Hi Kak .... Aku hadir lagi nih, jangan bosan ya untuk selalu ikuti cerita aku🥰🥰🥰🥰
Kehamilan di usia lanjut membuat Sonia harus angkat kaki dari rumah suaminya. 20 tahun dirinya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dion Wiratama akhirnya harus berujung pahit, gara-gara suatu malam yang Sonia pun tidak tahu menahu dan tidak ingat sama sekali, kapan dia berhubungan dengan seorang pria, sedangkan Dion sendiri sudah di vonis impoten karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu.
Apakah Sonia mampu membawa kehamilannya ini sendiri ataukah ada pengeran berkuda putih yang nantinya akan menerima Sonia??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Sonia begitu terkejut mendengar jawaban dari suaminya itu, selama dua puluh tahun baru kali ini dia menyaksikan sendiri keegoisan Dion, padahal dalam rumah tangga ini dia sudah mengkhianati pernikahannya, akan tetapi ketika melihat kekurangan dari Sonia seakan kesalahan ada di pihak istri padahal sama-sama bersalah hanya saja kesalahan Sonia tidak di sengaja bahkan wanita itu masih tidak tahu benih siapa yang saat ini dia kandung.
"Ya Allah ujianku di tahun ini begitu berat, aku serahkan saja semua kepada Mu Sang pemilik hidup," ucap Sonia sambil terus menyusuri jalan keluar dari rumah ini.
Malam yang penuh dengan kesunyian wanita paruh baya ini mulai menggeret kopernya keluar dari kediaman suaminya, pernikahan yang kedua puluh tahun berakhir sia-sia tanpa ada kesempatan kedua untuk membuktikan kalau dirinya ini tidak bersalah.
Sonia mulai menaiki taksi yang sudah dia pesan secara online, saat ini tubuh lelahnya mulai menduduki jok belakang, kepala Sonia bersandar sambil menatap nanar ke arah jalanan yang perlahan di lewati begitu saja, tidak ada lagi kesedihan ataupun air mata yang menetes dari pelupuk matanya, saat ini Sonia sudah mulai pasrah dengan takdir yang harus membuatnya menjadi kuat agar janin yang dia kandung tidak terpengaruh dengan pikirannya yang sekarang sedang tidak baik-baik saja.
"Aku tidak tahu, kamu ini milik siapa? Kamu tahu gak? Gara-gara kehadiranmu ibumu ini harus keluar dari rumah dan menjadi seorang janda, semoga saja kamu menjadi teman yang selalu setia menemani hari tua ibumu ini, karena jujur saja Ibu tipikal orang yang takut untuk di tinggalkan, seperti malam ini, Ibu harus terusir dari rumah suami yang selama ini Ibu cintai dan sayangi," tutur Sonia sambil mengelus perutnya yang masih rata.
Tanpa di sadari taksi sudah berhenti di depan rumah Sonia, saat ini dunia susah turun dan menatap rumah kedua orang tuanya itu, ada banyak kenangan di rumah tua ini, bahkan kenangan dia di kamar dan di minta baik-baik oleh keluarga Dion masih menari-nari di pikirannya.
"Dua puluh tahun yang lalu, pangeran tampanku melamar dengan senyuman yang sangat aku sukai, dia memintaku secara baik-baik, dan berjanji kepada kedua orangtuaku untuk menjagaku seumur hidupku, tapi di pertengahan jalan, janji itu mulai sirna bahkan sekarang dengan tega dia menyuruhku pulang dengan sendirinya, ah hidupku sangat lucu sekali," ujar Sonia sambil menatap rumah tua penuh kenangan itu.
Perlahan kaki Sonia mulai melangkah untuk mengetuk rumah kedua orang tuanya, akan tetapi tangan itu enggak untuk mengetuknya karena kedatangannya ini pasti akan membuat mereka bertanya, dan hal itu sangat sulit untuk dihadapi Sonia pada saat ini.
"Ya Allah bantu aku untuk menjelaskan semuanya dengan tenang terhadap kedua orang tuaku," ungkap Sonia.
Dengan penuh tekad akhirnya perempuan itu mulai menekan bel yang ada di samping pintu rumah kedua orang tuanya.
"Ting tong!" bunyi bel tersebut membuat ART langsung membuka pintu rumah itu.
"Eh, Ibu Sonia, silahkan masuk," ucap ART tersebut dengan ramah.
"Makasih ya Bik," sahut Sonia lalu mulai masuk ke dalam kamarnya.
Sonia mulai masuk ke dalam kamar yang setiap harinya selalu di rawat kebersihannya, wajar saja dia langsung nyelonong begitu saja, karena memang tahu ibunya selalu memastikan kamar anak satu-satunya ini selalu rapi dan bersih.
"Heeeeemb, nyamannya kamarku masih sama seperti dulu, saat aku masih gadis, gak ada yang berubah hanya cat dinding saja yang setiap tahunnya selalu diperbaiki," gumam Sonia sambil menghirup aroma bunga mawar merah yang setiap hari selalu di taruh diatas meja kecil di kamar Sonia.
"Mama terima kasih banyak, sudah menjaga kamar ku, aku pikir di dunia ini tidak ada manusia yang setia, ternyata pikiranku selama ini salah, aku masih punya Mama sama Papa, yang selalu setia dalam hal apapun semoga kepulanganku malam ini tidak membuat kalian berdua kecewa."
***"**"
Keesokan harinya saat ini Sonia mulai menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk berdua di meja makan, kedua pasangan sepuh itu begitu terkejut melihat kedatangan anaknya yang tiba-tiba.
"Nak, kok kamu tiba-tiba ada di sini?" tanya Wanda.
"Iya Mam, aku pulang," sahut Sonia dengan senyum masamnya.
Sedangkan sang Ayah yang menyadari dia berusaha untuk mengajak anaknya itu bersarapan pagi bersama. "Sudah kita sarapan dulu," ujar Nehru yang tidak mau membuat suasana di pagi hari menjadi kelabu.
"Makasih Pa," ucap Sonia.
"Iya Sayang, ayo kita makan," ujar Nehru dengan bahasa Indonesia yang masih kaku.
Saat ini ketiganya sedang menikmati sarapan pagi dengan sepotong roti dan selai strawberry, ketiganya nampak fokus menikmati sarapan ini hingga selesai.
"Nak, ayo kita duduk di teras depan," ajak Wanda sedangkan Sonia hanya menuruti permintaan ibunya dengan baik.
Saat ini ibu dan anak itu sedang menikmati suasana pagi di depan rumah mereka yang dipenuhi dengan tumbuhan hijau, membuat suasana hati yang suram menjadi damai karena pesona hijau yang menyegarkan mata.
"Anakku kau pulang ke sini dengan siapa?" tanya Wanda.
Sejenak Sonia mulai terdiam, akan tetapi dirinya berusaha untuk tegar dalam menyikapi semua ini. "Nia pulang sendiri Mam," sahut anaknya itu tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Sayang, kau sudah memikirkan keputusan ini dengan baik?" tanya Wanda yang tidak mau menghakimi putri satu-satunya ini.
"Sudah Mam," sahut Sonia.
"Di sini Mama, hanya bisa berpesan, jika dalam rumah tangga sudah tidak bisa diselesaikan dengan baik-baik maka dari salah satu kalian menjauhlah sebentar, siapa tahu dari kepergian salah satunya kalian berdua bisa berpikir dengan jernih," ujar Wanda.
"Tapi kesalahan yang kita berbuat sudah fatal Mam," sahut Sonia dengan cepat.
"Maksudnya," potong Wanda.
"Mas Dion sudah berselingkuh denganku, bahkan impoten dia sudah sembuh tanpa aku ketahui, dan hal yang lebih mencengangkan lagi aku hamil tanpa sentuhan siapa pun bahkan aku tidak bisa mengingat kapan dan dimana aku melakukan hubungan itu," akui Sonia yang membuat Wanda tertegun.
"Ya Allah Nak, ujianmu begitu besar, dengan seperti itu Dion akan mudah menyalahkan mu tanpa memberimu kesempatan untuk menjelaskan semuanya," ungkap Wanda, sambil memeluk tubuh anaknya.
"Maka dari itu Mam, aku sampai merasa kalau saat ini dunia begitu tidak adil untukku aku yang dikhianati tapi kenapa takdir malah membuatku hamil sehingga dengan gampangnya Mas Dion menyalahkan itu semua kepadaku," adu Sonia.
"Kamu harus sabar Nak, Tuhan kasih kamu ujian pasti dia percaya kalau kamu mampu menjalani takdirnya dengan baik, untuk itu berperan lah sebagai wanita kuat, buktikan pada dunia kalau kamu bisa, wanita yang terusir dari rumah suaminya bukan berarti dia kalah, akan tetapi dia mundur untuk kemenangan yang tertunda," pesan Wanda terhadap anaknya.
"Makasih banyak Mam, sudah mendukung dan mempercayai ucapanku, jujur saja, dalam keadaan ini tidak ada satu orang pun yang percaya kalau aku hamil sendiri, pasti semua orang akan menuduhku bohong dengan kejadian ini," ucap Sonia.
"Semua orang boleh menghakimi mu, tapi kamu harus kuat iman ya, dan yakin kalau Allah tidak akan tidur Nak, suatu saat orang yang menghamili mu akan datang sendiri kepada mu," sahut Wanda.
"Kalaupun dia muncul aku akan membenci orang itu seumur hidupku Mam," ucap Sonia yang merasa benci dengan orang tersebut.
"Nak kamu datang ke sini sudah pamitan dengan Kenzi?" tanya Wanda tiba-tiba.
"Iya Mam, aku sampai lupa dengan Kenzi, semoga saja dia baik-baik saja," ujar Sonia yang merasa khawatir terhadap anaknya itu.
*******
Sedangkan di tempat lain saat ini Kenzi di sekap oleh seseorang, karena memang Kenzi lah saksi kunci di malam itu, bahkan dirinya mempunyai bukti kuat kalau di malam itu mamanya tidak bersalah dan pelakunya merupakan orang suruhan dari Anya dan tanpa mereka ketahui Kenzi sudah mengaturnya dengan sedemikian rupa.
"Ayo katakan di mana bukti itu, jika kau ingin selamat dan bertemu ibumu!" gertak pria kejam itu.
"Lepaskan aku, jika kalian tidak ingin menyesal sudah berhadapan denganku," balas Kenzi.
"Sombong sekali kau .... Bugh ....!" Seketika bogeman mentah mendarat ke tubuh Kenzi.
"Pukulan ini nantinya akan aku pertimbangkan di pengadilan nanti, catat ya, aku tidak akan membiarkan orang yang menyentuhku bebas begitu saja, lihat saja nanti," ucap Kenzi setengah mengancam.
"Memangnya kamu siapa bocah tengil, beraninya kau mengancamku," sahut pria itu.
"Aku bukan siapa-siapa hanya saja aku merupakan cucu dari Nehru Sanjaya mantan seorang jendral berbintang diwaktu masa jabatannya dulu, dan meskipun kakekku sudah pensiun aku yakin dia masih mempunyai sahabat Jendral di kepolisian jadi, kau pasti tahu kan resiko jika berurusan dengan cucunya," seringai Kenzi yang membuat pria kejam itu sedikit menciut.
Bersambung
semangat thor...