Harap bijak dalam memilih bacaan.!!!
Namanya Jingga, sama seperti senja yang memiliki arti keindahan dan kebaikan yang tidak perlu di suarakan. Di pertemukan dengan seorang pria bernama Arkana, pria yang haus akan pujian dan selalu hidup dalam kepalsuan.
Pertemuan mereka seperti takdir yang telah di tentukan oleh tuhan, kehadiran Jingga berhasil merusak topeng Arkana dan mengisi hatinya yang kosong dengan penuh cinta.
Arkana sadar bahwa Jingga telah mengajarkan bahwa kebaikan dan keindahan tidak perlu diumbar. Jika memang itu tulus untuk kebaikan, biarkan orang lain yang menilai.
Tetap saksikan kelanjutan dari kisah Jingga & Arkana, jangan lupa jadikan favorite dan berikan lima bintang beserta dengan ulasan terbaik dari kalian. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idtx_x, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Yang Tak Di Inginkan
Jingga membiarkan tubuhnya di guyur air dari pancuran shower selama beberapa saat, dia memejamkan kedua matanya sambil membayangkan kejadian kemarin.
Tak kuat menahan tubuhnya akhirnya membuat wanita itu terjatuh, dia memeluk kedua lututnya dan menangis dalam diam. Hal itu dia lakukan hingga dirinya merasa puas dan dapat kembali menjalani kehidupan yang seperti berada di neraka ini.
Setelah Jingga selesai, dia pun keluar dari kamar dan memilih pakaian santai karena dia tahu dirinya tidak akan kemana-mana hari ini. Arkana pasti akan mengurungnya di rumah lagi seperti sebelumnya.
Kini Jingga sudah keluar dari kamarnya, dia berjalan menuju ruang makan. Rupanya disana sudah ada Arkana yang duduk menikmati sarapan paginya. Jingga yang baru saja mengambil tempat di sana tampak memperhatikan Arkana dengan seksama.
“ Kenapa melihatku seperti itu.?” Tanya Arkana dengan nada ketusnya.
Jingga langsung mengalihkan perhatiannya dari Arkana, dia kemudian memilih untuk menikmati sarapan paginya juga.
“ Bagaimana kemarin? Kamu melakukannya dengan baik kan.?” Lontar Arakan membuat pergerakan tangan Jingga berhenti sesaat.
“ Kenapa diam? Jawab.” Ketus Arkana kesal karena tidak mendapat jawaban dari Jingga.
Jingga menganggukan kepalanya dengan pelan tanpa mengatakan apapun, Arkana menganggap bahwa rencananya kemarin sudah berjalan dengan lancar. Dia hanya perlu menunggu sampai Jingga benar-benar mengandung dan dia bisa memberitahukannya kepada mama Widya.
“ Mas, aku mau tanya soal butik? Kapan kira-kira aku bisa lihat butik yang kamu janjikan waktu itu.?” Tanya Jingga meliriknya penasaran.
“ Nggak ada. Selama kamu belum mengandung, kamu nggak boleh kemana-mana. Aku nggak akan kasih butik itu sampai semuanya jelas.” Kata Arkana dengan penuh penekanan.
Jingga sudah tidak bisa berkata-kata lagi, keputusan Arkana adalah hal yang mutlak yang tidak bisa di ganggu gugat. Dia hanya bisa menurut apa kata suaminya itu, ke depannya mungkin dia akan lebih sering merasakan kebosanan.
**
Arkana berjalan memasuki rumah sakit sambil menenteng tasnya, dia mendapatkan sapaan satu persatu dari orang-orang di rumah sakit dan di balasnya dengan senyuman yang sangat ramah.
“ Kayaknya kamu lagi dalam mood yang bagus sekarang.” Sahut seseorang berhasil membuat langkah Arkana berhenti.
Pria itu menoleh ke belakang, dia kaget melihat sosok Qania yang ternyata sudah masuk kerja. Semalam Arkana sudah memimpikan tidur bersama Qania, dan itu adalah pertama kalinya dia memimpikan hal segila itu bersama wanita yang pernah menjadi kekasihnya.
“ Selamat pagi dokter Qania.” Ucap Arkana yang berusaha terlihat biasa saja di depan Qania.
“ Semalam kamu menelponku, aku sengaja tidak menjawabnya karena ku pikir kamu salah menghubungiku. Apa aku benar.?” Tanya Qania lalu membuat Arkana mencoba untuk mengingat kejadian semalam.
Arkana ingat bahwa kemarin dia pergi ke club untuk minum-minum sampai dirinya mabuk, dia tidak tahu kalau semalam dia menghubungi Qania namun saat mengecek ponselnya ternyata benar.
“ Kamu benar, aku salah menghubungimu. Seharusnya aku menelpon istriku, maaf ya.” Balas Arkana terpaksa berbohong.
“ Nggak apa-apa, santai aja.” Kata Qania sambil menepuk lengan Arkana pelan.
“ Aku balik ke ruanganku dulu ya.” Lanjut Qania akhirnya pergi meninggalkan Arkana yang masih menatapnya berjalan menjauh meninggalkannya.
**
Jingga tercekat kaget saat mendengar bahwa mama Widya akan datang ke rumah untuk mengajaknya keluar bersama. Saat ini Jingga dengan cepat mengganti pakaian dan sedikit merias diri sebelum mama Widya datang dia harus sudah siap sedia.
Jingga tetap harus meminta izin kepada Arkana jika dia pergi keluar, meskipun perginya bersama dengan mama mertuanya sendiri tetap harus meminta persetujuan dari Arkana dulu.
Panggilan untuk Arkana telah dilakukan oleh Jingga beberpa kali, namun sayangnya panggilan tersebut tak ada satupun yang di jawab oleh Arkana. Alhasil Jingga hanya mengirimkan pesan untuk Arkana, mau di baca atau tidak setidaknya dia sudah mengirimkan pesan itu.
Sekarang Jingga sudah siap dengan balutan dress berwarna putih dengan heels pink pasta yang dia senadakan dengan tasnya. Suara mobil mama Widya di depan sana sudah terdengar dan membuatnya segera keluar menemui mama mertuanya tersebut.
“ Kamu cepat banget siapnya.?” Mama Widya cukup terkejut melihat kesiapan Jingga untuk saar ini.
“ Soalnya aku nggak mau buat mama menunggu lama-lama.” Balas Jingga kemudian.
“ Ya udah, masuk ke dalam mobil.” Ajak mama Widya yang kemudian supirnya segera membukakan pintu untuk Jingga masuk.
Begitu berada di dalam mobil, Jingga mencoba untuk tidak mengingat kejadian kemarin. Mama Widya tidak boleh tahu soal itu, dan Jingga juga berharap mama Widya tidak akan membahas soal kehamilan lagi.
**
Arkana telah menyelesaikan tugasnya hari ini dengan cepat dan dia ingin pulang ke rumah untuk istirahat, saat di parkiran dia tak sengaja melihat Qania yang sedang kebingungan dengan mobilnya sendiri.
“ Ada apa? Mobilnya kenapa.?” Tanya Arkana yang merasa tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
“ Nggak tahu nih, nggak mau nyala.” Balas Qania dengan nada yang memelas.
“ Sini biar ku lihat.” Arkana kemudian menawarkan diri untuk membantu Qania dalam mengetes mobil milik wanita itu.
Setelah di coba ternyata aki pada mesin mobil Qania yang bermasalah, hal ini sampai membuat Qania frustasi. Dia memang sudah lama tidak memperhatikan aki mobilnya.
“ Kamu mau kemana memangnya.?” Tanya Arkana lirih.
“ Ini, ibuku nyuruh aku ke butik ambil pesanan jahitannya. Kebetulan aku udah nggak ada pasien, makanya aku mau kesana buat ambil pesananya. Eh tapi mobil ini malah bermasalah.” Keluhnya.
“ Biar aku antar.” Sahut Arkana seketika membuat Qania menatapnya terkejut.
“ Nggak usah Ar, aku bisa naik taksi kok.” Tolak Qania.
“ Aku udah nikah, kamu jangan pikir aku masih ada perasaan sama kamu ya.” Arkana menunjukkan cincin pernikahannya di depan Qania.
“ Aku tahu kok, memangnya aku nggak mau karena alasan itu?” Seloroh Qania.
“ Aku Cuma antar kamu sampai butik, setelah itu terserah kamu mau pulang naik apa.” Balas Arkana sedikit cuek.
“ Ya udah, kalau gitu antar aku ke butik.” Seru Qania yang akhirnya tidak menolak ajakan Arkana.
**
Saat ini Jingga dan mama Widya sedang sibuk memilih pakaian di salah satu butik, berada di tempat itu sukses membuat Jingga merindukan butiknya.
Mama Widya sudah tahu tentang butiknya yang dulu terbakar, dan dia juga tahu kalau Arkana sedang menyiapkan butik baru untuknya. Tapi mama Widya tidak tahu semuanya dengan jelas, Jingga juga tidak bisa mengatakannya.
“ Yang ini kayaknya bagus buat kamu.” Mama Widya menunjukkan satu dress kepada Jingga.
“ Iya ma, bagus.” Balas Jingga lirih.
“ Coba gih, mama yang beliin buat kamu.”
“ Nggak usah ma, aku bisa beli sendiri kok.”
“ Jangan nolak, kamu coba dulu sana.”
Jingga pun beranjak menuju ruang ganti untuk mencoba dress pilihan mama mertuanya. Sambil menunggu Jingga, terlihat mama Widya yang sedang memilah-milah pakaian lain.
Pandangan mama Widya yang baru saja menoleh ke belakang menangkap dua sosok yang tak asing, dan sekarang mereka bertiga saling menatap satu sama lain.
Tatapan mama Widya fokus pada wanita yang berdiri di samping putranya, sementara itu Qania yang juga terkejut melihat keberadaan mama Arkana disana langsung memasang wajah yang tak biasa.
“ Arkana? “
“ Mama.?”
jd bingung dibuatnya🤔🤔
Next, ditunggu kelanjutannya.