Gadis Cupu Dan Dosen Ganteng

Muti memeriksa semua isi tas dan juga saku nya, dia bingung.

Dia duduk di lantai sambil mengingat kembali di mana dia meletakkan kunci tersebut.

Namun Mobil Jaka datang dan berhenti di halaman Rumah Muti, dia melihat Muti yang duduk di lantai.

"Ada apa?" tanya Jaka.

"Kunci rumah hilang Pak, saya bingung mau masuk!'" Muti dengan wajah sudah Lesu.

"Nih!" ucap Jaka sambil memberi kan kunci.

Muti langsung berdiri.

"Dari mana bapak mendapatkan nya? Bapak mencuri nya dari tas saya?" tanya Muti.

"Heh kemana akal sehat kamu, jelas-jelas tadi pagi kamu langsung pergi begitu saya Tampa memikirkan Kunci rumah," ucap Jaka.

Muti terdiam memikirkan dan Mengingat kembali dan benar saja.

"Lalu kenapa Bapak Tidak memberi tahu saya?" tanya Muti lagi.

"Bagaimana saya memberi tahu kamu, saya tidak punya nomor kamu. Itu sebab nya saya ke sini!" ucap Jaka.

Muti lagi-lagi terdiam.

"Hufff kalau begitu saya pulang!" ucap Jaka dan masuk ke dalam mobil nya.

Muti melihat mobil Jaka yang semakin jauh.

Muti pun masuk ke dalam rumah nya, dia mandi agar badan nya kembali segar namun dia melihat Baju kotor milik Jaka di kamar mandi nya.

"Bisa-bisa nya dia meninggal kan pakaian nya di sini," ucap Muti kesal.

Muti pun memasuk kan pakaian kotor milik Jaka ke dalam keranjang baju nya dia melihat ****** ***** Jaka juga ada di sana seketika membuat dia geli.

Dia segera memasuk kan ke dalam keranjang.

Setelah selesai mandi Muti melihat banyak bahan yang mau di masak di dapur serta kulkas nya juga penuh.

"Belakangan ini Uang saku ku tidak berkurang sama sekali, bahkan aku hanya membayar tagihan sekolah Nisa dan juga mengirimkan uang pada ibu, sementara aku sendiri di bayarin oleh calon mertua ku." Batin Muti.

Dia mengeluarkan semua bahan masak, namun dia hanya sendiri akhirnya dia memilih untuk membeli makanan di luar.

Setelah selesai makan di luar dia pulang ke rumah.

Di tempat lain Jaka baru saja sampai di rumah nya terlihat sepi.

"Huff karena Elsa aku jadi tidak pulang ke rumah ku sendiri." ucap Jaka dia pun masuk ke dalam rumah nya.

Sampai di kamar nya dia membuka pakaian nya dan mandi.

Setelah selesai mandi dia membuka laptop untuk memeriksa nilai Adit.

Melihat dua hari ini Adit tidak masuk Jaka menghela nafas berat.

"Bagaimana lagi aku harus mengajar nya, dia sangat keras kepala." ucap Jaka.

Dia benar-benar kesal namun handphone nya Berdering itu dari Ayu.

"Iya halo mah!" ucap Jaka.

"Kamu sudah di rumah kam nak?" tanya Ayu.

"Sudah mah! Ada apa?" tanya Jaka.

"Mamah mau nginap di rumah kamu, Papah kamu ada kerjaan di luar kota." ucap Ayu.

"Ya udah mah!" ucap Jaka.

Tidak beberapa lama akhirnya Ayu datang.

"Kenapa Mamah nyetir mobil sendiri?" tanya Jaka.

"Anak Mamah tidak mau jemput Mamah, dia tidak peduli sama Mamah." sindir Ayu.

Jaka Menghela nafas.

"Kan ada supir mah, Mamah tau kan dari rumah mamah ke Sini sangat jauh!' ucap Jaka.

"Iyah mamah tau, tapi Mamah mau nyetir sendiri aja!" ucap Ayu.

"Hmm ya udah ayo masuk." ucap Jaka.

Walaupun Jaka sudah tinggal sangat lama di rumah yang besar itu ayu maupun Aris tidak pernah menginap di rumah Jaka.

Karena Jaka sangat sibuk jadi percuma saja mereka di rumah itu Jaka hanya sibuk dengan kerajaan nya.

"Bagaimana adik kamu?" tanya Ayu.

"Huff aku benar-benar pusing di buat sama kelakuan dia, tidak bisa berubah sama sekali, dia sudah dewasa namun di fikiran nya hanya untuk bermain saja." ucap Jaka.

"Sabar yah nak, Mamah tau suatu saat nanti dia akan berubah." ucap Ayu mengelus punggung Jaka.

"Oh iya Ngomong-ngomong tumben Mamah ke sini? Mamah tau dari mana aku tidak lembur?" tanya Jaka.

"Dela! Mamah sudah rindu sama putra Mamah yang Bentar lagi akan menikah, Mamah harus pandai mengatur waktu saat ini." ucap Ayu.

"Hmm pasti ujung-ujungnya bahas pernikahan terus!" ucap Jaka.

"Hmm Mamah gak sabar melihat kamu dan Muti bersanding dan tinggal di satu atap dan Mamah sangat ingin menimang cucu." ucap Ayu.

"Mamah jangan terlalu terburu-buru mah!" ucap Jaka.

"Bagaimana Mamah tidak terburu-buru, kamu dan Muti tidak ada saling mendekat, bahkan kamu sangat Cuek pada nya." ucap ayu.

"Jaka harus gimana lagi mah, Jaka bingung harus bagaimana!" ucap Jaka.

"Mamah mau kamu cepat menikahi Muti, Mamah Takut dia berubah fikiran." ucap Ayu.

Jaka menghela nafas panjang.

"Mamah sabar Dong mah, mamah tau kan kalau sekarang di perusahaan sangat membutuhkan Jaka, dan juga Adit saat ini harus benar-benar di perhatikan." ucap Jaka.

"Tidak ada hubungan nya dengan itu, pernikahan kamu tidak akan menganggu perusahaan kamu." ucap Ayu.

"Mah tolong dong pengertian nya, Muti tidak akan merubah keputusannya," ucap Jaka.

"Kamu yang harus mengerti sama mamah, sudah cukup selama ini Mamah ngertiin kamu!" ucap Ayu.

"Mamah selalu kesepian di rumah, umur Mamah sudah tua," ucap Ayu.

Jaka mengusap kasar wajah nya dia benar-benar tidak bisa melihat wajah ayu sedih seperti itu.

"Baik lah mah, Jaka akan memikirkan nya, Kasih waktu Jaka untuk membicarakan nya dengan Muti!" ucap Jaka.

"Mamah tidak mau menunggu lebih lama!" ucap Ayu.

"Iyah mah, udah jangan sedih lagi!" ucap Jaka.

Ayu tersenyum dia memeluk Jaka.

"Mamah sayang kamu!" ucap ayu.

"Jaka juga sayang mamah." ucap Jaka.

Karena sudah malam Ayu pun istirahat terlebih dahulu. Sementara Jaka duduk di ruang tamu.

"Kami baru saja tunangan empat hari, bagaimana bisa Mamah langsung memikir kan Pernikahan." batin Jaka.

"Ah sudahlah lebih baik aku istirahat," ucap Jaka dia pun masuk ke kamarnya.

Keesokan harinya Ayu bangun terlebih dahulu menyiapkan sarapan untuk putra nya.

"Mamah!" ucap Jaka yang baru saja keluar dari kamar dan sudah rapi Jaka melihat Ayu di dapur.

"Sudah bangun? Sarapan dulu!" ucap Ayu.

Jaka mendekati meja makan sementara Ayu menyiapkan di meja piring dan juga yang lain.

...----------------...

***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah Bosan tungguin terus kelanjutan ya, jika ada saran tulis di kolom komentar ya,

Like, komen dan vote sebanyak-banyak nya biar author tambah semangat lagi.

Terimakasih 🙏 S S S S***