NovelToon NovelToon
Mendadak Papa

Mendadak Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Menikah Karena Anak
Popularitas:31.9k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Hail Abizar, laki-laki mapan berusia 31 tahun. Belum menikah dan belum punya pacar. Tapi tiba-tiba saja ada anak yang memanggilnya Papa?

"Papa... papa...!" rengek gadis itu sambil mendongak dengan senyum lebar.

Binar penuh rindu dan bahagia menyeruak dari sorot mata kecilnya. Pria itu menatap ke bawah, terpaku.

Siapa gadis ini? pikirnya panik.

Kenapa dia memanggilku, Papa? Aku bahkan belum menikah... kenapa ada anak kecil manggil aku papa?! apa jangan- jangan dia anak dari wanita itu ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yakin

“Eve…” suara Hail berat. “It is you?”

Evelyn terdiam. Napasnya tercekat. Dengan cepat ia menggendong Cala ke pelukannya, hendak pergi. Tapi Hail melangkah cepat dan meraih tangan Evelyn sebelum ia sempat menjauh.

“Evelyn, tunggu—”

“Lepaskan saya." Evelyn menghentakkan tangannya, suaranya serak menahan gemuruh yang hampir meledak.

Rasa sesak tiba-tiba menjalar menghimpit nadinya. Sakit. Evelyn mengeraskan hati, berusaha menekan lagi rasa yang ingin muncul ke permukaan. Tidak, tidak boleh.

'Kenapa aku harus bertemu denganmu lagi?' gumam Evelyn dalam hati.

Hail menatapnya lekat, tak percaya. Wanita yang selama ini dia cari ada dihadapannya. Seperti mimpi ditengah hari bolong.

“Kenapa kamu ada di sini? Dan—Cala… dia—dia anak kita?” Tanya Hail terbata, mata pria itu berbinar lebih terang melihat Cala.

Mata Evelyn mulai berkaca, dan ketegangan makin terasa di lorong kecil itu. Cala memeluk Evelyn erat, sementara Hail masih menahan tangan Evelyn dengan tatapan yang tak sanggup menyembunyikan keterkejutannya.

“Anda salah orang!” bentak Evelyn sambil menarik tangannya sekuat tenaga.

"Aku kenal kamu. Kamu Evelyn Aruma, tetangga apartemenku," sahut Hail menegaskan.

Evelyn diam, tatapanya gelisah menghindar. Tangan wanita itu mengeliat mencoba lepas.Tapi Hail tetap menahan—bukan dengan kasar, hanya cukup kuat agar Evelyn tidak kabur.

"Lepaskan saya, Anda salah orang!"

"Tidak kau-

"Apa Anda tuli?!" Evelyn menyentakkan tangan lebih keras.

Hail terdiam, tapi tidak melepaskan genggamannya. dia seribu persen yakin jika wanita ini adalah Evelyn.

"Kalau mau memang bukan Eve yang ku kenal, coba buka maskermu." Hail menatap dengan tajam.

Mata Evelyn melebar, bukankan itu sama saja dengan bunuh diri.

"Untuk apa saya melakukan itu, kita tidak saling kenal!" tegas Evelyn mencoba mengelak.

Evelyn terusaha menarik tangannya sekuat yang ia bisa, meski hasilnya nihil dia tetap mencoba.Dia harus bisa kabur, dia tidak ingin berada di dekat Hail untuk saat ini. Atau mungkin untuk selamanya.

"Apa kau takut?" Hail menyeringai.

"Jangan banyak bicara, cepat lepaskan saya!" Suara Evelyn mulai meninggi, frutasi.

Hail hanya menyeringai dan semakin mengeratan tangannya. Membuat Evelyn semakin sesulitan.

"Lepas!"

"Coba saja," tantang Hail.

Cala yang melihat dua orang dewasa itu terus berdebat mulai menangis keras, bingung dengan ketegangan yang tak ia mengerti. Isaknya memecah suara di lorong minimarket, membuat beberapa pengunjung mulai menoleh penasaran.

Evelyn menatap Cala yang memeluk lehernya sambil terisak. Ia lalu menoleh menatap hail, seolah memohon untuk melepaskan tangannya.

“Eve… tolong. Kita bisa bicara sebentar saja,” bujuk Hail, suaranya lebih lembut.

Evelyn membuang mukanya, berdecih. Pria ini akan selalu keras kepala, dia tahu dia tidak akan bisa bernegosiasi dengan Hail jika seperti ini. Evelyn lalu menghela napas panjang.

“Kita bicara di luar," ujar Evelyn mengalah.

"Oke." Hail mengangguk, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

Tanpa banya bicara lagi Hail menarik lembut tangan Evelyn untuk keluar dari mini market. Tentu saja setelah Hail membayar kopi dan es krim untuk putri kecilnya. tak jauh dari minimarket, mereka bertiga duduk di sebuah bangku taman kecil. Hujan sudah reda, hanya menyisakan embun di daun-daun dan aroma tanah basah yang menusuk hidung.

Cala sudah tak menangis, tuan putri itu kini duduk di tengah, memakan es krim bintik-bintik rasa stroberi yang dibelikan sang Papa. Jemarinya belepotan warna merah muda, tapi ia terlihat tenang, nyaman di antara dua orang yang sedang terdiam. Evelyn membuang padangannya ke arah lain, sementara Hail menatapnya dengan binar rindu dan rasa terkejut yang masih belum dapat ia jabarkan. Hail menatap Evelyn lekat. Napasnya masih terasa berat.

“Eve, kemana kau selama ini?” tanyanya pelan, nyaris seperti gumaman. Memecah keheningan dianatara mereka.

"Kenapa kamu ninggalin apartemen begitu saja?” Imbuh Hail lagi

Evelyn menatap lurus ke depan. Mulutnya terkatup rapat, tanganya mengepal kuat diatas celana jeans yang ia pakai.

“Eve…” Hail mencoba lagi, suaranya sedikit gemetar.

Tangannya terulur mengusap lembut surai hitam Cala. Gadis kecil itu menoleh, menatap sang Papa. Tersenyum lebar dengan mulut yang belepotan es krim.

“Cala… dia anak kita, kan?” tanya dengan tatapan yang sudah berfokus pada Evelyn lagi.

Evelyn akhirnya menoleh, sorot matanya tajam, penuh luka.

“Bukan.”

Satu kata itu menghantam dada Hail lebih keras dari yang bisa ia bayangkan.

“Cala hanya anakku. Dia bukan anakmu.” Suaranya tegas, bahkan terlalu tajam.

"Jangan berbohong Eve, katakan saja iya," tukas Hail tidak terima.

Evelyn mengerutkan keningnya, menatap Hail dengan tidak percaya

"Untuk apa aku berbohong. Sudah aku bilang Cala anakku," Sarkas Evelyn.

"Iya dia anakku." Hail tidak memperdulikan lagi ucapan Evelyn yang ia anggap sebagai kebohongan.

Pria berambut blonde itu mala sibuk membersihkan bibir Cala yang kotor karena es krim. Evelyn menghela nafas panjang, kesal. Sangat kesal, kenapa dia bisa bertemu orang sekeras kepala Hail. Apa dia tidak paham bahasa manusia? Harus bagaimana lagi menjelaskan pada pria itu jika Cala bukan anaknya.

"Cala kita pulang." Evelyn menarik lembut tangan Cala dan hendak menggendongnya.

"Cala mau sama Papa," tolak Tuan putri kecil itu dengan merajuk.

Dan dengan cepat Hail mengendong Cala. Evelyn yang melotot kaget. Cala tidak pernah menolak atau membantahnya, tapi kali ini dia lebh memilih Hail? Serius?

"Oke. Cala sama Papa, kita pulang ke rumah Papa mau?" Hail berdiri, menumpu Cala denga satu lengan kekarnya.

"Mau!" seru Cala penuh semangat.

Hail tersenyum penuh kemenangan. Evelyn membuang mukanya kesal.

"Cala .... Pulang sama Mama ya, kita nggak kenal orang ini. Mama pernah bilang kan kita tidak boleh sembarangan ikut orang asing," tutur Evelyn dengan lembut, mencoba membujuk putri kecilnya.

Gadis kecil itu menunduk, menatap Mama dan Papanya bergantian. Bingung. Di satu sisi Cala senang bisa bertemu Papanya, dan Papanya juga sudah mengaku jika dia Papa Cala. Tapi kenapa Mamanya bilang dia orang asing?

"Tapi dia Papa," lirih Cala tak berani menatap Evelyn.

"Bukan, Sayang dia bukan Papa Cala. Ayo sini ikut Mama." Evelyn berdiri mengulurkan tangan pada Cala.

Cala terdiam kebingungan. Evelyn menghela nafas.

"Cala nggak mau sama Mama ya?" Evelyn tertunduk lesu, menghela nafas berat.

Tanpa mengatakan apapun lagi, ia berbalik lalu melangkah menjauh.

"Mama!" Teriak Cala.

Gadis itu meronta turun dari gendongan Hail, Hail pun menurunkan Cala. Gadis kecil itu berlari tergesa menyusul langkah besar Evelyn.

"Mama ... Mama ... !" Pekik Cala ketakutan, dia benar-benar takut Mamanya marah dan meninggalkan dia.

Evelyn berhenti tapi tidak menoleh, sampai Cala menarik tangannya. Evelyn menunduk memeluk Cala yang sudah menangis sesegukan. Sebenarnya Evelyn tidak tega melakukan ini, tapi dia tidak punya pilihan lain.

"Cala mau Mama .... Cala mau sana Mama," ucap Cala sambil menangis.

"Iya, Cala sama Mama ya. Kita pulang." Evelyn mengendong Cala, mereka melangkah kearah jalan pulang.

Dan Hail, apa dia diam? Tentu tidak. Mana bisa dia melepaskan putri kecil dan wanitanya. Dengan langkah pasti Hail mengikuti langkah Evelyn dari jauh. Menatap punggung Evelyn dengan senyum yang tidak bisa Hail sembunyikan.

"Aku tidak akan melepaskan mu lagi, Eve ...."

1
Fuji Aisar
sabar bima Galang Dirga, ini itu latihan kalo kalian punya anak GK kaget lagi /Joyful//Joyful/
Fuji Aisar
bisa gk sih Thor si Ishak ini dapat karma atau apa gitu. geram kali aku liat tingkahnya yang sok itu
Fuji Aisar
jangan kamu pikir bisa mengendalikan dan merusak mental orang ya Ishak. dulu aka kamu rusak mental nya sekarang Evelyn? hail GK akan pernah biarin itu untuk kedua kalinya
Aishiteru❤‍🔥
teruntuk pak Indra...
jangan sampai ada cakra ke dua lagi yaa pakk...
🪷Pembaca Goib🪷
semangat hail..
kamu pasti bisa membuktikan kalau papa nya evelyn gak bersalah. dia hanya di fitnah seseorang.
Yanti99
ayo hail tunjukan pada PP mu semoga aja ku menemukan kebenaran siapa penghianat yg sebenarnya yg mau menjatuhkan perusahaan PP mu..enak ya kalau punya banyak duit mah wkwj
Fitri Herra
.awww di chat Eve dong😅
Kodok Kejengkit
evelyn, kamu sangat kuat, berjuang sendirian demi membesarkan dan membahagiakan cala, tanpa lelah kamu jalani kehidupan yg keras. namun sekarang biarlah beban yg kamu rasakan kini dirasakan oleh hail juga.
SusiVikers
semoga aja hail bisa segera mengungkap kebenaran nya ya biar dapet restu dari papa Indra supaya bisa bersama Evelyn /Chuckle//Chuckle/
aduduh untung bgt ya ada ob lewat bawa mie goreng jadi hail gak lama² deh di luar nya
Queen shy
semangat membuktikan ucapanmu Hail, cuma tiga bulan loh.
eh kebetulan yg disengaja nih, ada OB bawa makanan. jadi alasan hail tepat
Kodok Kejengkit
eve kamu ign sok kuat, pdhl kamu sakit dan begitu rapuh. eve, kamu tuh butuh hail, buang perasaan burukmu kamu terhadap hail. jadikan hail tempat ternyaman kamu
Aulia Zahra
wah jangan jangan bener papa nya Evelyn ga bersalah hail cari tahu kebenarannya
Zahra Nisa
hail ada ja ide nya .....d pikir papa indra mau marah ternyata masih bijaksana
LISA
Semangat terus y Hail utk membuktikan kalau Papanya Eve tidak bersalah..
Puput Assyfa
semua demi Evelyn apapun bisa,untung banyak nih OB tp berkat Dy hail selamat dr alasannya.
sudah saatnya hail berjuang untuk mencari kebenaran untuk ayahnya Eve
Novita
pertarungan Hail untuk mendapatkan Evelyn segera dimulai.. semoga apa yg Hail butuhkan dalam 3bulan bisa didapatkan.. semangattt Hail demi calon istri 🤭🤭
Zii
ambil aja uangnya mas. lumayan tuh dikasih om hail
Fitri HY
.masih mnding lah papa Indra bolehin Hail cari tau dan buktinya,smga berhasil
Fitri HY
."cerdas" Hail untung ketemu mas OB
Lilis Ika Supriatna
dengar apa kata Hail pak Indra,,, jgn sampai anda mengulang kesalahan yg sama lg.. bnar apa kata Hail cukup Cakra saja untuk kali ini jgn.,,, dn ya biarkan Hail membuka kembali kasus lama itu sama seperti halnya Hail mencari bukti ttng kematian lestari mama nya Cakra,,, dn aku yakin kali ini jg Hail pasti berhasil 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!