun saat menyetir tadi, bisa kecelakaan kita!". Ucap Mawar dengan kesal
Sebenarnya saat tadi Mawar tengah berbicara panjang lebar, Rio memutuskan untuk menepikan mobilnya di pinggir jalan. Karena dia tahu bagaimana Mawar jika sedang sensitif dan marah, pasti dia akan mengomel panjang lebar mengeluarkan semua unek unek di dalam hatinya. Demi keselamatan bersama, Rio pun memarkirkan mobilnya di pinggir jalan
Rio juga ingin menikahi Mawar, siapa sih lelaki yang tidak mau menikahinya. Mawar cantik, berpendidikan, mempunyai keluarga dengan derajat yang tinggi, dan tentu saja mempunyai harta yang banyak.
Namun Rio sedari tadi melamun, memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang tersebut. Uang untuk Dapur dan juga Mahar pernikahannya.
Gila, memikirkannya saja, Rio sudah bertambah pusing, kepalanya berdenyut nyeri. Rio memijit pelipisnya yang berdenyut.
"Mas kamu kok malah melamun sih, pikirkan dong dari mana kamu dapat uang untuk menikah dengan ku!". Mawar berbicara sambil mengomel
Rio hanya memandang ke arah Mawar, dia hanya melihat tanpa mengatakan sepatah kata pun. Rio masih bingung memikirkannya.
Melihat sikap Rio yang seperti itu, Mawar mendengus seraya menatap ke arah Rio dengan tatapan mata tajam. Sehingga berhasil membuat Rio menghela nafas panjangnya.
"Sayang, mas mau menikah denganmu. Sangat mau malahan, tapi coba kamu bicarakan dulu sama bapak dan ibu kamu. Apa semua itu gk berlebihan? Mas mana punya uang segitu sayang". Ujar Rio dengan lembut
"Berlebihan apa sih mas? Udah deh, gak usah kebanyakan bicara kamu mas. jadi kamu keberatan kan dengan persyaratan bapak, dan kamu tidak bahagia mendengar ucapan bapak yang merestui pernikahan kita". Ucap Mawar dengan nada sedikit meninggi.
Ekspresi Mawar saat ini tengah kesal, kecewa dan marah. Di tambah kondisinya yang tengah hamil membuat mood swingnya tidak terjaga, jika dia tengah marah maka emosinya akan meledak ledak.
"Bukan begitu maksud mas sayang, Mas Bahagia Bapak merestui hubungan kita. Tapi kalau harus menyediakan uang sebanyak itu, Tentu saja rasa kebahagiaan yang tadi langsung berkurang setengahnya". Ucap Rio dengan nada lesu tak bersemangat
"Udah deh mas, kamu gk usah ke banyakan bicara! Kamu itu cuma mikirin uang, uang, dan uang mulu. Kok kelihatannya kamu takut banget sih mengeluarkan uang untuk pernikahan kita? Ini pernikahan kita sendiri loh mas, bukan pernikahan orang lain". kata Mawar menjeda ucapannya
"Dan ingat ya mas, aku ini masih gadis dan belum pernah menikah, sedangkan kamu itu seorang duda. Jadi wajar dong mas kalau Bapak dan ibu aku meminta uang dapur dan juga mahar segitu. Dan aku juga memiliki aset yang tidak di miliki oleh wanita lain apalagi mantan istrimu itu!". Ujar Mawar dengan sombongnya
Mawar belum tahu saja, jika mantan istri Rio yang tak lain adalah Tiara. Seorang pewaris Perusahaan Besar di kota, jika Mawar tahu mungkin Mawar bisa kejang kejang.
Saat ini Mawar muak melihat tingkah Rio yang menyebalkan, Seolah olah Rio keberatan untuk mengeluarkan uang agar mereka bisa menikah.
"Ingat ya mas, cari uang itu sampai dapat. Uang bisa di cari mas, tapi wanita seperti aku ini susah di dapatkan. Apa mas mau, aku tinggalkan untuk ke dua kalinya ha? Aku juga akan menggugurkan janin ini. Aku juga akan datang ke kantor mas, untuk memberitahukan atasanmu. Bahwa karyawannya telah melakukan perselingkuhan di belakang istri sahnya, sehingga kamu di pecat mas!". Ujar Mawar penuh penekanan, dia memgancam Rio dengan menggebu gebu. Ucapan yang barusan di lontarkannya tidak main main, Mawar akan melakukan hal tersebut jika Rio masih bersikap seperti ini.
Rio menelan saliva nya dengan susah payah, Dia membayangkan bagaimana jika Mawar nekat datang ke kantornya. Bisa rusak reputasinya, tiba tiba Rio jadi bergidik ngeri.
Mobil pun kembali melaju di jalanan, di dalam mobil sunyi. Hanya terdengar suara deru mesin mobil ini saja, Mawar dan Rio sama sama terdiam membisu. Mereka malas ingin berbicara yang di pastikan akan memancing keributan kembali.
Akhirnya mobil pun sampai di perkarangan Rumah Bu Ningsih, atau Rumah milik Ibu kandung Rio.
Mereka berdua langsung turun melenggang masuk tanpa mengucapkan apapun.
"Loh loh loh, ini ada apa kok mukanya pada di tekuk begini". Ucap Bu Ningsih heran melihat wajah sang anak dan calon menantunya yang cemberut.
"Gk ada apa apa kok bu, ini Mawar biasa lagi mood swing. Kan Mawar lagi hamil, dedeknya sedikit usil". Jawab Rio beralasan
Sontak Mawar pun langsung melototkan matanya dengan tajam ke arah Rio, bisa bisanya Rio beralasan jika Mawar tengah mood swing karena bayinya. Bayi nya sendiri sebenarnya tidak tahu apa apa, Emang Rio pintar bersandiwara.
"Oalah, sini nak. Kenapa ini cucu nenek, pengen makan apa?". Ucap Bu Ningsih seraya mengelus elus perut Mawar yang masih rata
"Pengen di masakin capcay sepertinya bu". Ucap Mawar yang tiba tiba ingin memakan masakan tersebut.
"Oh jadi cucu nenek mau makan capcay ya, ya sudah nenek buatkan ya. Kamu tunggu di sini aja dulu ya nak Mawar, nanti kalau masakan Ibu sudah siap. Ibu bawakan kemari".
"Baik bu, Terimakasih". Ucap Mawar Tersenyum
Mawar sangat bahagia bisa di terima dan di perlakukan dengan baik oleh keluarga Rio, jadi dia merasa sangat yakin jika ingin cepat cepat menikah dengan Rio. Pasalnya di keluarga ini dia sangat dimanja, kemauannya pun dituruti begitu saja.
"Eh ada Mawar". Celetuk Manda menghampiri Mawar yang tengah duduk di Sofa dengan Rio
"Dari mana mbak sama Risa, kok Mas Alex gk kelihatan". Tanya Rio
"Ini loh yo, Risa minta belikan jajan di toko depan. Eh malah dia minta mainan, jadi uang mbak kurang. Bagi duit dong yo buat beli mainannya Risa". Ujar Manda menengadahkan tangannya ke arah Rio
"Oh ini mbak, pakai uang ini aja". Ucap Mawar mendahului Rio yang hendak mengambil dompetnya
"Wah Mawar, makasih loh ya. Kamu emang baik dan selalu pengertian, Mbak ini kan gk minta sama kamu padahal loh". Ucap Manda kegirangn mendapatkan selembar uang merah yang di berikan oleh Mawar
"Hehe gapapa mbak, pakai uang itu aja. Keponakan mas Rio juga keponakanku juga mbak, jadi pakai aja uangnya". Jawab Mawar sambil tersenyum
"Memang kamu ter the best deh war, yaudah mbak pergi dulu ya ke toko depan. Oh ya yo, kalau mas Alex hari ini menginap di rumah orang tuanya. Katanya ibu mertuaku sedang sakit, jadi nya Mas Alex yang merawatnya".
"Lah kalau Ibu Mertua mbak sakit kenapa bukan mbak yang merawatnya, itu loh mertua mbak". Ujar Rio
"Ihh males deh kalau mbak yang ngurusin dia sakit, mending mbak di rumah rebahan".
"Ma ayo Ma, kita beli mainan yang tadi". Kata Risa menarik narik pergelangan tangan Manda
"Yaudah yo, mbak ke depan dulu ya". Ucap Manda pamit
Manda pun gegas pergi ke depan untuk membelikan mainan yang anaknya ingin kan. Sedangkan di rumah, Mawar pun telah memakan masakan yang di inginkannya, Setelah itu Mawar pamit pulang ke pada Bu Ningsih, mengetahui hari sudah semakin larut. Apalagi Mawar sedang mengandung, Rio juga sudah mengantarkan Mawar kembali pulang.
usulnya