Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 24
Setelah Yunda pergi, entah kenapa rasa penasaran Gandhi belum juga hilang. Gandhi kembali mengikuti Yunda sampai ke pos satpam dan memperhatikan Yunda yang ingin membuatkan susu untuk bayinya.
"Stop, stop, stop." Gandhi menghentikan Yunda yang hendak menuangkan susu ke dalam botol.
"Kenapa?" tanya Yunda.
"Cara buat susunya gak gitu. Sini aku buat." ucap Gandhi mengambil alih botol susu dan sendok susu dari tangan Yunda.
"Harusnya kamu campurin dulu air panas sama air dinginnya, perbandingannya 70 : 30, nah habis itu baru tuangin susu." ucap Gandhi.
Yunda mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Apa selama ini kamu membuat susu formula seperti cara mu tadi, memasukkan susunya dulu baru air panas lalu di campur air dingin?" tanya Gandhi dan di jawab dengan anggukkan kepala oleh Yunda.
"Lain kali jangan di buat lagi seperti itu, itu cara yang salah. Kalau susu formula di campur dengan air panas langsung yang ada formula-formula yang ada dalam susu hancur, jadi tidak ada artinya anak kamu minum susu." ucap Gandhi.
"Terimakasih informasinya." jawab Yunda.
"Sebenarnya semua cara sudah tertera di kotak susu, tapi pasti kamu gak baca kan?" tanya Gandhi sambil memberikan botol susu pada Yunda.
Yunda menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis lalu memberikan susu itu pada bayinya.
"Bayi mu umur berapa bulan?" tanya Gandhi.
"Belum ada satu bulan, Pak." jawab Yunda.
OOOh... Gandhi membulatkan mulutnya.
"Apa ini semua barang-barang mu?" tanya Gandhi dan di jawab dengan anggukkan kepala oleh Yunda.
"Mau kemana malam-malam begini?" tanya Gandhi.
"Um, sebenarnya saya mau pergi cari kos-kosan Pak. Dari alamat yang tertera, kos-kosannya di jalan ini tapi yang ada malah tempat seperti ini bukan kos-kosan." jawab Yunda.
Apa perempuan ini diusir suaminya makanya dia ingin mencari kos-kosan? gumam Gandhi dalam hati.
"Kos-kosan? Memangnya rumah kamu dimana?" tanya Gandhi.
"Saya dari Solo, Pak, datang ke Jakarta untuk mencari kerja. Karena di Jakarta ini saya tidak punya saudara makanya saya cari kos-kosan." jawab Yunda.
Ooh... Gandhi membulatkan mulutnya sambil mengangguk-anggukkan kepala.
"Terus suami kamu?" tanya Gandhi.
"Mm... Saya sudah bercerai dengan suami saya, Pak." jawab Yunda.
Kasihan sekali perempuan ini, mana bawa anak yang belum satu bulan lagi. Gumam Gandhi dalam hati.
"Kalau begitu, aku bantu kamu cari kos-kosan yang kamu maksud. Mana alamatnya biar aku antar." ucap Gandhi.
Yunda pun mengeluarkan ponselnya dan memberikan alamat kos-kosan itu.
"Sepertinya alamat ini sudah benar. Tapi dimana?" gumam Gandhi.
Gandhi pun bertanya pada satpam, sayangnya dua satpam yang berjaga di pos itu juga tidak tau karena mereka juga bukan orang daerah situ. Mau tidak mau Gandhi masuk ke dalam bar untuk menanyakan dimana alamat itu.
Setelah mengetahui letak alamat itu, Gandhi pun keluar dari dalam bar. Saat keluar Gandhi berpapasan dengan Angga dan Darel yang baru datang.
"Loe udah mau pulang Gan?" tanya Angga.
"Kalian berdua ikut gue!" bukannya menjawab, Gandhi malah menyuruh Angga dan Derel ikut bersamanya.
"Kemana?" tanya Angga.
"Udah ikut aja jangan banyak tanya!" jawab Gandhi sambil berjalan menuju pos satpam. Mau tidak mau Angga dan Derel mengikuti Gandhi dari belakang.
"Aku udah tau dimana tempatnya. Tempatnya ada tepat di belakang bar ini, tapi kita masuknya dari gang kecil di sebelah sana. Ayo." ucap Gandhi pada Yunda.
Yunda pun hendak membawa kopernya tapi Gandhi melarangnya.
"Biar mereka aja yang bawa." larang Gandhi.
"Kalian berdua, bawa semua barang-barang ini!" perintah Gandhi pada Angga dan Derel.
"Hah?" kaget Angga dan Derel.
"Ck! Cepet bawa!" paksa Gandhi sambil melorotkan matanya.
"Udah ayo bawa-bawa." bisik Derel pada Angga.
Mau tidak mau Angga dan Derel membawa barang-barang Yundaz sedangkan Yunda dan Gandhi berjalan melenggang kangkung di depan Angga dan Derel.
💋💋💋
Bersambung...
jadi oon terus...