Lina adalah pewaris kekuatan supranatural Dorong & Tarik yang hebat, sebuah energi kinetik yang hanya mengalir di garis keturunan perempuan keluarganya. Jika Lina fokus, ia bisa memindahkan truk. Tapi karena ia ceroboh, ia lebih sering menghancurkan perabotan rumah, membuat Ayah dan adiknya, Rio, selalu waspada.
Kekuatan yang harus ia sembunyikan itu, ia gunakan secara terlalu ikhlas untuk membantu seorang kakek mendorong gerobak rongsokan, yang menyebabkannya melesat kencang di jalanan.
Insiden konyol ini ternyata disaksikan oleh CEO Aris, seorang pebisnis jenius nan tampan yang sedang diburu musuh misterius. Aris langsung terobsesi dan merekrut, apa yang terjadi di kehidupan lina Bersiaplah mengikuti drama komedi supranatural ini.lerstgooo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6-Pertaruhan di Tengah Malam
"Kenapa mereka menyerang sekarang?!" tanya Lina, mencoba memasang sabuk pengaman di mobil sport Aris yang melaju kencang menerobos keheningan malam kota. Adrenalin membuatnya merasa mual, tetapi di sisi lain, ia merasakan dorongan kinetik yang liar di dalam dirinya—siap untuk dilepaskan.
“Karena mereka tahu kita sudah pergi dari kantor. Mereka berasumsi markasnya kosong,” jawab Aris, matanya tajam dan fokus. Wajahnya yang biasanya dipenuhi teasing kini berubah menjadi serius, menunjukkan sisi CEO yang dingin dan penuh perhitungan. Ini adalah Aris yang berbahaya.
“Tapi bagaimana mereka tahu kita di penthouse? Kita baru pindah!”
Aris menghela napas berat, untuk pertama kalinya menunjukkan kerentanan. “Mereka mengawasiku lebih lama dari yang kukira, Lina. Mungkin chip di mobil ini dilacak. Aku tidak tahu. Yang jelas, mereka mengincar Formula Kunci. Itu ada di vault pribadi saya di lantai teratas.”
Mereka tiba di Phoenix Tech. Gedung kaca itu tampak gelap, tetapi ada sesuatu yang salah. Lampu darurat di lantai 10—tempat kantor Aris—berkedip-kedip tidak normal.
“Mereka ada di sana,” bisik Aris. Ia memarkir mobil di basement, jauh dari kamera.
“Kita harus panggil polisi!” desak Lina.
“Tidak bisa. Mereka mungkin memiliki insider di sana. Jika polisi datang, mereka hanya akan menemukan formula itu hilang tanpa jejak. Kita harus masuk sendirian.” Aris mengambil pistol kejut berteknologi tinggi dari kompartemen mobil. “Kau tidak boleh menggunakan kekerasan fisik, Lina. Hanya Dorong & Tarik yang boleh bekerja.”
Lina mengangguk. Tangannya sudah dingin. Ketakutan nyata bercampur dengan dorongan energi kinetik yang mendesak.
Mereka mengambil tangga darurat. Di setiap lantai, Aris bergerak dengan kecepatan dan presisi yang mengejutkan. Ia jelas bukan hanya seorang CEO; ia punya latar belakang militer atau semacamnya—sisi yang belum pernah ia tunjukkan.
Saat mereka tiba di lantai 10, koridor itu sunyi. Terlalu sunyi.
“Kita harus sampai ke kantor saya. Vault-nya ada di sana,” Aris berbisik.
Tepat saat mereka melangkah, dari ruang meeting yang gelap, tiba-tiba muncul dua sosok bertopeng hitam besar. Mereka bergerak cepat, senjata bius di tangan.
“Mereka tahu kita datang!” seru Lina panik.
Aris mendorong Lina ke samping. “Lina, DORONG MEREKA!”
Lina tidak berpikir. Ia hanya bereaksi. Ia melepaskan Dorong & Tarik-nya. Bukan yang terfokus, melainkan gelombang kejut kinetik yang menyebar cepat.
BRAAAAK!
Kedua pria bertopeng itu terlempar ke dinding dengan suara yang mengerikan, meninggalkan bentuk tubuh mereka di lapisan gipsum. Senjata bius mereka jatuh.
“Astaga,” bisik Lina, melihat efek kekuatannya yang brutal. “Aku berlebihan lagi.”
Aris tidak memarahinya. Aris hanya menatapnya dengan tatapan kagum yang gelap. “Sempurna. Sekarang cepat!”
Mereka sampai di kantor Aris. Pintu baja yang tebal sudah terbuka sedikit—dirusak oleh semacam alat pemotong laser.
Di dalam, di depan vault besar, berdiri seorang pria bertopeng yang terlihat jauh lebih besar dan lebih profesional dari yang lain. Di sebelahnya, ada sebuah koper kecil.
“CEO Aris. Akhirnya Anda datang,” suara pria bertopeng itu dalam dan dingin. “Kami tidak ingin menyakiti Anda. Kami hanya ingin Formulanya.”
“Kau tidak akan mendapatkannya,” kata Aris, mengangkat pistol kejutnya.
“Percuma,” ejek pria bertopeng itu. Tiba-tiba, dari lengan pria itu, muncul perisai energi transparan yang langsung memantulkan tembakan kejut Aris ke langit-langit.
Lina terkesiap. “Dia punya teknologi yang memblokir serangan!”
“Itu Armor Kuantum. Formula lama,” Aris menjelaskan cepat. “Lina, kekuatanmu adalah energi murni. Armor itu hanya bisa memblokir energi buatan. Dorong dia!”
Lina mengangguk. Ia mengumpulkan Dorong & Tarik-nya. Kali ini, bukan shockwave. Ia membayangkan energinya sebagai tinju raksasa, terfokus hanya pada dada pria bertopeng itu.
WUUUSSHH!
Pria bertopeng itu terdorong kuat, tetapi perisai energinya berhasil menahan sebagian besar Dorong & Tarik Lina. Pria itu hanya terhuyung ke belakang, lututnya membentur lantai, tetapi ia masih berdiri.
“Menarik,” kata pria itu. “Kekuatan kinetik murni. Tapi tidak cukup!”
Pria itu melemparkan sebuah granat asap ke lantai. Ruangan langsung dipenuhi asap tebal.
“Sial! Dia punya waktu!” Aris batuk. “Lina, vault! Cepat!”
Lina tahu ia harus bertindak cepat. Ia menggunakan Dorong & Tarik-nya secara liar, tidak terfokus. Ia mendorong kursi, meja, dan bahkan patung seni mahal milik Aris melawan asap, mencoba membersihkan pandangan.
KLONTANG! KRAK! Ruangan itu menjadi medan perang kinetik.
Pria bertopeng itu meluncur ke arah vault. Aris berlari ke Lina. “Lina, sekarang Tarik! Tarik Formulanya!”
Lina, yang kelelahan, menutup mata. Ia membayangkan Formulanya—sebuah chip kecil di dalam vault—ditarik ke arahnya. Ia mengabaikan asap, mengabaikan teriakan, fokus hanya pada objek itu.
SRIIING!
Dari dalam vault yang terbuka, chip kuantum itu terbang keluar, melewati pria bertopeng, dan mendarat tepat di telapak tangan Aris.
Pria bertopeng itu sadar dirinya kalah. Ia menjentikkan jarinya, dan sebuah drone kecil muncul dari balik bahunya. Drone itu menembakkan cahaya bius ke Lina dan Aris.
Aris refleks memeluk Lina, membalikkan badan mereka. Ia menggunakan tubuhnya sebagai perisai. Lina merasakan tubuh Aris menegang di atasnya, sebelum kegelapan menyelimutinya.
Lina terbangun. Kepalanya pusing. Ia ada di sofa kantor Aris. Di sampingnya, Aris tampak tidak sadarkan diri.
Lina buru-buru menyentuh Aris. “Tuan Aris! Bangun!”
Aris membuka mata perlahan. Ia terbatuk, lalu menatap Lina. Momen kerentanan Aris yang nyata.
“Chip-nya… sudah aman,” Aris bergumam, suaranya lemah. Ia menunjukkan chip itu di tangannya.
“Anda melindungi saya,” kata Lina, suaranya nyaris tidak terdengar. “Anda menggunakan tubuh Anda sebagai perisai.”
Aris tersenyum lemah. “Itu Aturan Nomor Empat, Lina. Kontak Fisik yang diperlukan dalam kondisi darurat perlindungan.” Senyumnya sedikit teasing, meskipun ia lemah.
Lina merasakan lonjakan emosi yang luar biasa—perpaduan antara rasa bersalah karena membuat Aris terluka dan kehangatan karena dilindungi olehnya.
“Mereka pergi, tapi mereka pasti akan kembali,” kata Aris, mencoba bangkit. “Mereka tahu kau adalah energi kinetik murni yang bisa mengalahkan teknologi mereka.”
Aris memegang tangan Lina erat-erat. Chemistry mereka diperkuat oleh bahaya.
“Mulai sekarang, kita harus lebih dekat, Lina. Bukan hanya untuk perlindungan. Tapi karena kita berbagi rahasia yang tidak bisa dibagi dengan siapa pun.”
Di tengah kekacauan kantor yang hancur, Lina menatap mata Aris, hatinya dipenuhi perasaan yang rumit. Ia tahu, setelah malam ini, hubungan mereka tidak akan pernah kembali ke sekadar CEO dan magang.