"Patuhilah semua peraturan, hanya enam bulan, setelah itu kau bebas melakukan apapun."
"Nona, terimalah. Setidaknya Anda bisa sedikit berguna untuk keluarga, Anda."
Ariel dipaksa menikah dengan Tuan Muda yang selama bertahun-tahun menghabiskan waktunya di kursi roda. Enam bulan, inilah pernikahan yang sudah terencana.
Hingga waktunya tiba, Ariel benar-benar pergi dari kehidupan Tuan Muda Alfred.
Di masa depan, Ariel kembali dengan karakter yang berbeda.
"Kau, masih istriku, kan!"
"Tuan, maaf. Sepertinya Anda salah mengenali orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Menyambut Kembalinya Alfred
''Hai! bibi, selamat malam!" sapa pemuda yang dilehernya terdapat dasi kupu-kupu lengkap dengan setelan jas berwarna hitam dan sepatu mahal. Menunjukan jika pemuda itu keturunan bangsawan yang kaya-raya, namanya Betrand, sepupu Alfred, dengan senyum sumringah pemuda ini melambangkan tangannya pada Ayunda yang masih terheran-heran,
disusul dengan yang lainnya, mulai dari yang muda sampai yang sudah sepuh, turut menyapa Ayunda dengan semangat! Entah semangat karena terlalu senang akan kepulangan Alfred atau senang karena tidak sabar ingin menjatuhkan pemuda yang lama dibuang keluarganya!
''Ada apa ini?'' tanya Ayunda, yang sungguh tidak mengharapkan kedatang orang-orang ini, nada bicaranya menunjukkan rasa keberatan.
''Ada apa! bibi ini bagaimana, malam ini Alfred pulang, kan! sebelas tahun aku tidak melihatnya tentu saja kami datang untuk menyambut tuan muda yang belum sempat dilantik itu.''
''Kau benar, kami sudah sangat tidak sabar ingin melihat wujud Alfred yang sekarang, apa dia sudah benar-benar sembuh hingga tetua mengijinkannya pulang!"
''Aku dengar dia sudah menikah, tidak menyangka dia bisa move on juga dari Milea.''
''Cukup! tidak ada penyambutan apapun, sebaiknya...."
''Ada apa ini?!'' ucapan Ayunda terhenti saat Marion keluar, ''Kenapa kalian datang?'' Marion kembali bertanya setelah berdiri tepat dihadapan keluarga besar Smith.
''Paman, kami merindukan Alfred, apa salah kami datang untuk menyambut dan mengucapkan selamat atas pernikahannya. Kenapa kalian terlihat tidak menyukai kedatangan kami?"
Marion sama seperti Ayunda, benar tidak menginginkan kehadiran orang-orang itu, Alfred belum siap, ia takut jika anaknya akan merasa dikucilkan dan tidak berguna saat bergabung dengan Tuan Muda lainya.
Marion terlihat kesal, siapa yang membocorkan informasi kepulangan Alfred?
Julie, wanita yang mahir dalam segala hal terutama memanfaatkan keadaan menyambar tangan Marion dan mengusapnya pelan, ''Pa, tidak perlu kesal, tidak juga harus dilarang, ini bukti rasa sayang dan peduli mereka pada Alfred, kita harus menghargai kepedulian mereka," Julie berbisik dengan lembut ditelinga suaminya.
''Marion! apa seperti ini caramu memperlakukan keluarga besar? membiarkan tamu berdiri di luar seperti seperti orang asing!" protes nyonya tua yang tidak terima cara penyambutan Marion dan Ayunda.
''Astaga! maafkan aku Bibi,'' Julie langsung menghampiri orang tua itu, meraih tangannya, ''Suamiku dan kakak Ayunda, hanya terkejut melihat antusias keluarga besar dalam menyambut kepulangan Alfred, terima kasih sudah menyempatkan diri dan maaf karena menunggu lama. Silahkan masuk, aku sudah menyiapkan berbagai menu di meja makan kita bisa makan bersama-sama.''
Julie yang memang pandai dalam mengambil hati orang dengan kata-kata manisnya, mampu meluluhkan hati orang yang sudah ingin marah itu.
''Beruntung sekali Julie menjadi menantu di keluarga ini, sangat baik dan penuh pengertian,'' puji nyonya tua dan setelah itu melempar tatapan mencemooh pada Ayunda, ''Seharusnya, Julie yang menjadi permaisuri keluarga ini.''
Jelas kata-kata ini sindiran untuk Ayunda.
Marion tidak bisa berbuat apa-apa, jika dia mengusir tentu akan menjadi masalah besar untuk dirinya. Membiarkan mereka masuk adalah pilihan yang harus Marion iyakan.
Kastil.
Alfred sudah sangat siap, Arthur mendandani, layaknya tuan muda yang sesungguhnya. Meskipun lelaki tampan ini duduk di kursi roda tapi tidak memudarkan pesonanya yang luar biasa, tetap tampan dan gagah berwibawa seperti dulu kala, bedanya, dia lebih terlihat matang, dewasa dan jauh lebih memesona.
''Semua sudah siap Tuan, kita berangkat sekarang.''
Alfred menimpali ucapan Arthur dengan anggukan kepala.
Ariel terdiam, duduk di kursi makan seorang diri. Sebelumnya Bibi Imel mengatakan, Alfred dan Arthur akan mengunjungi kediaman utama, memenuhi undangan makan malam.
*Kunjungan keluarga yang biasa dilakukan pasangan yang baru menikah. Aah, dia tidak mengaku. Apa! Mengajakmu! Kau bukan istri yang sesungguhnya Ariel, tidak ada kunjungan keluarga untuk istri yang hanya terjalin dalam perjanjian*.
Nyatanya, meskipun Ariel sadar dia hanya sebentar istri bayaran Alfred, tapi hati kecilnya sangat berharap dianggap keberadaannya.