Sekuel dari "Anak Tersembunyi Sang Kapten"
Ikuti saya di WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Setelah beberapa kali mendapat tugas di luar negara, Sakala akhirnya kembali pulang ke pangkuan ibu pertiwi.
Kemudian Sakala menjalin kasih dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Bidan.
Hubungan keduanya telah direstui. Namun, saat acara pernikahan itu akan digelar, pihak perempuan tidak datang. Sakala kecewa, kenapa sang kekasih tidak datang, sementara ijab kabul yang seharusnya digelar, sudah lewat beberapa jam. Penghulu terpaksa harus segera pamit, karena akan menikahkan di tempat lain.
Apa sebenarnya yang menyebabkan kekasih Sakala tidak datang saat ijab kabul akan digelar? Dan kenapa kekasih Sakala sama sekali tidak memberi kabar? Apa sebenarnya yang terjadi?
Setelah kecewa, apakah Sakala akan kembali pada sang kekasih, atau menemukan tambatan hati lain?
Nantikan kisahnya di "Pengobat Luka Hati Sang Letnan".
Jangan lupa like, komen dan Vote juga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Pernikahan Arka Amara
Mereka berdua sudah tiba di sebuah gedung yang disulap menjadi tempat perhelatan mewah. Sebelum memasuki gedung yang disulap menjadi mewah dan megah itu, di pintu utama, Lavanya dan Saka disambut beberapa pagar ayu penyambut tamu.
Lavanya menuliskan namanya di atas buku tamu undangan, begitu juga Sakala.
"Dan!" sapa beberapa rekan Saka seraya menatap lekat ke arah Sakala dnn Lavanya seakan menaruh rasa penasaran dan ingin tahu. Sakala membalas dengan melambaikan tangan lalu menuju kursi tamu.
Tidak beda dengan rekan kerja yang menyapa pertamanya tadi, di tempat itu juga rekan Sakala yang lain menyapa Sakala seraya melirik ke arah Lavanya dengan wajah penuh tanya.
"Wahhh, rupanya bawa calon baru setelah gagal nikah kemarin. Kalian betul-betul pasangan yang serasi dan kompak," ujar salah satu rekan Sakala yang kini duduk juga di tempat itu.
Sakala tersenyum malu-malu saat pertanyaan seperti itu berhasil diucapkan salah satu rekannya, terlebih kegagalan kemarin diungkitnya.
Lavanya yang berada di sampingnya, mendengar apa yang dikatakan salah satu rekan Sakala tadi. Bahkan hati Lavanya kini bertanya-tanya dengan pertanyaan yang super heran.
"Aa nya si kembar pernah gagal menikah? Yang benar?" batinnya. Lavanya benar-benar gundah. Dia berulang kali berkata tidak mungkin pria seperti Sakala gagal nikah.
"Para tamu undangan dipersilahkan menduduki kursi tamu yang sudah disediakan, karena acara akad nikah akan segera dimulai." Suara pembawa acara pernikahan terdengar lantang mengarahkan para tamu undangan untuk duduk di tempat yang sudah disediakan.
Suasana mendadak khidmat dan tenang sampai suara sang Penghulu terdengar berbicara memberikan sedikit tausyiah sebelum melanjutkan ke acara inti, yakni ijab kabul.
Ijab kabul pun segera dimulai dan diperdengarkan, Arka mengucapkan ikrar ijab kabul dengan sekali nafas tanpa diulang atau terjeda. Hal ini membuat semua orang lega, dan kompak menyerukan kalimat sah secara bersamaan.
"Sahhhhhh."
Sakala yang duduk di samping Lavana ikut terharu dan bahagia saat Arka bisa melewati langkah pertama dalam kehidupan barunya dimulai. Tiba-tiba Sakala menjadi sedih, mengenang kembali kegagalannya yang baru saja berlalu sebulan lebih. Hati Sakala sakit dan hancur. Untung saja Sakala saat ini tengah mengenakan kaca mata hitam, sehingga ia tidak terlihat sedang berkaca-kaca sesaat setelah ijab kabul Arka selesai.
Rangkaian acara terus berlanjut, sampai pada para tamu undangan dipersilahkan untuk menyalami kedua mempelai yang kini sudah duduk di singgasana pelaminan yang sebulan lalu pernah jadi impian Sakala.
"Selamat Bro," ucap Sakala tepat di hadapan Arka yang begitu tampan dan serasi bersanding dengan Amara.
"Terimakasih Bro. Itu siapa?" balas Arka sedikit berbisik dengan lirikan mata mengarah ke Lavanya. Arka bertanya-tanya siapakah gadis muda yang dibawa Sakala ke pernikahannya kini.
"Dia teman," sahut Sakala.
"Teman tapi demen. Sikat ke pelaminan," bisik Arka dengan bibir mendekati daun telinga Sakala. Sakala tersenyum, dia buru-buru menjauh, sebab tamu lain akan menyalami Arka juga.
"Pak Danton, calon barunya? Wah, sepertinya yang ini tidak akan gagal lagi seperti yang kemarin," celetuk Bu Rita salah satu rekan satu ruangan di kantornya.
Sakala tersentak, dia benar-benar kaget saat Bu Rita berbicara seperti itu.
"Ibu ini, bisa saja," respon Sakala seraya segera menjauh dan mengajak Lavanya menjauh dari tempat itu. Kini para tamu undangan dipersilahkan untuk mencicipi berbagai hidangan yang sudah tersedia secara prasmanan.
Beberapa saat kemudian, acara selanjutnya akan segera dimulai, yakni kedua mempelai dipersilahkan melemparkan bunga yang diarahkan pada kerumunan para jomblowan dan jomblowati yang sudah diarahkan menempati sebidang tempat, termasuk Sakala.
Sakala tiba-tiba meraih lengan Lavanya yang tadinya menghindar dan tidak akan ikutan ke dalam kerumunan jomblowan dan jomblowati di sana. Di sana pun ada Maslahat, rekan atau senior Sakala yang ternyata sudah lebih dulu berdiri di sana. Sepertinya Maslahat memang sudah kebelet pengan segera nikah.
Pembawa acara mulai memberi komando, dengan hitungan mundur. Saat hitungan tepat di angkat satu, maka buket bunga itu akan dilemparkan pada kerumunan jomblowan dan jomblowati.
"Tiga, dua, sa ... sa ... satuuuuuu." Pembawa acara berteriak, bersamaan dengan itu buket bunga dilemparkan Arka dan Amara menuju mereka. Dan ....
"Happppp."
Buket bunga itu jatuh tepat di tangan kedua orang yang tidak disangka. Semua mata tertuju padanya membuat keduanya sangat grogi.
Hari ini mohon maaf Author hanya bisa satu bab, insya Allah besok 3 bab di up ya. Hari ini ada kendala. 🙏🙏🙏
Kalau tahu mantan pacar Seira yang dokter itu lagi dekat dengan adik sepupu Sakala, pasti Seira tambah stres😅
bahwa aa serius ingin menjadikan Lavanya istri.
biar seira mkin gila dia...😂😂😂
org kok gk ada kapok nya...