Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25.Mencoba ikhlas
'Beribu cerita indah telah kita lewati, pahit manis telah kita lampaui, dan segalanya yang pernah ku perjuangkan kini harusku akhiri. Sulit rasanya jika harus kehilangan lembaran kisah lama. Dan kini meski memulainya dengan lembaran baru. Tapi itulah keputusan yang sudah ku buat, setelah kau dapati seseorang yang baru untuk singgah. Seseorang yang mungkin bisa menyayangimu lebih dari aku. Tentunya tidak seperti aku, yang hanya mencintaimu dengan penuh kekurangan. Semua keputusan sudah ada di tanganku. Kamu tidak bisa lagi mengelak! Sesuatu yang pernah ku genggam erat memang sudah seharusnya aku lepas.
'Aku akan berusaha untuk meninggalkan ini semua, meski akhirnya semua tak mungkin bisa ku lupa. Aku akan berusaha merelakan, meski sebenarnya aku tak mau kehilangan. Aku akan berusaha untuk tak lagi mengingatmu, meski sebenarnya masih terselip namamu dalam setiap doaku. Dan sekarang aku akan lepaskan kamu, biarkan aku masih tetap belajar untuk ikhlas' hiks ... hiks ... gumam Tika di dalam hati sambil menangis sesegukan. Betapa sakit dan hancurnya hati Tika dengan peristiwa yang di alaminya dalam berumah tangga.
"Tika, kamu baik-baik saja kan?" tanya Andrew masuk ke dalam mobil miliknya, merasa khawatir dan cemas terhadap Tika yang kini terus menangis.
"Kamu lihat sendiri Ndrew, kalau saya sedang tidak baik-baik saja hiks, hiks." Jawab Tika sambil sesegukan dan mengapus airmatanya yang terus membasahi pipinya.
"Kamu yang sabar ya Tik, mungkin ini ujian untuk rumah tanggamu. Kamu pasti mampu melewati ini semua kok." ucap Andrew berusaha menenangkan Tika.
"Tetapi sayangnya saya tidak bisa mempertahankan rumah tanggaku, ini terlalu sakit Ndrew, sangat sakit hiks hiks. Dia yang telah menghianatiku, dia juga yang telah menghancurkan harapan rumah tangga yang dulu selalu di dambakan awet sampai maut memisahkan. Tetapi kenapa dia tidak bisa pegangnya janjinya sendiri," ucap Tika dengan suara sendu khas orang yang menangis.
"Saya mengerti dan merasakan gimana sakitnya posisi kamu sekarang kok. Jika itu keputusan yang terbaik buatmu, saya hanya mendoakan saja semoga kelak nanti kamu mendapat seseorang jauh lebih baik dari suamimu, dia penyayang, pengertian, setia dan pastinya bisa menjadi imam terbaik untuk keluargamu," ucap Andrew sambil menatap Tika kemudian tersenyum.
Tika pun menatap Andrew kembali lalu berkata,"iya terima kasih Ndrew atas doanya."
"Iya sama-sama. Saya yakin kamu pasti mampu hidup tanpa suamimu kok, apalagi ada anakmu Chika. Kamu pasti mampu membesarkan dan mendidik anakmu walaupun nanti tanpa bersama suamimu lagi. Semangat ya Tika, jangan putus asa. Mungkin Tuhan sudah mengtakdirkan kamu harus mengakhiri dengan suamimu, dan kamu juga harusnya berterima kasih sama Tuhan karena dia telah membongkar sifat dan prilaku buruk suamimu seperti apa yang sebenarnya."
"Apa yang dikatakan kamu itu memang benar Ndrew, seharusnya saya beruntung sudah mengetahui siapa Chandra sebenarnya. Mungkin sebelum melangkah jauh, lebih baik saya akhiri perjalanan hidupku bersama suamiku. Dan aku akan mencoba ikhlas merelakan dia untuk wanita yang mungkin menurutnya lebih baik dariku."
"Saya salut sama kamu Tika, kamu wanita hebat dan tegar yang pernah ku kenal. Walaupun saya hanya baru mengenalmu, tetapi saya percaya dengan melihat dari sikap dan prilakumu."
"Lagi pula saya kuat dan tegar demi anakku, Chika. Saya tidak mau Chika melihat kesedihan yang ku rasakan selama ini. Chika masih polos, dia masih butuh waktu untuk menikmati hidupnya dengan kesenangan bukan kesedihan. Jadi saya berusaha menguatkan kan, hatiku untuk selalu tersenyum di hadapan anakku meski sebenarnya hatiku sedih dan tidak baik-baik saja." ucap Tika kemudian berusaha tersenyum.
"Mommy is the best! Beruntung sekali pastinya Chika mempunyai Ibu sepertimu." Andrew menatap Tika dan tersenyum.
"Eh maaf ya Ndrew, saya jadi curhat kayak gitu," ucap Tika merasa malu.
"Tidak apa-apa kok Tik, justru lebih bagus kamu ungkapin dan keluarin unek-unek kamu supaya hatimu plong dan sedikit bisa mengurangi beban. Maaf ya bukannya saya mau ikut urusan rumah tanggamu."
"Iya tidak apa-apa kok Ndrew. Oya maaf ya Ndrew untuk hari ini, kayaknya saya tidak bisa kerja kembali mungkin esok atau lusa saya pasti akan kerja kembali lagi."
"Ya sudah tidak apa-apa kok Tik. Lagi pula saya tahu posisi kamu sekarang kayak gimana kok. Ya sudah biar saya anter kamu pulang ke rumahmu," ucap andrew.
"Heem." Jawab Tika sambil menganggukan kepal
Andrew pun kemudian menjalankan mobilnya, dan pergi dari restoran tersebut.
bersambung ...