Jingga, Anak dari seorang konglomerat. Meninggalkan keluarganya demi menikah
dengan pria yang di cintainya.
Bukannya mendapatkan kebahagiaan setelah menikah, ia justru hidup dalam penderitaan.
Akankah Jingga kembali ke kehidupannya yang dulu atau bertahan dengan pria yang menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Gantara
Kekhawatiran Gantara pun hilang saat mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan terbesar di kota itu, di mana kini Jingga berbelanja dengan senyuman di wajahnya. Tak ada lagi ketegangan yang sama saat di kantor tadi, sepertinya tadi bukan karena ia masih memikirkan tentang Aditya, mungkin hanya rasa takut pasa apa yang terjadi pada Nabila tadi.
Hari itu kebahagiaan dirasakan oleh mereka, tak hanya berbelanja dan menghabiskan waktu bersama, Gantara juga mengajak Nabila untuk bermain pusat perbelanjaan tersebut, bermain di tempat khusus anak-anak.
Jingga duduk di tempat biasanya ibu-ibu duduk menunggu anaknya sedangkan. Nabila sedang bermain bersama dengan Gantara di dalam tempat bermain tersebut.
Jingga terus menetap mereka yang terlihat bagaikan ayah dan anak.
Ada rasa tenang di hati, Jingga melihat senyum di wajah putrinya saat bermain dengan Gantara, ia tak takut lagi jika putrinya akan kekuragan kasih sayang seorang ayah, Nabila akan mendapatkannya dari Gantara. Pilihan orang tuanya tak salah, Gantara memang pria yang baik untuk menjadi sosok suami. Ada rasa menyesal di hatinya mengapa ia tak menuruti apa yang dikatakan oleh orang tuanya dahulu dan justru membangkang pada mereka, Jingga sangat tahu orang yang paling menyayanginya di dunia ini tak lain adalah kedua orang tuanya.
"Jingga! Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ambar membuat juga sangat terkejut dengan kehadiran mantan Ibu mertua yang memberikan banyak kenangan buruk padanya itu.
"Aku hanya mengajak Nabila untuk bermain," jawab Jingga penunjuk ke arah Nabila yang saat ini sedang bermain dengan Gantara di dalam tempat bermain khusus anak-anak.
Mendengar itu Ambar melihat ke arah yang ditunjuk oleh jingga dan saat melihat siapa yang bersama Nabila, ia sangat kesal, saat melihat orang yang bermain bersama dengan Nabila adalah Gantara
"Jingga, kamu itu jahat sekali. Mengapa kamu mendekatkan seorang laki-laki lain pada Jingga dan Kamu menjauhkan Jingga dari ayahnya?"
Jingga hanya menghela nafas, walau bagaimanapun menjelaskannya sepertinya Ibu mertuanya itu tak mengerti, jika Ia sama sekali tak ada niat untuk menjauhkan Aditya dan juga Nabila.
Gantara yang sedang asyik bermain dengan Nabila melihat Jingga bersama dengan Ambar. Gantara tahu jika hubungan keduanya tak baik, membuat Gantara mengakhiri bermainnya bersama dengan Nabila.
"Nabila, kita mainnya besok saja lagi, ya. Sekarang kita pergi bersama dengan ibu, ayah janji besok akan mengajak Nabila untuk bermain lagi," ucap Gantara yang kini menggendong Nabila, menghampiri jingga dan juga Ambar.
"Ada apa, Bu?" tanya gantara melihat ke arah Ambar.
"Aku hanya ingin bermain dengan cucuku, bolehkan aku menggendong?"
Gantara melihat ke arah Jingga. Jingga pun mengangguk, bagaimanapun Ambar adalah neneknya, Ia juga punya hak atas Nabila.
Namun, sama halnya saat bertemu dengan Aditya, begitu Ambar mencoba mengambil Nabila dari pelukan Gantara, anak itu langsung menangis, bahkan terus mencondongkan tubuhnya untuk digendong kembali oleh Gantara.
"Maaf, Bu. Ibu lihat sendiri kan Nabila tak nyaman dengan Ibu, apa Ibu tak kasihan melihat cucu ibu yang menangis histeris seperti itu?"Jingga meminta kembali Nabila dari gendongan neneknya. Namun, Ambar menolak dan kini membawa Nabila kembali bermain di tempat permainan anak-anak. Namun, anak itu sama sekali tak tertarik, Ia terus menangis dan melihat ke arah Gantara dan juga Jingga yang berdiri di luar ruang permainan tersebut.
"Mereka benar-benar keterlaluan," kesal Gantara kemudian ia masuk dan mengambil paksa Nabila dari neneknya. Iya tak tahan mendengar Nabila yang terus menangis menjerit seperti saat ini.
"Maaf, Nabila saat ini hanya merasa nyaman bersama dengan orang-orang yang memang baik padanya, orang-orang yang menyayanginya dengan tulus. Bukannya kami melarang Anda untuk bertemu dengannya, tapi sepertinya Nabila tak menyukai Anda. Temuilah Nabila saat ia bisa diberi pemahaman, jika kalian adalah keluarganya. Karena sekarang Nabila menganggap Anda dan juga Aditya bukan apa-apa baginya," ucap Gantara yang sudah menggendong Nabila kembali.
"Itu karena ulah kalian, jika kalian mau berbagi waktu memberikan Nabila pada kami untuk mengasuhnya. Nabila pasti tak akan menganggap kami adalah orang lain. Aditya adalah ayahnya dan aku adalah neneknya dan siapa kamu berani mengatakan semua itu!" kesal Ambar, ia berbicara sambil menunjuk-nunjuk ke wajah Gantara.
"Saya sebentar lagi akan menjadi ayahnya dan sampai saat itu tiba akan kupastikan aku akan membahagiakan Nabila walau dia bukan anak kandungku, aku sudah menganggapnya seperti anakku sendiri, jadi jangan coba-coba melakukan hal-hal yang bisa membuat Nabila menangis seperti ini lagi. Ingat! Aditya bekerja di perusahaanku dan aku bisa memecatnya kapan saja aku mau," kesal Gantara yang menggunakan kedudukannya sebagai seorang bos di perusahaan untuk mengancam Ambar.
Dengan sangat terpaksa semua itu ia lakukan agar kedepannya, Nabila dan Jingga tak lagi mendapat gangguan dari mereka.
Iya takut jika suatu saat nanti Ambar kembali mengganggu mereka saat ia tak bersama dengan Jingga dan Nabila.