NovelToon NovelToon
Once We Get Divorce

Once We Get Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Berbaikan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:324k
Nilai: 4.5
Nama Author: desih nurani

Caca dan Kiano memutuskan untuk bercerai setelah satu tahun menikah, yaitu di hari kelulusan sekolah. Karena sejak pertama, pernikahan mereka terjadi karena perjodohan orang tua, tidak ada cinta di antara mereka. Bahkan satu tahun bersama tak mengubah segalanya.

Lalu bagaimana ceritanya jika Caca dinyatakan hamil setelah mereka bercerai? Bagaimana nasib Caca selanjutnya? Mampukah ia menjalani kehamilannya tanpa seorang suami? Dan bagaimana reaksi Kiano saat tahu mantan istrinya tengah mengandung anaknya? Akankah ia bertanggung jawab atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Ditengah malam Caca terbangun karena tiba-tiba merasa sangat lapar. Ia terlihat membuka kulkas untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Namun tiba-tiba ia teringat salad buatan Kiano. Dan rasanya ia sangat menginginkan itu.

"Ck, apa sih yang gue pikirin." Caca mengambil buah apel kemudian menutup kulkasnya lagi lalu menarik kursi dan duduk di sana. Sayangnya keinginannya itu semakin menggebu, bahkan air liurnya mulai meleleh saat membayangkan rasa enak salad buatan Kiano. Dengan kasar ia menggigit apelnya sambil menghela napas kasar. Karena terus membayangkan salad yang dimakannya tadi siang.

Caca mengelus perutnya. "Sayang, jangan minta yang aneh-aneh dong." Keluhnya karena keinginannya itu semakin dalam.

"Hiks." Caca menjatuhkan kepalanya di atas meja. Ia tak bisa menahannya lagi dan merasa frustrasi. "Apa gue telepon dia aja ya buat minta resepnya? Tapi rasanya pasti beda."

Detik berikutnya Caca menggelengkan kepala. "Enggak, gengsi dong kalau gue yang hubungin dia duluan. Pasti dia kegeeran tar."

Cukup lama ia merenung di sana, dan keinginannya itu tak kunjung menghilang. Apalagi perutnya masih sangat lapar sekarang. "Argghh! Bodo amat deh sama gengsi. Kebanyakan gengsi lapar gue."

Alhasil Caca pun beranjak ke kamar untuk mengambil ponselnya dan menghubungi Kiano. Tentu saja ia masih ragu untuk menghubunginya, tetapi ia tak bisa menahannya lagi dan akhirnya mengubungi pemuda itu.

"Halo, Ca." Sapa Kiano diseberang sana dengan suara seraknya.

"Kiano," rengeknya dengan suara kecil.

"Kamu kenapa, Ca? Sakit?" Panik Kiano.

Caca menggeleng. "Gue laper."

Kiano terdiam beberapa saat. "Laper ya tinggal makan, Caca. Kenapa nelepon aku? Kamu ngidam?"

Caca terdiam.

"Ca?"

Caca menghela napas berat. "Gue pengen salad buatan elo, No." Katanya sangat pelan namun masih bisa Kiano dengar.

Di sana Kiano tersenyum. "Tapi ini udah malem, Ca. Gak bisa besok aja? Aku ngantuk banget."

"Tapi gue pengen, Kiano. Lo gak akan ngerti rasanya pengen itu gimana. Kalau lo gak mau ya udah." Kesal Caca yang langsung memutus panggilan sepihak. Entah kenapa ia kesal dengan ucapan Kiano yang seolah tak ingin memenuhi keinginannya. Dilempar ponselnya itu ke atas ranjang.

Sedangkan Kiano menatap ponselnya heran, lalu detik berikutnya tersenyum kecil. Benar-benar bahagia karena Caca berinisiatif menghubungi dirinya. Itu artinya dirinya dibutuhkan.

Dengan perasaan senang Kiano menyibak selimutnya lalu beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu ia memakai jaket dan pergi ke kamar Agra untuk meminjam mobil.

"Mau ke mana lo tengah malam gini?" Tanya Agra yang terbangun dari tidurnya saat Kiano mengambil kunci mobil.

"Gue ada perlu bentar. Pinjem mobil lo ya?"

Agra mengangguk dan lanjut tidur. Sedangkan Kiano langsung beranjak dari sana.

Sedangkan Caca terlihat uring-uringan karena keinginannya belum terpenuhi. Ia juga sudah mencoba membuat salad sendiri tapi rasanya sangat berbeda. Caca menghela napas pendek seraya menjauhkan makanan yang baru dibuatnya itu.

Alhasil Caca pun menangis karena keinginannya itu tak terpenuhi. "Kenapa dia gak peduli pas gue lagi butuh? Brengsek lo, Kiano. Kalau bukan karena anak ini gak sudi gue hubungin elo, jatohin harga diri aja." Dumelnya.

Tidak lama terdengar suara pintu apartemen terbuka. Spontan Caca kaget langsung menghapus air matanya. "Dia beneran datang?"

"Ca." Suara Kiano terdengar dari arah depan.

"Gue di dapur." Sahut Caca buru-buru membasuh wajahnya karena tak mau Kiano tahu dirinya menangis. Lalu ia memekik kesenangan dalam hati.

Kiano menatap punggung Caca heran. "Kamu gak papa kan, Ca?"

Refleks Caca berbalik. "Gak papa. Gue kira lo gak peduli." Ketusnya.

Lalu pandangan Kiano pun jatuh pada piring salad di atas meja makan. "Lo udah selesai makan?"

"Belum, gue gak selera."

Kiano tersenyum seraya melepas jaket lalu menaruhnya di kepala kursi. "Udah aku bilang kan, ada saatnya kamu butuh aku, Ca."

Caca mendengus sebal tanpa menyahut. Sedangkan pandangannya terus mengawasi pergerakan Kiano. Pemuda itu membuka kulkas dan memilih beberapa sayuran segar. "Stok sayuran kamu udah hampir abis, Ca. Besok aku temenin kamu belanja."

Caca pun duduk di tempat semula. "Gak perlu, gue bisa sendiri. Lagian besok udah ada Bibik."

Kiano yang hendak mencuci sayuran pun menoleh. "Lo sewa pembantu?"

"Enggak, itu pembantu di rumah Mama." Kiano mengangguk paham dan lanjut dengan pekerjaanya.

Caca menatap punggung lebar pemuda itu lekat. Kenapa gak dari dulu lo perhatian gini, No? Mungkin gue bakal jadi cewek terbahagia karena punya suami sesempurna elo meski cuma sebentar. Batinnya.

"Besok kamu kuliah pagi?" Tanya Kiano yang berhasil membuat Caca kaget.

"Ah, iya." Jawabnya singkat. Kiano mengangguk kecil tanpa berniat menoleh.

"Lo gak lanjut kuliah, No?" Tanya Caca pada akhirnya.

Kiano tidak langsung menjawab.

"Sayang banget kalau elo gak lanjut kuliah." Imbuh Caca benar-benar menyayangkan jika Kiano putus study. "Lo itu pinter, minimal lo punya gelar sarjana."

Kiano menoleh sekilas. "Kenapa? Kamu malu ya kalau nantinya punya suami cuma tamatan SMA."

"Dih, pede banget lo. Lagian siapa yang mau nikah lagi sama elo? Gak usah terlalu percaya diri." Sinis Caca melipat kedua tangannya di dada.

Kiano tertawa kecil. "Kalau nanti lo berubah pikiran, bilang aja ya, Ca. Jangan sungkan."

Caca mendelik. "Jangan banyak ngomong deh. Buruan, gue laper banget."

"Baik, Tuan putri." Caca memutar bola matanya malas.

Beberapa menit kemudian Kiano pun selesai dengan tugasnya. Ditaruhnya piring salad itu di hadapan Caca. "Diabisin."

Caca tidak menyahut karena sudah sangat lapar. Dan segera melahapnya.

Ah, rasanya emang beda. Batin Caca merasa puas karena keinginannya terpenuhi sudah.

"Pake roti kering biar kenyang." Kiano menyodorkan dua helai roti tawar yang ia keringkan barusan. Lalu ikut duduk di sebelah Caca. Menatap wanita itu yang tengah makan dengan begitu lahap.

"Makasih." Sahut Caca tanpa melihat lawan bicaranya karena terlalu fokus makan.

"Biasanya pagi kamu makan apa?" Tanya Kiano.

"Roti sama susu doang." Jawab Caca apa adanya.

"Coba yang lain, Ca. Kalau kamu makan itu terus takutnya nutrisi yang butuhin gak terpenuhi. Nanti aku cari tahu makanan apa aja yang bisa hilangin mual."

Caca menoleh sekilas. "Hm." Sahutnya lalu kemudian lanjut makan. Bahkan ia hampir menghabiskan setengah piring salad dan sehelai roti kering.

Kiano tak henti memandanginya. "Laper banget, Ca?" Caca mengangguk kecil.

Kiano tersenyum lalu kembali bertanya. "Kapan kamu sadar kalau kamu hamil, Ca?"

"Sebulan yang lalu." Jawab Caca apa adanya.

Kiano mengangguk. "Sebenernya malam itu... kamu beneran gak inget apa-apa, Ca?"

Mendengar itu Caca berhenti makan lalu menoleh. "Kalau inget, gue gak akan biarin elo sentuh gue, Kiano. Ya kali gue hancurin masa depan sendiri. Gue gak sebodoh itu. Salah gue karena malam itu dengerin omongan temen buat nyoba minum."

Kiano terdiam untuk beberapa saat. "Jadi lo beneran gak sadar?"

Caca mengangguk. "Terserah elo percaya apa enggak. Yang jelas gue juga gak tahu kenapa malam itu bisa sekamar sama elo?"

Kiano memicingkan matanya. "Kenapa aku merasa ada yang sengaja jebak kita ya? Gak mungkin cuma kebetulan."

Caca menatap Kiano lekat karena ia juga sepemikiran. "Tapi siapa, No? Gak ada akhlak banget."

"Mungkin Mommy sama Daddy." Sahut Kiano karena yakin hanya orang tuanya yang sanggup melakukan segala cara untuk menyatukan dirinya dan Caca.

"Gak mungkin, No. Kalau mereka pelakunya, mereka gak akan sekaget itu pas tahu gue hamil. Mereka juga percaya aja pas elo bilang kita gak pernah berhubungan badan. Lagian kalau memang mereka pelakunya, mereka gak akan biarin kita cerai. Karena itu tujuannya," Jelas Caca tak yakin dengan tebakan Kiano.

Kiano menghela napas berat karena tidak bisa menerka siapa pelaku dibalik semua ini.

"Lo nyesel kan, No?" Tanya Caca menatap lelaki itu lekat. "Lo pasti nyesel karena kejadian itu gue hamil sekarang. Gue tahu bukan ini yang elo mau. Lo pasti berharap banget Ibu dari anak-anak elo nantinya itu Anya, bukan gue. Gue juga tahu lo cinta banget sama dia. Pasti hubungan kalian kandas juga karena gue kan?"

Kiano menggenggam tangan Caca. "Aku gak pernah nyesel, Ca. Justru aku bersyukur karena kamu yang ngandung anak aku. Kandasnya hubunganku sama Anya gak ada hubungannya sama kamu. Dia bukan cewek baik-baik kayak yang kita kira."

Caca terkejut mendengarnya, lalu sedikit menunduk seraya meremat gaun tidurnya. "No... Gue tahu elo terpaksa peduli karena gue hamil. Kayak yang gue bilang sebelumnya. Gue gak papa kalau elo gak mau tanggung jawab, gue gak pernah minta. Gue bisa rawat anak ini sendiri. Lo bisa lanjutin hidup elo seperti yang lo rencanain sebelumnya. Lupain gue di sini."

Kiano tak senang mendengar hal itu dan langsung memeluk Caca. "Maaf karena aku udah rusak masa depan kamu, Ca. Aku tahu gak pentes rasanya kalau aku dapet maaf dari kamu."

Caca memejamkan matanya. "Lo emang berengsek, No. Gue benci sama elo."

Kiano mengangguk. "Aku tahu. Kamu bebas benci aku sampai kapan pun, Ca. Aku ikhlas. Tapi tolong, jangan larang aku buat terus deket sama kalian."

Tangisan Caca pun pecah dalam dekapan Kiano. Dipeluknya lelaki itu dengan erat, seolah melepaskan semua sesak di dadanya yang selama ini ia pendam. Ia benci Kiano, tetapi tak dapat memungkiri jika dirinya merindukan lelaki itu.

1
Vwxyzz
👌👎👎
Elok Pratiwi
males baca jika sudah disakiti dihina tp akhir nya balek lagi pada orang yg telah menyakiti nya
desih nurani: Mohon maaf buk, kalau memang tidak suka ya silakan jangan dibaca. Semua author juga tidak memaksa kok para readers yang tidak suka untuk stay. Tidak perlu memberikan nilai buruk untuk karya orang lain. Saya lihat Ibunya banyak menjatuhkan karya orang lain ya
total 1 replies
Esni barus
/Angry//Drool//Drool//Drool//Drool/
Yanthi Chahya Yustikarini
d lanjut ga ini naggung thor
desih nurani: Lanjut kok, sabar ya say 🥰
total 1 replies
Yanthi Chahya Yustikarini
bagus cuman naggung
Asri Yati
lanjut thor up yg banyak
desih nurani: Debanyak apa nih?
total 1 replies
Happy Kids
trs abis itu anya hamil. ah tambah ruwet hidupmi
Arman Despi
Alhamdulillah akhirnya lanjut juga😊sehat terus thor.aAq menanti kelanjutan cerita ini sampai akhir kisah Kiano n Caca🙏🏻🙏🏻🙏🏻
desih nurani: Makasih ya selalu support. Maaf selalu bikin kalian nunggu lama
total 1 replies
Sripuan
Luar biasa
Fera Susanti
kemana aja Thor??..dah mau satu tahun nech..lanjut kn cerita nya..
desih nurani: Maaf ya say, sibuk kerja jadi kadang gak sempat lagi mau nulis 🥺
total 1 replies
Fera Susanti
ini kok ga up lagi ya?..
Arman Despi
thorrr up lagi dong
Isabell Serinah
moga opa abirama restu kiano. lanjut lagi plseeee 👍
Isabell Serinah
moga opa abirama restu kiano. lanjut lagi plseeee 👍
Ica Warnita
Luar biasa
Lili Lintangraya
alhamdulillh lanjut lgi.tetp semngt &sehat walafiat sllu🤲
Pujiastuti
akhirnya kak author lanjut lagi upnya cerita kiano dan caca nya

tetap semangat ya kak upnya 💪💪💪
Uthie
Wahhh... senang sekali cerita ini bisa berlanjut kembali 👍😀😀🤗🤗

semoga terus berlanjut dan lancar hingga ending nya nanti 👍👍🤗🤗🤗
Tuti Hayuningtyas: lanjuuuut terus thooooooooor
total 1 replies
Arman Despi
makaih sdh up thorr🙏🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Regi Na
yakan itu emg slh lu anj
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!