Kisah ini menceritakan tentang pernikahan dini antara dua remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas
Keyra Ramadhani anak kedua dari pasangan suami isteri Rama dan Shinta yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas, gadis periang dan mudah bergaul ini memiliki seorang kakak laki-laki bernama Ramdhoni yang akrab dipanggil Doni, dia bekerja di sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari tempat ayahnya bekerja.
Rama bekerja di perusahaan milik keluarga Arman Prayoga sahabatnya. dan demi membalas budi kepada keluarga Prayoga dengan terpaksa ia pun menerima permintaan sahabatnya itu yang menginginkan putrinya Keyra sebagai menantunya.
Arman memiliki putra yang bernama Elvan Rafindra Prayoga, sosoknya yang pendiam dan dingin terhadap orang lain membuat Arman sedikit khawatir dengan putranya itu.
Arman berharap dengan menikahkan Elvan dengan Keyra bisa membuat Elvan berubah. dapatkan Keyra menerima perjodohan itu? dan mampukah Keyra mencairkan hati Elvan yang sedingin es?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianshen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkejut
Setelah sampai di rumah sakit El langsung menggendong Keyra dan membawanya ke ruang IGD
Sambil menunggu Keyra yang sedang diperiksa dan ditangani oleh dokter di ruang IGD, Elvan segera menghubungi papa dan juga kedua orang tua Keyra memberitahukan kejadian yang menimpa putri mereka, dan El juga sempat menghubungi Remon untuk segera meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengecek cctv yang ada di sekitar ruangan yang dijadikan gudang.
Remon awalnya bingung menerima perintah seperti itu dari El tapi setelah mengingat El yang membawa seorang cewek dalam keadaan pingsan pasti ada kaitannya dengan cewek tersebut pikir Remon.
Tanpa menunggu lama Remon pun langsung meminta izin ke toilet pada guru yang sedang mengajar di kelasnya .
Dengan langkah cepat Remon pergi ke ruang kepala sekolah dan menceritakan tentang apa yang di perintahkan oleh El, dia juga tidak lupa memberitahu kalau El sedang membawa siswi tersebut ke rumah sakit.
El tidak ingin ada kehebohan di sekolah tersebut jadi meminta kepala sekolah menuntaskan masalah yang menimpa Keyra secara rapih dan bersih. karena jika berita perbuatan bejat itu tersebar maka bukan hanya nama baik sekolah saja yang tercoreng tapi mental dan psikis Keyra juga harus di pertimbangkan dampak yang akan timbul dari perbuatan keji yang dilakukan mantan pacarnya itu.
" Keyra?" Beo bapak kepala sekolah saat melihat siswi yang tengah berjalan menuju perpustakaan
Detik kemudian Remon dan kepala sekolah nampak terkejut dengan apa yang dilihat di layar monitor tersebut, walaupun sekilas hanya saat Dika membekap dan menarik Keyra masuk ke dalam ruang kosong tersebut mereka dapat menyimpulkan bahwa pasti terjadi sesuatu di ruangan tersebut apalagi cukup lama Keyra tidak keluar dari ruangan tersebut sampai El datang dan saat keluar dari ruangan itu terlihat wajah Dika yang sudah babak belur dan El keluar menggendong Keyra dalam keadaan yang berantakan dan pingsan .
Kepala sekolah tau siapa El dan juga Keyra, masalah ini pasti akan menghebohkan sekolah jika sampai ada yang tahu kejadian tersebut oleh karena itulah El meminta kepala sekolah menangani kasus tersebut secara diam-diam. El bukan hanya memikirkan nama baik sekolah tersebut tapi juga memikirkan Keyra, dia takut para siswa dan siswi yang tidak menyukai Keyra mengambil kesempatan itu untuk membuli dan menjelek-jelekkan Keyra.
Sementara di kelas Keyra semua sahabatnya merasa khawatir dengan Keyra yang sejak pergi dari kantin sampai mau jam pulang sekolah anak itu belum juga terlihat batang hidungnya.
" Inka Key kemana sih kok gak balik-balik ?" tanya Bila cemas
" Gue juga enggak tahu" jawab Inka tak kalah cemas
" Gue udah nelpon tuh anak tapi ponselnya enggak aktif" sahut Amel ikut nimbrung
" Gue juga udah nyari ke toilet, Key juga enggak ada di sana" ucap Bunga
" Iya di perpustakaan juga enggak ada, kata kak Dewi Key juga enggak kesana" Malik ikut bicara
" Gue juga udah ngecek ke sekitar taman sama Bunga tadi Key juga enggak ada disana" Ucap Dodot
" Lah terus kemana dong tuh anak?" cemas mereka
" Apa dia pergi sama Dika ya?" celetuk Inka tiba-tiba
" Pergi sama Dika?" beo Malik
" Yaaaa.... bisa jadikan?" Inka mengangkat bahunya dengan segala kemungkinan yang ada
" Tapi kayaknya enggak mungkin deh apalagi kita tahu kalau mereka itukan udah putus ya walaupun Dika enggak pernah mau di putusin sama Key" ucap Malik
" Jangan-jangan Key diculik!" ucap Bunga yang tiba-tiba pikirannya jadi kearah sana dan diapun sudah menangis membayangkan hal buruk menimpa sahabatnya itu
" Huss... kalau ngomong enggak disaring dulu loe!" tegur Amel
" Gue cuma takut Mel, gue khawatir Key kenapa-napa" ucap Bunga disela tangisnya
" Bunga udah dong loe jangan nangis gitu, gue juga kan jadi kepikiran nih" Omel Bila yang sudah berkaca-kaca
Guru yang mengajar di kelas Keyra kebetulan tidak masuk, mereka hanya diberikan tugas saja dan sampai jam pulang pun Keyra masih belum juga kembali.
" Bagaimana kalau kita lapor ke kepala sekolah aja?" usul Inka
" Tapi pastiin dulu gih, Keyra pulang ke rumah enggak?" ucap Malik
" Gue udah nelpon bundanya tapi enggak diangkat" ucap Bila
" Ya terus kita harus gimana dong?" tanya Bila
Mereka diam sejenak memikirkan apa yang harus mereka lakukan sekarang
" Bagaimana kalau kita kerumahnya aja, sekalian mengantarkan tasnya Key?" ucap Malik
" Gue setuju!" ucap Dodot
Sesampainya di parkiran mereka berpikir lagi saat melihat motor Keyra yang masih terparkir di tempatnya.
" Tapi motor Keyra masih ada" Ucap Bila
" Iihhh.... kemana sih sebenarnya tuh anak?" kesal Amel sekaligus mencemaskannya.
" Tau tuh bikin kita khawatir aja!" timpal Bunga
"Coba kita tanya pak satpam, mungkin dia tahu?" usul Dodot membuat semua mata tertuju padanya
" Kenapa ngeliatin gue kayak gitu?" Dodot pasang wajah bingung
" Ya karena tumben otak loe cerdas!" ucap mereka serempak lalu tertawa
" Udah yuk ah tanya pak satpam!" Malik sudah jalan lebih dulu
" Permisi pak!" ucap Malik kepada Pak Imran yang bertugas menjaga pintu gerbang sekolah tersebut
" Iya ada apa ?" tanya pak Imran
" Maaf pak kami mau tanya, apa bapak melihat teman kami Keyra pak?" tanya Amel mewakili teman-temannya
" Neng Keyra?"
" Iya pak"
" Tadi setelah jam istirahat nak Elvan keluar dengan menggunakan mobil nak Remon katanya mau pergi ada urusan penting gitu"
" Ya terus hubungannya dengan Keyra itu apa pak?" Bila memutar bola matanya malas
" Iya pak, yang kita tanyain itukan Keyra bukan si manusia kulkas itu" ucap Inka
" Tau nih bapak kenapa jadi ngomongin si El" Bunga pun ikut berkomentar
"Ya maaf neng, begini neng tapi kalau bapak enggak salah lihat tapi ya neng sepertinya yang tadi berada di dalam mobil bersama nak Elvan pergi keluar itu mirip sama neng Keyra" jawab pak Imran
" Apa?" sontak ucapan pak Imran membuat mereka terkejut bersamaan
" Iya neng tadi bapak lihat nak Elvan keluar bersama anak cewek tapi kurang jelas juga sih neng, coba aja tanya nak Remon mungkin dia tahu, nah itu orangnya!" ucap pak satpam yang menunjuk ke arah Remon yang sedang berjalan kearah gerbang
Malik, Inka, Dodot, Bila, Bunga dan Amel langsung menoleh ke arah yang di tunjuk oleh pak Imran
" Kak Remon!" Amel dengan gerak cepat langsung menghampiri pemuda itu dan yang lainnya menyusul belakangan
Remon mengerutkan keningnya karena jalannya dihadang oleh gadis yang merupakan adik kelasnya
" Loe siapa dan mau apa?" tanya Remon datar
" Maaf kak ganggu sebentar, gue cuma mau tanya kak apa kakak tahu siapa cewek yang pergi bersama kak Elvan?" tanya Amel tanpa basa-basi
" Cewek yang pergi sama El?" Remon terdiam dan sedikit berpikir dia takut salah bicara dan berakibat fatal
" Kak!" Amel memanggilnya membuat Remon tersentak
" Eh? Iya tadi Loe ngomong apa?" tanya Remon membuat Amel mendengus kesal
" Kak tahu enggak cewek yang pergi keluar bersama kak Elvan? Karena gue tuh sama teman-teman sedang nyariin Keyra teman kami yang sejak jam istirahat ngilang enggak balik-balik. kita semua tuh khawatir kak takut teman kami Keyra kenapa-napa" terang Amel
" Enggak, gue enggak tahu" elak Remon yang langsung melanjutkan langkahnya
" Kak, please kak jangan bohong!" teriak Amel dan ucapannya berhasil membuat langkah Remon berhenti
Amel tanpa merasa takut langsung menghampiri Remon kembali sementara yang lain membiarkan Amel yang mencari tahu tentang Keyra pada Remon
" Apa kata loe, gue bohong? buat apa gue bohong" ucap Remon dingin
" Terus yang bersama kak Elvan tadi itu siapa kak?" tanya Amel terus mendesak Remon
" Mana gue tahu" Remon mengangkat bahunya
" Kak, gue sama yang lain tuh udah capek nyari kesana kemari tapi enggak juga menemukan sahabat kami Keyra, kami semua khawatir kak" ucap Amel sendu
" Keyra?" batin Remon teringat nama yang disebut oleh kepala sekolah tadi.
" Jadi dia itu teman cewek yang bersama El tadi?"
" Itu bukan urusan gue" jawab Remon datar
Sebenarnya Remon tidak tega tapi dia sendiri juga belum tahu keadaan Keyra bagaimana sekarang, dia juga takut dipersalahkan oleh El jika memberitahu keadaan Keyra pada orang lain sekalipun itu teman-temannya sendiri.
" Gue mau pulang jangan ganggu gue lagi!" ucap Remon tegas lalu pergi meninggalkan Amel yang menghentakkan kakinya kesal dengan sikap cuek Remon.
" Bagaimana Mel?" tanya Malik dan Amel menggeleng pelan
" Dia bilang enggak tahu " jawab Amel lesu
" Tapi gue yakin dia tahu sesuatu tentang Keyra" ucap Malik
" Terus kita harus bagaimana?" tanya Amel
" Bagaimana kalau kita ikutin aja dia, apalagi tadi kata pak satpam mobilnya dia kan dipakai kak Elvan" ucap Bila
" Wah gue setuju itu" ucap Dodot
Mereka pun masuk ke dalam mobil Malik, Amel dan Bila meninggalkan mobil mereka di parkiran sekolah, mereka memilih pergi satu mobil biar lebih mudah membuntuti Remon
_________
Di rumah sakit
El tidak berhenti mondar-mandir di depan pintu ruang IGD entah kenapa ia merasa sangat khawatir dengan keadaan Keyra
" El!" suara papa Arman mengalihkan perhatiannya, El langsung menoleh ke arah sumber suara
" Pah!" ucap El
" Bagaimana keadaan Keyra?" tanya papa Arman yang sangat mengkhawatirkan keadaan menantu kesayangan itu
El menggeleng " Masih di dalam pah"
" Do'akan aja, semoga Key tidak kenapa-napa" El mengangguk
" Sebenarnya apa yang terjadi El?" tanya papa Arman penasaran dengan kronologis yang terjadi dengan Keyra.
El menceritakan secara detail keseluruhannya sampai dia membawa Keyra ke rumah sakit
Papah Arman mengepalkan tangannya kuat buku-buku tangannya pun memutih dan rahangnya mengeras setelah mendengar cerita dari putranya
" Nak El!" bunda Shinta bersama ayah Rama setengah berlari menghampirinya
" Apa sebenarnya yang terjadi nak El, kenapa Keyra bisa masuk rumah sakit?" tanya Bunda Shinta disela tangisnya. ia sangat mengkhawatirkan keadaan Keyra, masuk ke rumah sakit membuatnya Dejavu mengingat masa kecil Keyra dulu
Ayah Rama yang mengerti kegelisahan dan kekhawatiran sang isteri berusaha untuk menenangkannya.
" Bunda yang sabar dulu ya, sebaiknya bunda duduk aja dulu!" ucap Ayah Rama menuntun bunda untuk duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruang IGD
" Nak El bisa jelaskan kepada kami sebenarnya apa yang terjadi dengan Keyra?" tanya ayah Rama
El menarik napas panjang lalu menceritakan kejadian yang terjadi pada Keyra sewaktu di sekolah kepada kedua orang tua Keyra
Reaksi ayah Rama sama seperti papa Arman, marah dan tidak terima putri kesayangannya mendapat pelecehan seperti itu.
Ayah Rama hendak beranjak dari duduknya ingin mencari laki-laki yang sudah membuat putrinya sampai masuk rumah sakit namun dengan cepat papa Arman mencegahnya
" Rama tenangkan dirimu dulu, keadaan Keyra jauh lebih penting saat ini, masalah anak itu biar aku yang urus!" Papa Arman menepuk pundak ayah Rama
" El juga tidak akan membiarkan anak itu lepas begitu saja, Keyra adalah menantuku dan sudah aku anggap seperti putriku sendiri. berani menyakiti Keyra sama saja orang itu berani menyakiti ku" ucap papa Arman tegas
"El sudah menyuruh Remon untuk mengamankan bukti cctv sekolah dan sudah melaporkan kejadian ini kepada pak kepala sekolah. El mau kejadian ini jangan sampai terdengar keluar karena bisa berdampak negatif untuk Keyra kedepannya apalagi jika ada pihak-pihak yang tidak suka dengan Key, bisa saja mereka memanfaatkan berita ini untuk menjatuhkan mental Key dan El tidak mau sampai hal itu terjadi, bagaimana pun Key adalah isteri El dan sudah menjadi tanggung jawab El untuk menjaga dan melindunginya" ucap El tulus dan tentu saja kata-kata El membuat sang papa merasa sangat senang dan bahagia karena El yang dulu kaku dan cuek kini begitu peduli dengan Keyra.
" Papa bangga padamu El, terima kasih sudah menerima Key sebagai isteri mu, terima kasih" El tertegun melihat papanya yang biasanya tegas dan terlihat seram dengan kumis panjangnya ternyata menitikkan air mata di hadapannya dan juga dihadapan kedua mertuanya.
" Pah!" Ucap El dan tanpa banyak kata lagi papa Arman memeluk putranya
" Terimakasih nak El , ayah juga merasa bangga sama kamu, semoga pernikahan kalian selalu baik-baik saja dan kalian akan terus hidup bersama sampai maut yang memisahkan" ucap ayah Rama
"Semoga nak El tidak akan menyia-nyiakan Keyra dan tidak menyakitinya" Ucap bunda Shinta
" Belajarlah untuk menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing agar rumah tangga kalian selalu tentram dan harmonis" lanjutnya
" Amin" ucap semuanya
" Insyaallah bunda, El akan belajar menerima pernikahan ini dengan ikhlas" sahut El
Dan tidak berselang lama pintu ruang IGD pun terbuka
El dengan cepat langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan tersebut diikuti oleh bunda Shinta, ayah Rama dan juga papa Arman
" Alhamdulillah, pasien tidak mengalami luka yang serius. Luka pukulan yang mengenainya memang sedikit merobek kulit kepalanya, untungnya tidak terlalu dalam dan sepertinya pasien juga termasuk gadis yang kuat" ucap dokter tersebut menjelaskan
" Syukurlah ya Allah!" ucap Bunda Shinta mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya
" Terima kasih dokter". ucap El
" Sama-sama"
" Dok, apa kami sudah boleh melihat keadaan pasien?" tanya El
" Untuk saat ini belum boleh dulu, sebaiknya tunggu sampai pasien di pindahkan di ruang perawatan" Jawab dokter
" Kalau sudah tidak ada yang ditanyakan lagi, saya mohon pamit masih ada pasien yang menunggu" ucap dokter seraya pamit undur diri
" Oh iya silahkan dokter, sekali lagi kami ucapkan terimakasih!" ucap papa Rama
Saat ini Keyra tengah dibawa oleh suster pindah ke ruangan VVIP atas perintah papa Arman dan disaat suster melewati sebuah ruangan muncul seorang gadis kecil yang keluar dari ruangan tersebut
Gadis kecil itu terus memperhatikan Keyra yang berada diatas brankar pasien yang sedang di dorong oleh dua orang suster dan dibelakangnya El, papa dan kedua orang tua keyra berjalan mengikutinya
" Suster!" cicit gadis kecil itu memanggil kedua suster tersebut
" Iya ada apa dek?" jawab salah satu suster menghentikan langkahnya
" Apa kakak itu kak Keyra?" tanya gadis kecil itu membuat El dan yang lainnya saling melemparkan pandangan
Suster tersebut menoleh kearah Kedua orang tua Keyra yaitu ayah dan bunda Shinta dan mereka menyuruh kedua suster itu melanjutkan langkahnya bersama El, Ayah Rama dan juga papa Arman sedangkan bunda Shinta berjalan menghampiri gadis kecil tersebut lalu sedikit membungkukkan badannya mensejajarkan tinggi dengan gadis kecil itu
" Sayang, kamu kenal dengan anak tante Keyra?" tanya bunda Shinta dengan lembut
Gadis yang bernama Lintang itupun mengangguk pelan " Iya tante, jadi benar itu kak Keyra?"
Bunda Shinta menganguk dan seketika Lintang langsung terisak
" Loh kok kamu menangis nak?" tanya bunda Shinta yang terkejut melihat gadis kecil dihadapannya itu malah menangis
" Apa boleh Lintang melihat keadaan kak Keyra tante?" bunda mengusap lembut kepala gadis kecil itu
" Boleh, tapi apa nanti tidak ada yang mencari kamu nak?" Lintang menggeleng
" Cuma sebentar tante, ibu sedang membantu kak Bintang ke toilet pasti lama, jadi boleh ya tante Lintang melihat keadaan kak Keyra ?"
" Boleh sayang, Ayuk ikut tante!" ucap Bunda Shinta
Setelah sampai di ruang rawat inap Keyra, Lintang langsung berlari menghampiri tempat tidur Keyra membuat El sangat terkejut dibuatnya
" Kak Keyra kenapa tante? kak Keyra kok diam aja? Kakak enggak boleh sakit, kak Keyra harus cepat sembuh, kak Keyra orang baik. Lintang sayang sama kak Keyra" ucap Lintang disela Isak tangisnya menatap wajah pucat yang masih memejamkan mata
Dan kejadian itu tentu saja membuat El terkejut dan menimbulkan tanda tanya besar di benak El dan para orang tuanya