Ratu Ketiban Duren

Setelah di pijat, kakinya Ratu udah mendingan. Ia juga tak merasa nyeri lagi. Ketika tadi Daddy menghubungi hampir saja Ratu mengatakan semua jika Akhtar tak melarang.

Biasanya jika ia sakit yang paling repot Daddy Azril. Tidak salah jika Ratu begitu mencintai dan memuja Azril.

Dikediamamnya Azril tampak termenung memandangi taman samping rumahnya dari jendela kamar.

Zeya yang masuk , melihat suaminya termenung memeluk pinggang Azril dari belakang.

"Baru sehari di tinggal Ratu udah kangen. Kenapa mas izinkan Ratu pergi kalau mas tak bisa pisah."

"Aku lagi belajar untuk jauh darinya. Suatu saat jika Ratu menikah dan suaminya membawa ia pergi, kita tak bisa melarang."

"Ratu pasti akan tetap datang mengunjungi Daddy-nya. Kamu tau'kan gimana besarnya cinta Ratu dengan Mas."

"Lebih besar cintaku padanya." Azril membalikkan tubuhnya. Memeluk Zeya.

"Zeya, apa saat Ratu akad nikah nanti aku pergi saja."

"Kenapa Mas harus pergi, Ratu pasti sedih."

"Aku takut nggak kuat menahan sedih saat melihat Albirru yang menikahkan Ratu, bukan aku. Ini memang egois. Tapi memang yang paling aku takutkan adalah saat Ratu menikah. Darah tak bisa dibohongi, sebesar apapun rasa sayangku pada Ratu, aku hanyalah ayah sambungnya. Yang tak bisa menjadi wali nikahnya."

"Mas hanya tak bisa menjadi wali nikah Ratu, tapi bisa menempati hatinya. Sayang Ratu dengan Mas melebihi dari ayah kandungnya."

"Apakah aku menunda menikahkan Ratu dan Akhtar? Aku takut Akhtar membawanya pergi jauh. Aku menyelidiki tentang anak itu. Saat ini perusahaan Akhtar yang berada di Singapura sedang berkembang pesat. Aku takut Ratu akan di bawa ke sana."

"Kita bisa ke sana setiap akhir pekan, uang Mas tidak akan habis untuk itu."

"Kamu sekarang udah pintar banget ya." Azril memeluk istri yang sangat ia cintai itu. Dalam hati kecilnya, Azril masih sedih setiap mengingat jika Ratu akan menikah. Ia takut jauh dari putri kecil kesayangannya.

Ditempat lain, Ratu keluar dari kamar ketika akan malam malam. Dengan masih sedikit kesulitan ia berjalan ke luar kamar. Semua keluarga udah berkumpul di ruang televisi. Duduk di lantai lesehan.

Di tengah ruangan terhidang berbagai menu. Ratu melihat dengan keheranan. Biasanya makan dengan duduk dan di meja makan. Saat ini semua duduk bersila di lantai.

Gadis makin kaget ketika matanya bertemu pandang dengan Aurell. Akhtar yang baru muncul dari dapur langsung menghampiri gadis itu.

"Kenapa keluar. Makan di kamar aja. Biar aku yang bawa," ucap Akhtar. Semua keluarga memandangi Akhtar dan Ratu, tak terkecuali Aurell.

"Bosan ...."

"Kalau gitu kamu duduk di sofa aja,ya," bisik Akhtar. Ia memeluk pinggang Ratu untuk membantu gadis itu berjalan menuju sofa.

Akhtar mempersilakan semua makan. Ia mengambil sepiring nasi dan lauknya buat Ratu. Pria itu memberikan dihadapan Ratu.

"Suka rendang'kan?" tanya Akhtar. Ratu hanya mengangguk.

"Kamu nggak ikut makan, Akhtar?" tanya Aurell.

Akhtar tak menjawab pertanyaan Aurell, ia sibuk dengan Ratu. Membantu gadis itu mengkupaskan kulit udang. Ia bukannya tidak mendengar pertanyaan Aurell, tapi Akhtar tak mau menanggapi karena menghargai Ratu. Ia tau gadis itu masih kesal dengan Aurell.

"Kamu biasa dilayani ya, masa kupas udang aja nggak bisa," gumam Aurell, tapi masih dapat di dengar semuanya.

"Bagaimana nanti melayani suami. Aku aja walaupun sibuk dengan dunia model masih tetap bisa masak."

"Kalau masak aku juga bisa. Aku rasa tidak akan kalah sama,Tante," ucap Ratu kesal.

"Lagi pula aku tadi nggak meminta kak Akhtar, dia yang mau." Akhtar memandangi Ratu dengan senyuman manisnya mendengar gado itu memanggil kakak.

"Ratu benar, aku yang mau melayani bukan dia yang minta. Lagi pula jika nanti aku menikah dengan Ratu, tak akan aku biarkan ia mengerjakan semuanya. Aku akan menjadikan ia Ratu di rumah." Ratu tersenyum mendengar Akhtar membelanya.

"Ratu juga pasti bisa belajar. Masih kecil juga umurnya," ucap Tante Akhtar. Ia mengira Ratu masih anak remaja.

Tante Akhtar meminta Aurell untuk makan kembali. Ia mengerti jika Aurell pastilah cemburu melihat kebersamaan Akhtar dan Ratu.

Selama mereka berumah tangga tak pernah tampak Akhtar melayani Aurell seperti dengan Ratu. Mungkin karena mereka menikah di jodoh orang tua.

Bersambung.

Selamat sore semuanya. Mama ada rekomendasi novel yang bagus nih, dari mu besties. Bisa di baca sambil menunggu novel ini update.