Seorang gadis dengan wajah jelek dan bodoh yang berasal dari keluarga Affandi, dipaksa menggantikan kakaknya menikah dengan laki-laki dari keluarga Ardinata yang dikabarkan juga berwajah jelek dan impoten.
Apa yang terjadi dengan kehidupan gadis itu setelah menikah?
Yuk simak kisahnya. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disetiap episodenya ya? Terimakasih banyak.🙏🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intanpermata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#25
Naura memalingkan wajahnya, menghindari tatapan tajam dari 'Samuel'. "Bukan urusanmu!" Ucapnya dengan dingin.
"Benarkah? Kalau begitu siapa lagi yang akan mengurusnya?"
Sorot mata Aaron menatap tajam Naura. Tubuhnya yang tinggi kekar menguncinya di dinding tidak memberi kesempatan Naura untuk melarikan diri darinya.
Aroma maskulin dari tubuh 'Samuel' begitu jelas tercium oleh Naura. Jantungnya berdegup kencang dan merasa setiap ucapan yang dia ucapkan semuanya tadi kurang tepat.
Naura merasa kalau 'Samuel' ini bukanlah orang yang biasa. Tapi Aaron, dia jauh lebih pintar dan lebih peka dari yang Naura pikirkan.
"Kenapa diam saja?" Aaron melangkah mundur dan itu membuat Naura merasa lega karena 'Samuel' akan melepaskannya.
Tapi, dugaannya salah. Jantungnya kembali berdegup dan lebih cepat dari sebelumnya ketika mendengar ucapan 'Samuel'. "Cepat basuh wajahmu!"
Naura semakin panik. Dia menggigit bibir bawahnya dan pura-pura terkejut saat melihat kearah ruang tamu. "Ayah datang!" Dustanya ingin mengalihkan 'Samuel' dan mencoba kabur darinya.
Aaron tidak mudah dibohongi dengan trik kekanakan yang dipakai Naura ini. Tapi, melihat raut wajah Naura yang tidak terlihat canggung karena sudah tertangkap basah, malah wajahnya tampak bersedih. Akhirnya Aaron menoleh kearah ruang tamu dan ternyata tidak ada siapa-siapa disana.
Benar dugaan Aaron, Naura menggunakan kesempatan ini mengambil langkah seribu lalu kabur darinya.
Aaron terdiam dan terpaku sejenak kemudian melangkah ingin mengejar Naura. Tapi, langkahnya tiba-tiba terhenti. Dia merasa untuk apa terburu-buru? Masih ada banyak waktu.
Dia berbalik dan kembali duduk melanjutkan makan. Masakan Naura jauh lebih enak dibandingkan dengan masakan pengawalnya.
Sesampainya dikamar, Naura segera menutup pintu dan menguncinya. Dia berjongkok dengan nafas terengah-engah. Dia sangat terkejut dan takut ketahuan.
Naura sama sekali tidak sengaja dan tidak bermaksud ingin mempermainkannya. Tapi, untuk menjelaskan semua ini akan sangat sulit dan merepotkan.
Naura merasa, 'Samuel' akan menjadi orang yang paling berbahaya dalam. daftar hidupnya. Kalau bukan 'Samuel' yang pergi, maka dirinyalah yang harus mencari cara untuk pergi dari rumah ini.
...
Setelah selesai mandi, Naura membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur. Ponselnya berdering. Ada penggilan telepon dari Evelyn. Naura segera mengangkatnya.
"Ada apa Ev?"
"Naura, aku baru saja melihat akun resmi dari keluarga Affandi yang mengatakan kalau besok akan mempublikasikan video penjelasan. Apa maksud mereka?"
"Iya, mereka ingin aku menjelaskan tentang video yang tersebar itu hanya kesalahpahaman ke media." Jawab Naura dengan acuh.
"Apa?! Kamu ini sudah benar-benar menjadi bodoh ya?! Video itu asli! Mereka ingin kamu menjelaskan bagaimana?! Mereka membiarkanmu menanggung sendirian?!" Suara keras Evelyn terdengar sangat marah.
"Kamu tidak perlu khawatirkan itu. Kalau aku harus menanggungnya sendiri, ya tinggal ditanggung saja kan?" Naura mengatakan ini dengan santai seolah tidak peduli untuk menenangkan hati Evelyn.
Setelah panggilan telepon mereka berakhir, Naura menyalakan laptopnya. Dia membuka sosial medianya dan melihat akun resmi dari keluarga Affandi telah membagikan postingan bahwa besok pagi akan mengklarifikasi mengenai video itu.
Naura menebak, pasti besok akan ada anggota keluarga Affandi yang mencarinya.
Benar saja, keesokan harinya, pagi-pagi sekali ponsel Naura berdering. Fajar Affandi sedang memanggilnya ran Naura segera mengangkatnya.
"Hari ini, perusahaan akan mengeluarkan produk baru. Kamu datang kesini sekalian menjelaskan perihal video itu."
"Baik Ayah." Jawab Naura dengan patuh.
...
Setelah selesai bersiap, Naura keluar dari kamarnya. Dia melihat sekitar saat membuka pintu kamarnya. Merasa tidak melihat 'Samuel' dia menghela nafas lega kemudian segera berjalan turun kebawah dan pergi keluar.
Dia pergi sambil memakan roti yang dibawanya dan langsung menuju kelokasi konferensi produk baru dari perusahaan Affandi yang akan lounching.
Naura mengambil masker dari dalam tasnya lalu memakainya. Dia melihat Merlin berdiri dipintu sambil melihat sekitar, sepertinya sedang menunggu kedatangannya.
Begitu Naura berjalan mendekat, Merlin langsung menyambutnya. "Kenapa kamu lama sekali? Dan apa ini? Kenapa memakai masker?"
Naura pun merubah suaranya menjadi serak saat menjawab Merlin. "Aku sedang flu, Bu."
Merlin tidak ingin banyak bertanya lagi. Dia menarik Naura menuju ruang tunggu konferensi pers. Disana sudah ada Fajar Affandi dan juga Marsha.
Marsha langsung memberikan selebaran kertas kepada Naura yang berisi tulisan karangannya sendiri.
"Apa ini?" Tanya Naura dengan polos.
"Kamu baca saja. Nanti, saat wartawan bertanya kepadamu, apa yang harus kamu jawab dan apa yang tidak harus kamu jawab, semuanya sudah tertulis disini."
Naura segera membuka dan membacanya dengan cepat.
Intinya, isi dari tulisan tersebut meminta Naura untuk mengatakan bahwa video yang beredar di sosial media itu adalah ulahnya sendiri.
Sepertinya memang keluarga Affandi tidak peduli kalau Naura yang menanggung semua ini sendiri. Ini memang ulahnya dan biarkan dia menanggung akibatnya sendiri.
Tak lama, asisten Fajar mengetuk pintu dan masuk. "Pak, semuanya sudah siap." Ucap asisten tersebut kepada Fajar.
"Baiklah." Jawab Fajar kemudian menoleh dan menatap Naura. "Naura, apa kamu sudah membaca dan menghafal isi tulisan itu? Tidak hafal juga tidak apa. Kamu cukup mengatakan, kalau video yang tersebar itu adalah kesalahanmu sendiri."
"Baik, Ayah." Jawab Naura tanpa ragu sambil mengangguk terlihat sangat patuh.
Fajar Affandi keluar bersama Marsha dan juga Naura. Semua wartawan langsung mengarah kepada mereka.
Para wartawan ini semuanya sudah disuap oleh Fajar. Mereka tidak akan mempublikasikan berita ini kalau apa yang dikatakan Naura nanti tidak sesuai dengan apa yang tertulis tadi.
Naura lulusan di akademi perfilman. Dia mengetahui tidak sedikit hal-hal mengenai dunia hiburan. Naura melihat beberapa logo yang dikenal tertempal pada mikrofon. Kalau tidak salah, itu *AD Entertainment Group.
AD Entertainment* Group adalah perusahaan yang sangat terkenal di kalangan industri hiburan. Perusahaan ini memiliki kedudukan yang sangat kuat. Pemiliknya juga memiliki pandangan yang luar biasa dahsyat. Orang-orang yang bekerja disana pun sangat berdedikasi.
Wawancara telah dimalui. Mikrofon dengan logo AD Entertainment Group diletakkan tepat didepan Naura oleh wartawan.
"Nona Naura Affandi, di video yang viral di sosial media, apakah yang anda dan Nona Marsha katakan itu semuanya benar? Apa kamu telah dipaksa menikah dengan Aaron Daffa Ardinata?"
Naura menatap wartawan itu beberapa detik baru kemudian meresponnya dengan lambat. "Tidak. Aku sendiri yang mau menikah dengan Aaron Daffa."
Semua wartawan disana melihat reaksi Naura saat menjawab. Mereka pernah mendengar kalau Putri ketiga dari keluarga Affandi anak yang bodoh Ternyata memang terlihat sangat bodoh.
Disisi lain, Fajar beserta Merlin dan Marsha merasa puas mendengar jawaban dari Naura.
"Jadi benar, demi menikah dengan keluarga yang kaya raya, Anda menggantikan kakak Anda menikah dengan Aaron Daffa?"
"Apa Anda tidak merasa malu telah merebut calon suami dari kakak Anda sendiri? Apa karena itu, Ibu Anda menjadi tidak peduli kepada Anda?"
"Apakah memang sudah sejak dulu, Anda memiliki kelainan?"
"Apakah Tuan Muda Ardinata benar-benar impoten? Apa Anda akan selamanya hidup hanya demi uang? Lalu, apa Anda nantinya akan mencari pasangan hidup yang lain?"
Pertanyaan demi pertanyaan dari para wartawan terus menerus menyerang Naura tanpa rasa takut.
Pada dasarnya untuk mencari perhatian, media memang akan terlihat tidak bermoral dan tidak punya hati nurani.
...__________...
minta tolong ke samuel heyyy naura cepett