Diusahakan up setiap hari 1-2 bab di jam 18:00-19:00
Demi kesembuhan putranya, Almira Maheswara mau menandatangani kontrak pernikahan sebagai pengantin pengganti pria yang ia sendiri belum mengenalnya.
Namun, Almira dengan hati yang lapang menerima pria itu sebagai suaminya. Namun rupanya, pernikahan itu membawa Almira kembali ke masa lalu.
Pria yang menitipkan noda hingga terpaksa Almira memakai cadar. Kini, pria dan orang-orang itu telah berada didekat Almira.
Bagaimana Almira dapat menyikapi itu semua? Ayo baca dan dukung author nya.
Ikuti ya bebssss😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NingMela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Angela
Tubuh Almira di dorong kasar oleh dua pria yang menyeret tubuhnya kedalam mobil. Wanita bercadar itu mencoba membuka pintu saat mobil itu dijalankan.
"Tolong turunkan saya!"
"Akan sia-sia jika kau berniat ingin keluar dari mobil ini" kata Stevano mertua Almira.
"Papah mau apa lagi? Tolong turunkan saya disini sekarang juga, atau suami saya Alex akan bertindak" ancam Almira mulai berani.
Dari itu membuat Stevano mengernyitkan dahinya heran, "Darimana kau mendapat keberanian mengancam diriku dengan membawa nama putraku?"
"Maaf pah, tapi saya tidak ingin satu mobil dengan papah"
"Aku tidak berniat mencelakai dirimu" sela Stevano supaya Almira merasa tenang. "Duduklah, aku hanya ingin bicara"
Almira masih mencoba membuka pintu mobilnya yang tetap terkunci.
"Apa kau menikah dengan Alex itu karena dijebak?"
Almira mengernyitkan dahinya tidak paham dengan perkataan mertuanya ini.
"Di-dijebak bagaimana?"
"Hanya saja! Kau berbeda dengan wanita yang dekat dengan Alex... yah, sekarang aku mengakui jika kau memang anak baik. Jadi, aku bingung kenapa wanita seperti dirimu mau dengan Alex yang seorang kriminal?" tanya Stevano merasa mengganjal dalam batin nya.
"Ka-kami menikah karena memang Allah telah menjodohkan kami berdua"
"Kau berkata jujur? Jangan berbohong...jika kau dijebak dan tertekan dengan pernikahan ini, maka katakan kepadaku! Aku akan langsung membawamu pergi" kata Stevano serius nyaris membuat Almira tidak nyaman.
"Maaf ya pah, tolong turunkan saya disini saja. Saya sedang ada urusan dan tidak bisa berbicara lama dengan papah" kata Almira mencoba menghindar.
Stevano menghela nafasnya dalam-dalam, "Baiklah! Aku akan menurunkan dirimu"
Almira teramat lega.
"Hentikan mobilnya!!!" seru Stevano membuat supir menghentikan mobilnya ditepi jalan. "Kau bisa turun sekarang"
"Terimakasih" kata Almira langsung turun dari mobilnya.
Sementara Stevano masih penasaran dengan maksud keduanya menikah.
"Aku yakin ada alasan keduanya menikah!" monolog Stevano tiba-tiba mengingat sesuatu, "Titan, kau selidiki tentang asal usul wanita itu. Namun, jangan sampai ketahuan"
"Baik, tuan" jawab Titan mengangguk.
Rumah sakit
"Yeuyyyy, Ronald akan segera pulang ke rumah" sorak Irene mengangkat kedua tangannya keatas.
Ronald mengangguk dengan antusias, "Iya bibi Irene... aku akan segera pulang ke rumah horeeee. Bisa makan bakso, makan mie ayam, makan sate, makan coklat"
"Eits, jangan banyak makan coklat ... nanti giginya ompong" nasihat Elma mengemasi barang-barang Ronald kedalam tas.
"Eh iya bibi hahhhah" Ronald tertawa menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Melihat Elma yang belum selesai berkemas membuat Irene datang dan membantunya.
"Ngomong-ngomong, ibu kok belum datang ya Bi?"
"Eh iya, ibu kamu kok belum juga datang ya?" balas Elma juga merasa heran.
Namun Irene segera ingin menghibur, "Apa jangan-jangan ibu ingin memberikan kejutan untuk Ronald?"
"Wawww aku suka kejutan bi" kata Ronald dengan antusias.
Irene pun mengangguk, "Bibi juga suka sekali dengan kejutan, tos dulu dong"
Ronald dengan antusias membalas tos dari Irene bibinya. Tentu saja dengan antusias.
"Selamat pagi" sela dokter pria dengan wajah sumringah bernama Dion.
"Pagi dokter" balas mereka semangat.
"Alhamdulillah pasien Ronald sudah diperbolehkan pulang hari ini. Selamat ya!!" dokter itu mensejajarkan tingginya dengan Ronald, "Bagaimana jagoan, kau senang?"
"Tentu saja aku sangat senang... aku bisa makan apapun yang aku mau" Ronald mengangguk dengan antusias.
"Boleh, tapi Dokter ingatkan untuk jangan kembali lagi ke rumah sakit atau dokter akan sibuk dan lupa istirahat karena mengurus dirimu" kata dokter Dion memanyun. Ia hanya tidak ingin Ronald tidak sakit lagi.
"Tapi, bagaimana jika Ronald merindukan dokter?" tanya Ronald sedikit sedih.
Dion melihat Irene dengan senyum jahil, "Makanya itu mintakan aku no bibi mu itu supaya aku bisa menelpon mu setiap saat"
"Bibi Irene... berikan nomor mu kepada dokter Dion!!!"
"Ih Ronald apaan sih" cegah Irene malu melihat Ronald yang seakan merengek di kakinya.
Dokter Dion dan Elma yang melihat hanya tertawa karena menganggap mereka lucu. Dokter Dion juga jail sekali mengerjai Irene dan Ronald.
"Assalamu'alaikum" salam wanita bercadar yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan.
"Ibu!!" panggil Ronald dengan penuh semangat lalu memeluk tubuh Almira dengan rindu, "Bu, kenapa kau sangat lama menjemput diriku?"
"Ibu ada urusan tadi. Jangan dipikirkan, yang penting Ronald bisa pulang ke rumah" kata Almira mengalihkan pembicaraan.
"Horeeee"
"Ayo" ajak Almira menggandeng tangan Ronald.
"Al, kok kamu lama banget sih, kenapa?" tanya Irene agak berbisik.
Almira menggeleng, "Nanti aja kalau ada waktu ya Irene"
"Ya udah deh" Irene menerima, "Sampai jumpa dokter dan terimakasih atas segalanya"
"Tentu!!"
Mereka ber empat pun pergi setelah memberikan salam perpisahan dengan beberapa perawat yang memang sering berinteraksi dengan mereka.
Mereka ber empat sampai di rumah susun yang memiliki 5 lantai. Tempat tinggal Almira berada di lantai 3 sehingga mereka harus menaiki tangga.
"Assalamu'alaikum bibi Amel"
"Walaikumsalam Almira!! Masyallah... aku tidak menyangka akan bertemu dengan kalian lagi" ucap Amel membiarkan punggung tangannya dikecup mereka.
"Alhamdulillah bibi Amel, Allah masih memberikan kita umur yang panjang" kata Almira tersenyum dibalik cadarnya.
"Iya Alhamdulillah. Lalu, bagaimana kondisi Ronald?"
"Alhamdulillah Ronald sudah sembuh dari penyakitnya bibi" jawab Almira kembali terharu.
Amel mengusap pipi gembul Ronald, "Selamat untuk mu sayang! Ronald memang benar-benar jagoan"
"Tentu bibi" jawab Ronald memberikan dua jempol tangannya, membuat mereka bahagia.
"Kalau begitu, kami permisi dulu bibi Amel... Ronald harus istirahat dan kami harus membereskan tempat tinggal kami" kata Almira.
"Oh tentu saja, silahkan... " Amel memberi jalan. Namun ia mengingat sesuatu, "Al sebentar"
"Iya bibi Amel"
"Sekitar 5 hari yang lalu ada wanita berhijab yang datang ke tempat kamu. Dia menanyakan tentang kamu" kata Amel baru ingat.
"Siapa tuh Al?" tanya Irene agak berbisik.
Almira menaikan kedua bahunya tidak tahu, "Terus, bibi jawab apa?"
"Bibi jawab aja kalau kamu udah nggak tinggal di rumah nomor 050, karena kamu nggak pernah kembali jadi bibi pikir kamu udah nggak tinggal disitu lagi"
Almira merasa lega setelah bibi Amel mengatakan demikian. Entah mengapa!.
"Ya sudah bi, nggak apa-apa. Kalau begitu Almira keatas dulu ya Bi... misi"
"Iya!!" Kata Amel membiarkan Almira keatas bersama mereka berdua.
_______
Saat ini Alex pulang setelah mengerjakan pekerjaan kantor nya yang super duper padat. Ia tidak habis pikir jika tadi malam ia bekerja dengan sangat keras sampai lupa istirahat.
"Selamat pagi, tuan Alex "
"Hm" balas Alex tidak bernafsu lama-lama bersama dengan Kiran. Namun ia melupakan sesuatu yang membuatnya kembali menemui pelayan nya itu.
"Almira diatas kan?" tebak Alex namun Kiran menggelengkan kepala.
"Nyonya Almira pergi ke luar karena ada urusan, tuan"
"Kemana Almira pergi?" tanya Alex setelah mendapat jawaban Kiran.
"Saya tidak tahu, Tuan" balas Kiran.
Setelah mendengar itu Alex mengangguk santai lalu menaiki tangga menuju kamarnya. Namun tiba-tiba...
"Alex!!!"
Sang pemilik nama segera membalikkan tubuhnya melihat seorang wanita Australia sudah berada di Villa tempat tinggalnya.
"Angela?"
kena mental ga tuh😄
muhrim = orang yang berihram
Wallahu a'lam