Seorang wanita harus mengakui akan posisi dirinya transmigran ke tubuh seseorang wanita yang tidak dia kenali,bahkan posisi dia berubah menjadi seorang istri dan itu semua karena perjodohan yang sengaja direncanakan oleh keluarganya.
Mengira dirinya akan menikah dengan seorang pria tua,tapi kenyataannya bukan dirinya menikah dari seorang pria tampan dengan sifat dinginnya bahkan berlanjut sampai di pernikahan mereka karena perjodohan yang keluarga mereka lakukan.
Tapi semua berubah setelah semua terjadi dan tergantikan posisi seseorang wanita lain menempati tubuh wanita ini.
Apakah dia akan mendapatkan kebahagiaan dari semua pengorbanannya itu.Dan apakah dia bisa meluluhkan perasaan suaminya yang begitu dingin padanya.
Walaupun diam-diam dia memiliki rahasia yang besar yang dia sembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Lily berulah makin jadi
Ditempat lain
Seperti malam biasanya Miranda dan suaminya duduk santai diruang meja makan, menikmati beberapa makan malam sudah siap dimeja makan mereka.
Suasana dimeja makan nampak hening tanpa ada obrolan antara mereka.Hingga pada akhirnya Miranda lebih memilih lebih dulu pergi dari tempat itu tanpa dia berkata apapun pada suaminya.
Arsya yang melihatnya yang terdiam."Sekarang dia lebih dingin dariku." batin Arsya yang merasa jika istrinya lebih dingin daripada dirinya.
Mulailah Arsya merasakan keresahan yang dia rasakan pada dirinya sendiri.
Arsya pun lebih memilih untuk pergi dari tempat itu dan menuju ruang kerja.Entah apa yang menganggu pikirannya.
Dia pun mengakui ada perasaan yang berbeda setelah melihat perubahan dari istrinya itu dan dia mulai merasakan perasaan kesepian yang selama ini dia tidak pernah rasakan.
"Apa mungkin aku tertarik dengan wanita itu.Sedari awal aku hanya menganggap wanita biasa,tak mungkin jika aku menyukai wanita itu." Batin Arsya yang makin frustasi dengan apa yang sedang dia hadapi sekarang ini.
Arsya pun lebih memilih fokus bekerja daripada memikirkan wanita itu terus yang membuat dirinya frustasi.
Sedangkan diposisi Miranda masih duduk santai dengan laptop didepannya.
"Sepertinya semua hasil yang Ello kirimkan sudah lengkap semuanya .Kini tinggal aku cek lagi." Gumam Miranda yang sudah selesai mengecek email dari Ello.
Tiba-tiba saja handphone miliknya bergetar, Miranda segera mengangkat panggilan itu.
"Ya Halo."
"Bagus,jangan sampai dia mencurigai kita ." ucap Miranda yang menyuruh sesuatu pada anak buahnya.
Sambungan telepon langsung terputus,reaksi Miranda tersenyum puas dengan apa rencana yang dia lakukan berhasil.
"Itu baru awal,jika kamu semakin menjadi aku yakinkan kamu akan menjadi target jiko selanjutnya." senyuman Miranda yang begitu menakutkan bahkan tidak main-main dia melakukan hal itu untuk musuhnya.
Pagi hari
Miranda yang biasanya bangun lebih pagi dia nampak begitu bermalas-malasan pada pagi ini ditempat tidurnya.
"Tok ...tok ..."
Miranda segera membuka pintu kamarnya dan mendapati bibi Ami yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ada apa bibi?" tanya Miranda dengan nada yang masih lemas karena baru bangun dari tidurnya.
"Ini sudah pagi non,sarapan paginya sudah siap non."
"Nanti saja aku makan." jawab Miranda yang masih mengantuk.
"Baik non." jawab bibi Ami dengan anggukkan.
"Oh iya bi,tolong siapin minuman jus orange ya." permintaan Miranda pada bibi Ami.
"Baik non." jawab bibi Ami yang segera pergi, Sedangkan Miranda kembali kedalam kamarnya dan tidur ditempat tidurnya.
Sedangkan di posisi Arsya saat ini dia duduk menikmati sarapan paginya, melihat bibi Ami berjalan dibelakangnya ia pun langsung bertanya.
"Dia kenapa belum turun?" tanya Arsya yang secara langsung pada bibi Ami.
"Maaf tuan,katanya nona akan turun nanti." jawab Bibi Ami sembari menunduk kepala.
"Ya sudah." jawab Arsya yang melanjutkan sarapan paginya,setelah selesai Arsya segera berangkat ke kantornya.
Posisi Arsya sudah ada didalam mobil bersama asistennya yang saat itu sedang berbincang masalah pekerjaan.
"Jadinya hari ini?" tanya Arsya pada asistennya mengenai rapat hari ini.
"Iya tuan,semua berkas sudah saya siapkan." jawab Erik yang selama ini bertanggung jawab untuk mempersiapkan semuanya.
"Baiklah,jangan sampai ada yang terlewat." pesan Arsya pada Erik,pada akhirnya Arsya sampai didepan perusahaan yang secara langsung disambut oleh beberapa karyawan di kantor itu.
Dengan wajah paras tampannya,banyak beberapa wanita tergoda.Sikapnya yang dingin makin membuat para wanita mengagumi dia.
"Ya ampun boss kita benar-benar tampan." ucap salah satu dari mereka.
"Kamu jangan sembarangan bicara, boss kita itu sudah menikah."balas salah satu dari mereka.
"Terserah dia sudah menikah apa belum,aku pun mau menjadi istri yang keduanya."
"Wah belum tahu rasanya di gampar istri tua" ucap salah satu dari mereka yang malahan bergosip.
"Sudah kalian bubar semua sebelum tuan Erik mencurigai kita habislah kita." pada akhirnya mereka membubarkan diri dan kembali ke tempat kerja mereka masing-masing.
Diposisi Miranda saat ini,dia baru saja sarapan pagi dengan minuman pesanan dia. Pandangannya fokus ke handphone ditangan kirinya.
Seketika dia tersenyum melihat ada pesan masuk yang ternyata pesan dari Dave."Sepertinya rencana ku berhasil kini tinggal aku menunggu kabar dari Flo ." ucap Miranda yang terlihat begitu puas rencananya berhasil.
Siang hari
Arsya baru saja selesai rapat, dia nampak sedikit kelelahan setelah pekerjaan hari ini cukup menguras pikirannya.
Dimeja kerjanya pun datang lagi beberapa dokumen yang harus dia tanda tangani.Baru saja dia bekerja, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan dari pintu ruang kerjanya.
"Tok...tok...."
"Masuk." Pintu pun terbuka yang ternyata itu asistennya yang datang menghampiri tuannya.
"Maaf tuan,ada sesuatu hal yang ingin saya sampaikan pada anda."
"Ada apa?"tanya Arsya pada asistennya.
"Dibawah ada seseorang wanita ingin bertemu dengan anda tuan,dia adik dari nona Miranda tuan." mendengar informasi itu spontan Arsya sedikit kaget dengan kehadiran adik dari istrinya.
"Mau apa dia kesini?" tanya Arsya pada asistennya yang baru kali ini adik dari istrinya berani datang di tempat kerjanya itu.
"Saya tidak tahu tuan, wanita itu masih ada dibawah." jawab asistennya yang sekedar menerima laporan dari lantai bawah.
Arsya makin dibuat kesal, dengan pekerjaan yang makin menumpuk ditambah lagi masalah baru lagi.
"Bagaimana tuan?" tanya Erik yang menunggu jawaban dari tuannya.
"Aku akan temui dia." jawab Arsya yang terpaksa harus menemui wanita itu.
Erik pun segera keluar dan menemui wanita itu.Nampak ada dua orang berjalan menuju ruang yang dimana tempat itu lokasi ruang kerja Arsya.
"Silakan."
Pintu terbuka dengan kehadiran Lily ditempat itu,Lily pun sengaja datang menemui Arsya karena sesuatu.Arsya melirik ke depan melihat Lily yang datang dengan penampilan yang berbeda.
"Ada apa kamu datang kesini?" tanya Arsya yang mulai membuka pembicaraan mereka.
"Maaf kak,aku hanya ingin membicarakan hal penting sama kakak." Lily maju mendekati Arsya ,tapi dengan cepat dia menghentikan wanita itu.
"Stop,duduk di sana." perintah Arsya yang merasa tak nyaman dengan kehadiran Lily.
"Kenapa Lily tidak boleh mendekat?" tanya Lily dengan beraninya dia sedikit menggoda Arsya.
"Aku bilang duduk di sana!" teriak Arsya yang mulai kesal, dengan terpaksa Lily mundur dan posisi mereka sedikit menjauh.
"Apa tujuan kamu datang kesini?" tanya Arsya yang terus menanyakan apa tujuan dari dia.
"Begini kak,Lily hanya ingin meminta pada kakak agar Lily bisa berkerja disini bersama kakak di perusahaan ini sebagai asisten pribadi kakak."
Alur ceritanya boleh juga.
So pasti boleh juga di jadikan referensi tuk bacaan kalaian..
Thanks ya Thor 👍🏼👌🏻✅