Perjalanan Hidup NAURA
Naura sedang duduk di depan meja rias, menatap dirinya di pantulan cermin yang ada di depannya.
Rambut yang masih berantakan dengan pakaian yang terlihat lusuh, dia sedang menunggu penata rias pengantin yang akan meriasnya.
Gadis itu sedikit menoleh ke arah pintu saat mendengar suara pintu kamar terbuka, lalu melihat Merlin, ibu kandungnya masuk dan mendekatinya.
"Naura, kenapa kamu masih belum siap? Pihak dari keluarga Ardinata sebentar lagi sampai. Ayo ibu bantu kamu mengganti pakaianmu! Sebentar lagi penata riasnya juga datang," ucap Merlin sambil memegang pundak Naura.
Naura meraih sebelah tangan ibunya dan menatapnya. "Bu, apa ibu yakin ingin aku menggantikan kakak menikah dengan laki-laki yang sudah dijodohkan dengan kakak?"
Merlin terpaku sejenak dan wajahnya berubah gelisah sedikit panik. Dia mengira kalau Naura akan berubah pikiran dan menolak menggantikan kakaknya untuk menikah.
Jika tahu putri dari keluarga Affandi menolak pernikahan ini, tak hanya mendapat malu, tapi keluarga Ardinata akan benar-benar membuat hancur keluarga Affandi.
Merlin memegang kedua tangan Naura, lalu berlutut di hadapannya. "Naura, ibu memohon kepadamu ... kamu bantu kakakmu ya! Kakakmu pantas mendapatkan laki-laki yang lebih baik. Kalau pernikahan ini batal, maka keluarga Ardinata akan menghancurkan keluarga kita."
Seketika mata Naura memerah menahan air matanya agar tidak keluar dan tatapannya berubah menjadi dingin.
Selama ini, sang ibu kandung selalu memberikan kasih sayang dan perhatian penuh kepada kedua anak tiri dari istri ayahnya yang sebelumnya.
Meski Merlin tahu kalau laki-laki yang dijodohkan dengan kakaknya adalah laki-laki berwajah jelek dan impoten, tapi Merlin masih memohon kepada Naura untuk mau menggantikan sang kakak menikah dengan laki-laki itu.
Terdengar suara ketukan pintu, kemudian seorang pelayan masuk. "Nyonya, Nona Naura ... penata riasnya datang," ucap pelayan tersebut memberitau, lalu mempersilakan penata rias itu masuk ke dalam.
Naura bangkit berdiri sambil memegang tangan Merlin dan menariknya untuk berdiri. "Bangunlah, Bu. Aku akan bersiap dan pergi," ucap Naura dingin.
Merlin kembali tersenyum dan mengusap sisi wajah Naura, lalu mengangguk. "Ibu akan turun."
Naura sudah pasrah dan dia segera bersiap untuk turun kebawah. Gadis itu menolak untuk dirias, hanya mengganti pakaiannya saja dan menyisir rambut panjangnya.
Naura keluar dari kamar dan turun ke bawah. Dia sudah melihat banyak pengawal dari keluarga Ardinata untuk menjemputnya.
Pernikahan secara tertulis, tidak ada pesta. Mempelai pria juga tidak terlihat, bahkan tidak ada keluarganya yang mengantar kepergiannya.
Naura hanya berjalan sendirian dengan sekelompok pengawal di belakangnya.
Gadis itu menghentikan langkahnya, lalu menghela napas panjang. Kehidupannya akan benar-benar berubah mulai saat ini.
"Ayo pergi," ucap gadis itu setelah menghela napas, lalu berjalan keluar dan masuk ke dalam mobil yang telah menjemputnya.
Keluarga Ardinata dikenal sebagai keluarga paling kaya di kota B. Satu-satunya penerus langsung dari keluarga Ardinata adalah Aaron Daffa Ardinata, seorang laki-laki yang dikabarkan berwajah jelek dan impoten.
Kabarnya, Aaron saat kecil pernah diculik oleh sekelompok preman saat sedang menunggu ibunya datang untuk menjemput. Aaron mencoba melarikan diri, tapi tertangkap lagi dan para preman melukainya hingga membuatnya menjadi impoten.
Sejak itu, Aaron tidak pernah lagi muncul di hadapan orang.
Rumor yang telah beredar selama ini, bahwa Aaron berwajah jelek, impoten dan sangat kejam, bahkan setiap kali keluarga Ardinata mengirim wanita kepadanya, wanita tersebut tidak akan keluar dengan selamat.
Rasa kecewa, kesedihan dan putus asa yang dirasakan Naura membuatnya merasa tidak lagi peduli dengan rumor tersebut. Sekali pun Aaron adalah seorang iblis.
Setibanya di sebuah rumah putih yang cukup besar dengan tiga lantai, pengawal mengantar Naura masuk dan menuju kamarnya yang berada di lantai dua, kemudian segera pergi meninggalkan gadis itu sendirian.
Naura melihat sekeliling dalam kamarnya, tidak banyak barang, hanya ada ranjang queen size, meja dan lemari saja.
Dia duduk di tepi ranjang dan merenung hingga langit yang terlihat dari jendela kamar semakin gelap.
Ada yang membuka pintu kamarnya dan Naura menoleh. Dia melihat seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap masuk ke dalam kamar, lalu menutup pintunya kembali dan menyalakan lampu.
Seketika Naura mengangkat sebelah tangannya untuk menutupi wajahnya ketika cahaya lampu yang begitu terang menyinari seluruh ruangan kamar.
Perlahan, Naura menurunkan tangannya dan mengangkat wajah untuk melihat laki-laki yang masuk ke dalam kamar.
Dia bangkit berdiri dan terpaku menatap lebar laki-laki bertubuh tinggi tegap yang sedang melangkah ke arahnya.
Ada rasa keterkejutan saat Naura melihat laki-laki itu. Bukan karena wajahnya yang sangat jelek, tapi justru wajah laki-laki itu tampan. Sangat tampan, bahkan terlampau tampan.
Setelan jas berwarna gelap yang dipakai pria itu, membuatnya terlihat semakin menawan. Postur tubuh dan bentuk wajahnya begitu sempurna, tampan dan terlihat tidak biasa.
Pria itu melangkah dan dengan cepat sudah berdiri di hadapan Naura yang masih terpaku menatapnya.
Aaron juga menatap Naura beberapa detik, lalu mengernyitkan kening. "Wajahmu jelek sekali," ucapnya datar.
Naura sedikit mengerjapkan mata, dia sama sekali tidak peduli dengan ucapan Aaron yang mengatakan kalau dirinya sangat jelek.
"Si-siapa kamu?" tanya Naura dengan tergagap dan penuh kewaspadaan.
Aaron menatap tajam gadis itu, "Apa kamu tidak tahu, kamu menikah dengan siapa?" tanyanya sambil mendekat pada Naura.
Aroma wangi dari tubuh Aaron bercampur mint dari napanya, membuat tubuh Naura sedikit gemetar.
Meski merasa sedikit takut, tapi Naura tetap berdiri dengan tegap menatap pria itu. "Tentu saja aku tahu. Aku menikah dengan Aaron Daffa Ardinata!" jawab Naura tegas.
Mendengar jawaban Naura, Aaron pun semakin menatapnya tajam. Lagi-lagi ada wanita yang masih mempercayai rumor bahwa dirinya jelek dan impoten.
Melihat ekspresi Naura yang terlihat gugup dan gemetar, membuat Aaron menjadi tertarik. Dia pun menyunggingkan senyumnya menatap Naura.
"Kalau begitu senang bertemu denganmu, kakak ipar sepupu. Aku Samuel, adik sepupu Aaron," ucap Aaron memperkenalkan diri kepada Naura sebagai 'Samuel', adik sepupunya.
"Aku rasa, kakak ipar sepupuku ini tidak ingin menghabiskan malam pengantin bersama laki-laki payah dan tidak berguna seperti kakak sepupuku, bukan?" lanjut Aaron sambil sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya pada Naura.
Aaron sengaja menekan kata-kata 'payah' dan tidak 'berguna' untuk melihat ekspresi Naura sekaligus ingin menggodanya.
Naura melangkah ke samping menghindari tatapan 'Samuel' yang begitu dekat karena merasa tidak nyaman.
Dalam hati, Naura mempercayai kata-kata pria itu yang mengatakan bahwa kakak sepupunya payah dan tidak berguna, tapi yang pasti, rumah Aaron ini tidak mudah didatangi oleh sembarang orang.
"Kamu tolong jangan bicara seperti itu. Bagaimanapun juga, dia tetap kakak sepupumu," ucap Naura dengan tulus membela Aaron yang telah menjadi suaminya.
Bahkan adik sepupunya mengatakan seperti itu kepadanya. Naura merasa kalau kehidupan Aaron sangat tidak baik dan begitu menyedihkan. Ada rasa kasihan juga respect terhadap Aaron.
Keluarga Ardinata memang terkenal sangat kaya dan terpandang sejak dulu. Jika melihat keadaan Aaron, Naura dapat merasakan kalau kehidupan Aaron selama ini pasti sangat menderita.
...__________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Mr.VANO
baru mampir thor,,menarik di bab satu ini,,
2023-09-04
0
linamaulina18
curiga sama ibu nya nh ada ap2 nh sampe mendesak menggantikan KK nya
2023-05-23
0
IndraAsya
👣👣👣 Jejak 💪💪💪😘😘😘
2023-01-10
1