Delisa gadis yatim piatu yang tinggal di desa terpencil. Di usianya yang masih 18 tahun dia harus menjadi tulang punggung untuk membesarkan kedua adiknya yang masih kecil.
Hingga suatu saat Delisa dan kedua adiknya yang sedang mandi di sungai menemukan seorang pria tergeletak tak berdaya di tepi sungai.
Karna merasa kasihan Delisa membawa pria itu ke gubuk kecilnya lalu merawatnya sampai sembuh. Namun saat sadar pria itu malah tidak tau siapa dirinya yang sebenarnya.
"Siapakah pria itu?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26# Fhiting Baju Pengantin
Mata Delissa langsung saja berbinar ketika melihat gaun pengantin yang begitu indah berjejer rapi di depannya. Seperti mimpi bagi Delissa dengan apa yang di lihatnya sekarang.
Dia tidak pernah menyangka jika kehidupannya langsung berubah drastis setelah bertemu dengan Aldyanta. Dulu dia harus kerja banting tulang demi untuk sesuap nasi untuknya dan kedua adiknya. Tapi sekarang dia tinggal meminta sesuatu yang dia inginkan tanpa memikirkan uang untuk membelinya.
"Nona silahkan pilih yang mana" ucap pemilik butik itu langsung saja mengeluarkan gaun terbaiknya.
Delissa langsung saja menatap Aldyanta yang berdiri di belakangnya. Karna Delissa sama sekali tidak tau gaun mana yang harus dia coba karna semua gaun di sana sangatlah indah di matanya.
"Kenapa, Sayang?" ucap Aldyanta melihat Delissa hanya diam menatapnya.
"Aku tidak tau harus memilih yang mana. Semua gaunnya sangat indah" ucap Delissa mengaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa perlu kita memborong semuanya"
Mendengar ucapan Aldyanta, Delisa langsung saja memajukan bibirnya sambil mengerakkan kedua tangannya. "Tidak, tidak perlu. Aku akan memilih salah satu saja"
Melihat tingkah Delissa, Aldyanta langsung saja terkekeh kecil. Ingin rasanya dia melahap bibir Delissa tapi sayangnya mereka sekarang sedang berada di keramaian.
"Baiklah, kamu coba yang ini" ucap Aldyanta menunjuk gaun putih yang di hiasi butiaran mutiara yang sangat indah.
"Baiklah, aku akan mencobanya" ucap Delissa langsung saja masuk ke ruang ganti di temani oleh beberapa karyawan butik.
Sambil menunggu Aldyanta memilih untuk bersantai di sofa sambil menatap Kedua pegawalnya yang sedang membantu Ayu dan Nana memilih gaun untuk mereka.
"Kak Dewa lihat apa Ayu cantik memakai ini?" ucap Ayu mencoba memperlihatkan gaun berwarna pink ke Dewa.
"Pasti Nona kecil. Anda akan terlihat sangat cantik memakai apapun" puji Dewa hingga membuat bocah umur delapan tahun itu langsung saja tersipu malu.
"Ervan di mana? apa dia tidak mau memilih jas untuknya?" ucap Aldyanta tiba tiba datang ketika melihat asisten pribadinya tak kunjung datang.
"A...aku tidak tau Tuan. Paling dia masih bergulat dengan bantal gulingnya" ucap Dewa gugup karna terkejut melihat Aldyanta yang tiba tiba berdiri di belakangnya.
"Baiklah. Aku akan menghubunginya sendiri" ucap Aldyanta mengayunkan langkahnya meninggalkan Dewa dan Ayu.
Namun tiba tiba Aldyanta menghentikan langkahnya lalu kembali menatap ke arah Dewa. "Kau jangan coba coba merayu adikku. Dia tidak sama seperti wanita malam yang sering kau tiduri" ucap Aldyanta menatap tajam Dewa.
"Ba...baik, Tuan. Maafkan saya" ucap Dewa langsung saja keringat dingin melihat tatapan tajam Aldyanta.
"Kakak kenapa memarahi Kak Dewa? Aku hanya bertanya apa gaun ini bagus untukku" ucap Nana langsung saja membela Dewa.
"Tidak, sayang. Kakak tidak memarahi Kak Dewa. Kakak hanya memperingatkannya saja agar tidak mengangu adikku yang cantik ini" ucap Aldyanta langsung saja berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan Nana.
"Kak Dewa tidak menganguku. Dia adalah pengawal yang kakak berikan untuk menjagaku dan Nana jadi dia tidak mungkin menganguku''
"Ia, sayang. Maafkan Kakak ya. Sekarang kamu pilih gaun yang kamu inginkan" ucap Aldyanta mengalah.
"Siap, Kak. Kakak adalah kakak terbaikku" ucap Ayu tersenyum bahagia lalu mencium wajah Aldyanta.
"Kamu juga adik terbaik kakak" ucap Aldyanta tersenyum sambil mencubit kecil hidung mancung Ayu.
"Kalian pilih pakaian untuk kalian. Jika Ervan tak datang juga maka pilih juga pakaian untuknya" ucap Aldyanta kepada Dewa.
"Baik, Tuam Muda" ucap Dewa langsung saja menganguk patuh.
"Wah... Nyonya muda cantik sekali" ucap Fadli ketika melihat Delissa keluar dari ruang ganti.
Mendengar itu Aldyanta langsung saja menatap ke arah Delissa. Dia menatap kagum kecantikan Delissa yang semakin terpancar dengan balutan gaun putih yang sangat indah.
"Bagaimana, Kak. Apa aku terlihat cantik mengunakan ini?"
"Kamu terlihat sangat cantik. Tapi, sayang aku tidak suka bajunya. Kamu coba pakai yang ini" ucap Aldyanta menunjukkan gaun yang lain.
"Baiklah" ucap Delissa menganguk patuh lalu kembali masuk ke ruang ganti di ikuti beberapa pegai lainnya.
Setelah Delissa masuk ke dalam ruang ganti Aldyanta langsung saja duduk menyilangkan kakinya di sofa. Kali ini dia tidak mau menatap kemanapun selain ke pintu ruang ganti. Karna di tidak mau orang lain yang terlebih dulu memuji kecantikan calon istrinya.
Setelah beberapa menit akhirnya Delissa keluar dengan balutan gaun putih di hiasi berlian yang sangat indah.
"Bagaimana Kak? Jangan bilang aku harus coba gaun yang lain lagi" ucap Delissa mulai waspada.
"Wah,,, Nyonya muda cantik sekali. Bahkan mengalahkan kecantikan model ternama" ucap Ervan tiba tiba datang.
Mendengar Ervan yang lebih dulu memuji kecantikan Delissa, Aldyanta langsung saja melemparkan tatapan tajamnya. Sehingga membuat Ervan langsung saja mengusap lehernya karna merasakan bulu kuduknya yang merinding.
Delissa terus saja tersenyum bahagia melihat gaun yang dia pakai. Melihat kebahagiaan Delissa, Aldyanta langsung saja membuang napasnya kasar.
"Bagaimana Kak?" ucap Delissa terseyum bahagia.
"Baiklah kami ambil yang ini" ucap Aldyanta mengalah.
"Yach terima kasih, kak" ucap Delissa bersorak gembira karna akhirnya Aldyanta tidak menyuruhnya mencoba gaun yang lain lagi.
"Sama sama, Sayang" ucap Aldyanta tersenyum lembut sambil mengusap lembut puncak kepala Delissa.
Cups...
Aldyanta langsung saja membulatkan matanya terkejut ketika Delissa tiba tiba mencium wajahnya. Aldyanta langsung saja memegang wajahnya yang di cium Delissa sambil tersenyum seyun sendiri melihat Delissa yang kembali masuk ke ruang ganti.
Melihat tingkah Tuan Mudanya yang sedang di mabuk asmara ketiga ajudannya langsung saja terkekeh geli. Mereka terus saja terkekeh membayangkan ekspresi wajah Tuan Muda mereka saat mendapatkan kecupan dari Delissa.
"Lihat Tuan Muda seperti anak ABG yang sesang di mabuk asmara" bisik Ervan terkekeh.
"Aku tidak bisa menyangka jika Tuan Muda bisa seperti itu tadi" ucap Fadli mengingat eksperi wajah Aldyanta yang selalu terlihat menyeramkan.
"Kehadiran Nyonya muda dan Nona kecil membuat kehidupan Tuan muda menjadi berubah seketika. Padahal semenjak kematian Nyonya besan dan Tuan besar, Tuan muda selalu saja terlihat sangat menyeramkan bahkan tidak pernah tersenyum" ucap Dewa mengingat bagaimana terpuruknya Aldyanta setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.
"Tapi, yang penting sekarang Tuan muda bisa bahagia lagi seperti dulu. Tugas kita sekarang adalah melindungi mereka semua dari kejahatan orang orang yang tamak akan harta di luaran sana.Agar Tuan muda bisa selalu bahagia seperti sekarang" ucap Ervan.
"Yupzz, aku setuju" ucap Dewa langsung saja setuju.
"Hemz... sepertinya ada yang akan menyusul Tuan muda sebentar lagi" ucap Fadli melirik ke arah Dewa.
"Maksudmu? Dewa mau menikah dengan wanita malam yang selalu jadi teman kencangnya?"
Bersambung....