NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

'Apa dia bilang? Dia ingin aku jadi Sugar Baby?.' Gumam Sheilla Allenna Arexa

"Maaf?!." Sheilla mengernyitkan dahinya, bingung sekaligus tak mengerti. "Mengapa aku harus menjadi Sugar Baby mu?." Tanyanya dengan nada bicaranya yang sedikit keras.

Sean memijat rahang tegasnya sembari tetap menatap ke arah Sheilla dengan seringain kecil di bibir pria itu.

"Bagaimana menurutmu?." Tanya Sean pada Sheilla. "Apa kamu tidak tau apa kegunaan Sugar Baby dalam konteks ini? Sudah ku jelaskan dan bukankah kamu sudah dewasa?."

Kemarahan melonjak dalam diri Sheilla dan wajahnya memerah karena begitu marah.

"Sudah ku bilang, AKU BUKAN P--"

**

Sheilla Allenna Arexa adalah gadis biasa yang mendapati jika dirinya tiba-tiba terjerat dengan seorang bos mafia yang kejam karena hutang dari sepupunya sebesar 5 juta Dollar. Untuk menyelamatkan keluarganya dan juga membalas budi mereka karena telah merawatnya, Sheilla terpaksa menyetujui kontrak menjadi budak dengan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1

    Tepuk tangan terdengar meriah dari kerumunan yang tengah berada di dalam aula ketika para siswa siswi melepaskan topi kelulusan mereka dan melemparkannya di udara. Sebuah tanda bahwa semua perjuangan mereka di universitas tersebut telah berakhir. Dan....

    "Kamu percaya tidak? Kita sekarang sudah lulus!." Kata Nara dengan semangatnya, tepat di dekat telinga Sheilla

    Membuat si pemilik telinga meringis mendengarnya. Gadis itu pun melemparkan senyumnya pada Nara, melawan keinginannya untuk mencelupkan ujung kelingkingnya di telinganya guna menghilangkan rasa gatal.

    "Iya, Aku juga merasa bahagia akhirnya kita sudah sampai sejauh ini." Kata Sheilla terlihat berseri-seri, ia meraih tangan Nara dan mengajak keluar dari aula.

    "Yeee.... kita berhasil! Kita berhasil!." Nara melonjak kegirangan dan Sheilla hanya bisa tersenyum, semangat dari sahabatnya itu menular padanya.

    "Selamat nona Nara... kamu sudah bekerja keras sampai sejauh ini!." Kata Sheilla, sedikit membungkukkan badannya, seperti tengah memberi hormat. Membuat Nara terkikik geli.

    Mereka melepas jubah atasan yang mereka sewa dan menyerahkannya pada bagian administrasi perguruan tinggi.

    Sheilla menghela napas, melihat ke sekeliling kampus. Ini adalah tempat favoritnya selama empat tahun terakhir ini dan meskipun dia merasa sangat senang akhirnya bisa lulus, Alea pasti akan merindukan gedung kampus sekaligus tempat ternyaman nya ini.

    "Jadi, sekarang setelah pendidikan selesai, apa rencana kamu?." Tanya Nara saat mereka berjalan keluar melewati gerbang dan menatap Sheilla yang tersenyum.

    "Kamu selalu tau apa rencanaku! Aku ingin masuk ke firma hukum dan sekarang dengan tawaran dari Erick dan asuransi dari kecelakaan orang tua ku, akhirnya aku bisa melakukannya!." Sheilla segera menyeka air matanya dengan lengan bajunya. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis, tetapi ketika menyebut dan mengingat mendiang kedua orang tuanya tiba-tiba membuat matanya muram.

    "Hei... Sheilla! Kamu tau mereka selalu bangga padamu, kan?." Nara menangkup wajah Sheilla, bertanya dengan nada yang lembut. Dia tau semua tentang kecelakaan mobil orang tua Sheilla dan dia juga tahu betapa besar luka yang di tinggalkannya pada diri Sheilla

    "Terima kasih.." Sheilla memaksakan bibirnya untuk tersenyum. "Aku hanya berharap mereka ada di sini untuk melihat apa yang terjadi, itu saja."

    Nara tersenyum, tetapi ia menelan kata-kata penghiburnya tadi setelah melihat senyum Sheilla yang terpaksa. "Tentu saja, aku tau mimpimu, nona pengacara. Tapi maksud ku apa rencanamu malam ini? Bagaimana dengan minum sepanjang malam?."

    "Itu ide bagus!." Kata Sheilla menyetujui dan mereka pun tertawa puas. "Sampai jumpa beberapa jam lagi!." Kata Sheilla saat melihat sahabatnya itu akan pergi.

    Meskipun Sheilla tahu apa yang Nara katakan hanyalah sebuah hiburan standar. Namun, kata-katanya tentang kebanggaan orang tuanya pada dirinya masih tetap dapat membuatnya merasa bersemangat. Bagaimana pun juga, ayahnya yang pernah bekerja menjadi pengacara telah menjadi pahlawan baginya selama bertahun-tahun, sampai seorang pengemudi yang mabuk merenggut nyawa kedua orang tuanya dan Sheilla pun terpaksa harus masuk ke dalam panti asuhan.

    **

    Saat ini, Sheilla tampak bersemangat untuk masuk ke dalam sebuah rumah milik pamannya. Ia baru saja tinggal di rumah itu selama setahun, tepat ketika paman dan bibinya tiba-tiba membawanya pulang, padahal setelah kecelakaan orang tua Sheilla mereka jelas tidak mau mengurusnya.

    Sheilla nampak bersemangat untuk menunjukkan sebuah sertifikat kelulusannya pada paman dan bibinya. Agar ia bisa mendapatkan uang asuransi atas kematian ayah dan ibunya yang telah mereka simpankan untuknya.

    Mimpi Sheilla akhirnya dapat ia wujudkan!

    Namun, langkah girangnya berubah menjadi sebuah rasa panik saat senyumannya di gantikan dengan raut wajah bingung, ketika melihat gerbang rumah paman dan bibinya terbuka lebar dan terlihat sebuah kerumunan orang-orang berjas hitam dan mobil mereka yang terparkir sembarangan, bahkan taman bunga di sana juga di jadikan lahan parkir oleh orang-orang itu..

    Sheilla pun berlarian masuk ke dalam rumah, menembus beberapa orang yang sebelumnya melarangnya agar tidak masuk ke dalam. Setelah berhasil masuk, hati nya tenggelam melihat seisi rumah yang telah hancur berantakan, kekacauan ada di mana-mana. Sofa-sofa berantakan dan ada juga yang terbalik, banyak barang-barang yang pecah dan terdengar suara seseorang yang tengah menggeledah rumah ini sampai di telinga Sheilla. Suara itu berasal dari arah dapur.

    Sheilla pun berlari mendekati paman dan bibinya yang tengah berpelukan di sudut ruangan dalam keadaan ketakutan hingga keringat dingin terlihat jelas bercucuran di dahi mereka.

    "Bibi, apa yang terjadi? Kenapa mereka melakukan ini?." Tanyanya. Tetapi mereka berdua justru menggelengkan kepala, tidak berani bersuara jika tiba-tiba orang-orang itu keluar dari dapur dan melampiaskan amarahnya pada mereka.

    Saat itu mereka sedang berada di rumah dengan kegiatan seharian mereka. Namun, tiba-tiba beberapa orang datang dan memaksa masuk ke dalam rumah mereka.

    Salah seorang pria langsung marah dan mengacak-acak semua seisi rumah. Suara piring pecah dan terdengar pecahan dari kaca jendela yang menggema di seluruh rumah.

    Kemarahan berkobar dalam diri setelah melihat ketidakberdayaan paman dan bibinya juga orang-orang yang tidak punya sopan santun di rumah mereka. Dadanya naik turun dan dia mengepal tangannya. 'Beraninya mereka? Ini ilegal! Bagaimana bisa mereka semua masuk ke rumah seseorang dan membuat kerusakan sebesar ini? siapa yang akan membayar ini semua?.' Gumam Sheilla.

    Sebelum gadis itu dapat menahan kemarahan dalam dirinya, ia berjalan menuju dapur dan menatap tajam ke arah beberapa orang yang tengah menghancurkan dapur.

    "Apa yang sedang kalian lakukan di sini?." Tanya Sheilla berteriak, namun bibinya segera menariknya keluar dari dapur.

    Bibinya adalah wanita berbadan kecil yang takut dengan segalanya. Dia tidak akan pernah bisa menangani konfrontasi seperti ini, bahkan meskipun ketika pamannya memukulinya setelah minum banyak alkohol, tidak seperti Sheilla yang selalu berani menghadapi apa pun yang ada didepannya.

    Sheilla tidak pernah mundur jika dirinya memang melakukan hal benar.

    Salah seorang pria yang nampak seperti bos menoleh untuk melihat ke arah pintu masuk dapur, bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengenai siapa yang cukup berani berteriak pada apa yang mereka lakukan.

    Setelah berjalan mendekat dan melihat bahwa suara teriakan itu berasal dari seorang gadis kecil, pria itu pun tersenyum mengejek. "Pergilah anak kecil." Kata pria itu.

    "Aku bukan anak kecil! Beraninya kau datang ke rumah bibiku dan menghancurkan semua barang-barang nya? Aku akan melapor pada polisi!." Sheilla memasukan tangannya ke dalam saku roknya dan mencoba meraih ponselnya, namun pria itu menarik tangannya.

    "Dasar! Pergi sana! Menjauh jika kau tidak ingin terluka." Tegur pria itu, membuat Sheilla melangkah mundur sembari mengernyitkan hidungnya, ketika mencium nafas pria itu berbau alkohol dan rokok. "Apa kau tidak tau siapa aku?." Tanya pria itu dengan nada kasarnya.

    "Aku tidak perduli siapa diri mu! Kau sudah melanggar hak milik pribadi! Pergi! Sebelum aku memanggil polisi." Sheilla mendesis sembari mengeluarkan ponselnya, tetapi pria itu mencengkram pergelangan tangannya dan merebut ponsel Sheilla.

    "Polisi bekerja sama dengan kita, Nona." Kata pria itu menyeringai. "Yang kami takuti hanyalah bos Sean!."

    "Apakah aku harus terintimidasi mendengar nama itu?." Sebelah alis Sheilla terangkat dan ia pun mengedikkan bahunya. "Kembalikan! Ini namanya perampokan." Kata gadis itu sembari merebut ponselnya kembali. Namun...

    "Ini bisa di jual dan menjadi uang muka atas hutangmu pada bos." Pria itu mengangkat tinggi ponsel Sheilla hingga ke atas kepalanya, membuat Sheilla kesusahan untuk menggapainya. "Begitu juga kau."

    "Apa?." 1Sheilla berkedip bingung.

    "Bawa gadis ini." Pria itu memerintahkan pada beberapa pria yang lain, lalu menoleh ke arah bibi Sheilla dengan seringai jahat di bibirnya. "Kami akan membawa putrimu, kau tidak keberatan, kan?."

    Wanita paruh baya itu menggigil ketakutan tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun dan paman Alea pun langsung buka suara. "Dia bukan putri kami!."

    Air mata langsung terjatuh membasahi ke dua pipi Sheilla

    Ia tidak menyangka paman dan bibinya akan menjadi pengecut seperti ini. Setidaknya mereka bisa menelpon polisi untuk menyelamatkan nya.

    Sheilla menahan air matanya saat dia berjuang sendirian, ketika meronta-ronta agar tidak di paksa masuk ke dalam sebuah mobil Van.

    Di hari kelulusannya yang cerah dan penuh kebahagiaan nasib Sheilla langsung berubah ketika di paksa masuk ke dalam sarang mafia yang paling berbahaya di negara itu.

1
Siti Aishah
good
Mimik Pribadi
Ayo donk thor,smangat up nya,aku tunggu kelanjutan nya,,,,☺️🤗
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,Begitulah rasanya cinta Sean,untung yng kamu mkn es cream, jdi tidak seburuk kata perumpamaan yng mengatakan klo sdh cinta, tahi ayam pun serasa coklat Sean 🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Menarik,,,,aku suka ❤️
Jenny
baru nemu ceritamu kak, nyimak dulu yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!