Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Markas Cruel
Inti Cruel saat ini sedang berada dalam ruangan khusus (minus Aiden), mereka sedang mengecek cctv yang berada di depan sekolah HHS.
Ya mereka di perintahkan oleh Aiden untuk mencari tahu siapa pelaku yang akan menabrak Cia. Apakah itu murni kecelakaan atau memang sudah di rencanakan.
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki memasuki ruangan dengan aura dingin yang mendominasi.
"Bagaimana?" tanya nya.
"Ini bukan murni kecelakaan Aiden. Tapi sepertinya memang sudah di rencanakan" ucap Bima.
Ya yang memasuki ruangan adalah Aiden, setelah dari rumah sakit ia bergegas menuju markas Cruel, ia ingin mengetahui siapa pelaku dibalik semua ini.
"Siapa?" tanya Aiden.
"Semua bukti mengarah pada Maxwell Adiguna" ucap Bima.
Aiden mengeraskan rahangnya, tangannya mengepal kuat, kemudian ia tersenyum menyeringai.
"Kau ingin mencelakai gadis ku Max, tunggu kejutan dari seorang Aiden" ucap Aiden dengan aura membunuh.
Glek
Galang dan Aldino menelan ludahnya kasar, mereka melihat bagaimana mengerikannya aura seorang Aiden, begitupun Bima ia sudah tau bagaimana Aiden yang tidak pernah main-main dengan perkataannya.
"Buat rencana untuk menangkapnya" perintah Aiden.
Galang mengangguk, karena ia memang merupakan sang perencana Cruel.
...****************...
Mansion Henry
Dua orang paruh baya sedang duduk bersantai di ruang keluarga.
"Mommy sangat merindukan Aiden, dad. Sudah lama anak itu tidak pulang ke mansion" ucap Mommy Amora.
Ya Aiden jarang pulang ke mansion, ia lebih sering tinggal di apartemen pribadi miliknya.
"Anak itu baru seminggu tidak kesini honey" ucap Daddy Lukas.
Mommy Amora menghela nafasnya. la sungguh merindukan putranya yang tampan itu.
"Huuuft, Mommy hanya rindu Dad"
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki Aiden terdengar, Aiden memang sengaja pulang ke mansion karena ingin menemui daddy-nya.
"Mom... Dad..." ucap Aiden dan langsung duduk di depan mommy dan daddy nya.
"Kamu kemana aja baru ke sini Aiden?" ucap Mommy Amora langsung memeluk putranya.
Aiden pun membalas pelukan mommy nya.
"Maafkan Aiden mom" ucapnya lalu melepas pelukannya.
"Apakah kamu ingin membicarakan sesuatu" tanya Daddy Lukas.
Aiden menatap Daddy nya lalu mengangguk.
"Hmm"
"Bicaralah"
"Aku ingin menghancurkan keluarga Adiguna, dad" ucap Aiden dengan aura dinginnya.
"Kenapa?" tanya Daddy Lukas.
"Dia mau mencoba mencelakai gadis ku, dad" ucap Aiden masih dengan aura dinginnya.
Mommy Amora yang mendengar Aiden mengucapkan seorang gadis tiba-tiba tersedak.
Uhuk
Uhuk
Uhuk
"Gadis? Siapa Aiden?" tanya mommy Amora penasaran begitupun Daddy Lukas.
"Putri dari Rama Baskara mom, dad. Namanya Felicia Baskara" ucap Aiden.
Mommy Citra sangat senang akhirnya putranya yang tampan ini memiliki seorang kekasih, apalagi kekasihnya merupakan anak dari sahabat suaminya.
"Apakah dia cantik?" tanya mommy Amora semangat.
Aiden tersenyum tipis.
"Dia sangat sangat cantik mom. Dia juga yang disebut peri cantik oleh Arsen" ucap Aiden.
Ya mommy Amora dan Daddy Lukas tau apa yang terjadi dengan Arsen waktu di taman.
"Apakah Kamu mencintainya Aiden?" tanya Daddy Lukas.
Aiden mengangguk dengan tegas.
"Aku mencintainya, dad" ucap Aiden dengan tersenyum tipis.
"Kalau begitu lakukanlah apa yang kamu mau Aiden, karena kamu lah yang memegang perusahaan sekarang" ucap Daddy Lukas.
Ya Aiden memang sudah menjabat sebagai CEO di Henry Corp dan ketua mafia Cruel sejak umur 17 tahun.
"Terimakasih, dad" ucap Aiden.
"Apakah dia terluka?" Tanya Daddy Lukas.
"Tidak daddy. Tapi trauma nya kembali akibat insiden itu" ucap Aiden dengan mengepalkan tangannya erat, ia teringat bagaimana gadisnya tersiksa dengan traumanya.
"Kasian sekali. Bagaimana kalo kita ke rumah sakit dad" ucap mommy Amora.
"Hmm" Daddy Lukas mengangguk dan mengelus surai istrinya lembut.
...****************...
Rumah sakit
"Euuugh" Cia baru bangun dari tidurnya.
Matanya menatap ke sekelilingnya. la bingung dengan dirinya, raganya refleks ketakutan jika ingatan-ingatan waktu kecilnya muncul.
"Ale, apa aku akan seperti ini terus?" tanya Cia kepada sistem Ale dengan sendu.
[Tidak Cia]
[Sepertinya anda sudah menemukan obatnya Cia]
Cia berbinar dan tersenyum merasa senang, ia lelah jika harus seperti itu terus.
"Benarkah?"
[Benar Cia, Aiden lah obat untuk mu]
Cia mengernyitkan dahinya.
"Kak Iden?" tanya Cia sedikit tidak percaya.
[Benar. Kamu tau saat kamu histeris Aiden lah yang mampu menenangkanmu hingga kamu tertidur di pelukannya]
Blush
Pipi Cia memerah seperti kepiting rebus.
"Aaaaaaaaaaaaa... Ale... aku malu sekali" ucap Cia dengan kedua tangan menutup mukanya.
[Hehehehe]
Cia mendatarkan kembali raut wajahnya, ia terpikirkan pada mobil yang ingin menabraknya.
"Ale apakah kamu tau siapa orang yang ingin menabrak ku ?" tanya Cia.
[Tidak Cia, tetapi Aiden sedang mencari tahu]
"Hmm... Kak Iden?"
Ceklek
Suara pintu menyadarkan Cia, dan masuklah papa dan mama Cantika yang langsung memeluk Cia dengan erat.
"Sayang, kamu sudah bangun. Jangan bikin mam takut lagi ya" ucap mama Cantika tak terasa air matanya turun membasahi pipinya.
Cia yang merasa pundaknya basah, mendongakkan kepalanya.
"Mama, kenapa nangis" tanya Cia sendu.
Mama Cantika melepaskan pelukannya dan mengusap surai putrinya dengan lembut.
"Mama hanya khawatir sama kamu sayang" ucap mama Cantika tersenyum lembut.
”Cia ga apa-apa mama" ucapnya dengan tersenyum.
Papa Rama yang ada di belakang mama Cantika pun tersenyum, lalu ia memeluk putrinya. Air matanya tak terasa menetes, saking sayangnya ia dengan sang putri.
"Maafkan papa ya princess, lagi-lagi papa gagal jagain kamu" ucap papa Rama sambil mengusap air matanya.
Cia memeluk balik papanya dan mendongak menatap papanya.
"Papa ga salah. Papa sama mama udah ngelakuin yang terbaik buat Cia" ucap Cia tersenyum sambil menarik lengan mama nya untuk berpelukan bersama.
"Cia sayang papa dan mama"
Mereka bertiga pun berpelukan bersama dengan berderai air mata.
...****************...
Tok
Tok
Tok
Permisi tuan... sepertinya ada yang mengetahui jika anda adalah dalang dari penabrakan putri keluarga BASKARA ucap asisten tuan Max panggil saja Gio.
Braaakkk
Tuan Max menggebrak meja, ia sangat marah bagaimana bisa ada yang mengetahui jika dia yang merencanakan semuanya.
"DASAR TIDAK BECUS. Kenapa bisa seperti ini hah" rahang tuan Max mengeras.
"M-maafkan kami tuan" ucap Gio.
Bugh
Bugh
Bugh
Tuan Max memukul Gio dengan keras. la sangat marah saat ini.
"Sssssshhhh" Gio meringis merasakan luka di wajahnya.
"Maaf mu tidak berguna Gio, cepat atasi semuanya jangan sampai mereka tau keberadaan ku saat ini" ucap tuan Max menghela nafasnya kasar.
"B-baik tuan saya akan segera mengatasinya" Gio pun segera pergi dengan luka lebam di wajahnya.
Tuan Max duduk di kursi kebesarannya dengan senyum menyeringai.
"Semua ini belum berakhir Rama. Saya ingin kau merasakan apa yang saya rasakan, hahahah"
Bersambung