Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal
Krekkkk .....
Pintu tua itu terbuka. Pintu yang tinggal satu engsel bagian atas saja yang terpasang, bagian bawah sudah copot, nampaknya baut nya sudah menghilang. Mungkin terjatuh atau tak tau lagi meletaknya.
Sebuah suara serak nan berat, "Masuklah," Ucap seorang laki-laki yang berusia 80 tahun namun tetap awet muda meski rambut panjang dan jenggot yang panjang sebahu itu sudah memutih. Tatapan matanya tajam, dia sangat ahli dibidangnya. Seorang tabib yang sudah terkenal.
Tabib itu memegang jarum akupuntur. Bersiap melesatkan jarum itu ke bagian tubuh yang sakit.
"Berbaringlah! " perintah Tabib itu. Dia mengarahkan telunjuk nya ke tempat tidur yang sudah disediakan.
Lucy berbicara, "Tabib Zhu, bagaimana kabar warga desa? " Tabib melirik sesaat dan melanjutkan pengobatan akupunturnya. Sesekali melepas jarum yang sudah ditusukkan. Lalu menusuk di bagian punggung.
"Seminggu terakhir, banyak warga yang datang kepadaku. Mereka menderita gatal-gatal, muntah yang berkepanjangan, kulit kaki melepuh. Semuanya disebabkan oleh mata air sungai Yang! "
"Sepertinya Iblis domba itu menaruh liur nya di sana. Tak ku sangka beraninya iblis itu berjalan sejauh ini! " Lucy tampak marah. Wajahnya memerah. Telapak tangan itu tergenggam kuat.
"Benar, kemarin kami mencari keberadaan iblis itu. Tapi sayang dia meloloskan diri. Masuk ke portal lainnya." Kick menimpali.
"Mengapa tak kalian kejar? " Tabib Zhu masih fokus mencabut jarum yang tersisa di punggung Stella.
"Tapi kami melihat Stella dalam keadaan pingsan. Dia terlempar dari portal. " Kali ini Lucy yang berbicara.
"Jadi benar, kau bukan berasal dari negeri ini, Nona? " Tanya tabib.
Stella mengangguk. Pakaiannya saja sudah menunjukkan kalau dia bukan berasal dari abad yang jauh sebelum dia dilahirkan. Ini adalah abang ke 10. Saat masa Kerajaan runtuh dan padam. Hanya ada puing-puing nya saja.
Sepanjang hari mereka bercerita tentang Kerajaan dahulu yang pernah berjaya, salah satunya Kerajaan Chi. Kerajaan itu dahulunya adalah Kerajaan yang makmur. Rakyat bergembira dan bersuka cita, terutama saat musim panen tiba. Buah-buahan, padi, gandum dan sayur-mayur menghasilkan dalam jumlah banyak. Para petani sangat sejahtera.
Para warga masing-masing diberikan 5 koin emas. Sepetak tanah untuk bercocok tanam. Di zaman itu tak ada kelaparan yang melanda, hingga datanglah pembelot. Mereka yang dahulunya prajurit kesayangan Raja, malah menjadi Sekutu bagi Kerajaan seberang yang bernama Yang. Pembelot ini mengadu domba, memberikan seluruh informasi penting Kerajaan. Mulai saat itu terjadi perang dingin antara dua kerajaan.
Seperti nama sungai yang ada di desa ini. Sungai Chi dan sungai Yang tidak pernah bisa arusnya bersatu. Karena mereka memiliki air yang berbeda, Sungai Chi ada di barat, dan Sungai Yang di timur.
Kerajaan Chi tumbang setelah Raja Abimayu meninggal dunia diduga karena racun arsenik. Kabarnya, saat bangun tidur, Raja memuntahkan darah. Dia pun tanpa sepatah kata langsung meninggal.
Putranya dan seluruh keturunannya menghilang sejak hari itu. Kerajaan diambil alih oleh Kerajaan Yang. Bendera pun berganti. Semua warga menjadi sesak. Mereka berusaha mempertahankan diri. Namun tak bisa berbuat apa-apa saat Kerajaan sudah berkuasa.
Seluruh aset mereka diambil, tanah yang masih digarap, baru bertunas, tanah yang masih gembur tanahnya. Prajurit datang dan membumi lantahkan apa yang ada di sana.
Kemudian, beberapa bulan berlalu, berdirilah barak-barak yang isinya perempuan-perempuan yang harus menuntaskan nafsu jalang penguasa. Perempuan-perempuan itu ternyata masih belia, anak-anak petani yang masih berusia 13 tahun. Sudah dipaksa melayani banyaknya prajurit.
Kerajaan Yang juga membangun sebuah gudang yang besar, menampung semua persediaan seperti bahan pangan : beras.
Tak terhitung berapa banyak warga yang menderita hingga beberapa balita mengalami gizi buruk dan akhirnya meninggal karena pasokan obat-obatan menipis. Mereka sangat miskin, hingga koin yang diberikan dahulu pun lenyap tak bersisa. Rumah sudah dirobohkan dan dibangun untuk kesenangan penguasa saja. Sedangkan mereka harus menderita dengan kehilangan nyawa orang yang mereka sayangi.
Beberapa warga bahkan nekat menyeberangi lautan, berpencar dan mencari keturunan Raja Abimayu. Tapi itu semua mustahil. Nihil. Semuanya sudah hilang tak ada bekas.
Hingga Kerajaan Yang tumbang oleh kekuatan lawan. Kerajaan yang kakek Lucy bangun adalah kerajaan terakhir, setelah itu kerajaan menghilang dengan kekuatan besar misterius. Tak terdeteksi.
Lucy hanya diam saja, saat riwayat kerajaan kakeknya disinggung. Ada jutaan pikiran yang memenuhi otaknya. Tapi dia tak bisa mengungkapkan apapun. Ada dendam yang membara. Dia harus menemukan sesuatu yang menghantam kerajaan. Dia juga harus mencari Iblis berwujud domba, dia juga harus menepati janjinya pada Stella : mencari pelaku kejahatan atas meninggalnya orang yang Stella sayangi.
Stella sama seperti dia. Di didik tanpa kasih sayang, tumbuh sedikit kaku dan kuat, kadang raga yang tidak bersahabat dipaksa dewasa duluan. Ada nafas yang harus dibayar dengan nafas. Waktu yang dibayar dengan waktu.
Tanpa mereka sadari, sejengkal lagi mereka sampai dengan hakikat : bahaya menghadang tepat dihadapannya.