[Kinara, kamu sudah tahu rumor Aldo dengan Asisten barunya? Apa kamu diam saja tak berbuat apa-apa?]
Pesan Sofie, seniornya di Light Tech Kuala membuat Kinara melamun. Ia tak tahu apa-apa soal Asisten baru karena Aldo tak pernah mengungkit soal perusahaan saat pulang bekerja.
Kinara tak menyangka di usia pernikahan yang hendak menginjak 6 tahun, harus mendapat rumor seperti ini. Padahal ia sudah merasakan kehidupan umah tangganya berjalan stabil selama di Kuala.
Akhirnya ia mulai merasakan kehampaan hubungan sejak Aldo di angkat sebagai kepala cabang di PT Glow Star Tech Jayra.
Aldo yang selalu sibuk dengan pekerjaan membuat Kinara merasa sendiri dalam kehidupan rumah tangga itu. Namun, demi anak kembarnya Armand dan Arnold Kinara berusaha bertahan.
Akan kah Aldo dan Kinara mampu mempertahankan pernikahan mereka ditengah kesibukan Aldo dan krisis kehilangan jati diri yang di alami Kinara?
Temukan kelanjutan cerita mereka di Sesi 2 dari "Terjerat cinta teman serumah" disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman
"Meli," panggil Aldo dengan suara tegasnya yang berwibawa.
Seketika kerumunan itu bubar melihat Aldo yang baru saja datang. "Ikut aku."
Aldo masuk ke ruangannya sambil melirik sekilas pada Tiara yang memelas sambil memegang pipi kirinya.
Meli berjalan santai ke dalam sambil menatap tajam pada Tiara.
"Kamu pagi-pagi sudah bikin ribut di kantor ku, kenapa kamu berbuat seperti itu? Apa Kinara yang mengadu padamu?" tanya Aldo kesal.
Meli tertawa sinis, "Kakak tidak pernah mengenal watak istri kakak sampai sekarang? Kalian bukan baru menikah kemarin."
Meli duduk di kursi depan meja Aldo. Melempar kaca mata hitamnya di atas meja. "Tak perlu tahu dari Kak Kinara untuk rumor tak berkualitas seperti itu. Perempuan itu sendiri yang berulah. Aku sengaja kesini untuk memperingatkannya, tak perlu kak Kinara langsung yang mengotori tangannya."
Aldo menghela nafas, "Kamu tidak perlu ikut campur biar kami sendiri yang selesaikan. Apa kamu ke sini cuma mau melakukan itu?" Aldo penasaran kenapa Meli jauh-jauh dari Malaya ke Jayra tanpa kabar sebelumnya.
"Tentu saja untuk bekerja, menampar perempuan itu cuma hiburan. Kak, aku masih penasaran apa yang membuatmu diam saja diperlakukan rendah seperti itu? Kak Kinara pasti kerepotan meredam rumornya."
"Maksudmu? Bukannya rumor itu redam sendiri kalau diabaikan?" tanya Aldo heran.
"Mana bisa redam secepat itu, apalagi sekarang banyak follower nya yang men tag akun kak Kinara kalau ada rumor negatif soal Kakak. Kak Kinara membayar orang khusus untuk meredamnya. Kakak tidak tahu?"
Aldo tertegun, ia pikir amarah Kinara sudah mereda pagi tadi. Saat ia bangun Kinara sudah mengantar kembar ke sekolah tanpa berpamitan padanya. Setelah mendengar penjelasan Meli, ia merasa sudah sangat wajar Kinara bersikap seperti itu.
" Aku ada rapat pagi ini, apa lagi yang mau kamu sampaikan?" tanya Aldo dingin.
Meli beranjak dari kursi. "Kak, mama tahu soal rumor kakak sebelumnya. Mama tidak menghubungi kakak bukan berarti mama tidak khawatir soal kalian. Mama hanya menghormati mu sebagai kepala keluarga. Jangan buat Kak Kinara bersedih, dia sudah berkorban banyak untukmu. Aku pergi."
Meli berlalu meninggalkan Aldo yang tak bergeming setelah mendengar perkataannya.
Handphone Kinara berdering. "Ya Meli," jawabnya.
"Dimana kak? Bisa kita bertemu?" tanya Meli sambil masuk ke dalam mobil taksi.
"Loh, kamu di Jayra? kenapa tidak bilang?" tanya Kinara sambil mengendarai mobilnya.
"Mendadak Kak, maaf aku tidak sempat memberi kabar sebelumnya. Apa kamu sedang menyetir?"
"Iya, aku dalam perjalanan ke kantor agensi Sheila. Bagaimana kalau kita bertemu di kafe sekitar lokasinya?" ajak Kinara.
"Baiklah, kirimkan alamatnya aku menuju ke sana." Meli mematikan teleponnya. Mobil taksi yang dikendarainya seketika Melaju ke alamat yang diberi Kinara.
Tiara berdiri saat melihat Aldo keluar dari ruangan. Ia ingin menyapa sekaligus mengadu atas apa yang ia alami. Tapi Aldo melewatinya begitu saja dengan wajah dingin tanpa menoleh kepadanya, benar-benar tidak seramah seperti biasanya pada Tiara.
Andini yang duduk di samping Tiara hanya menatap dengan wajah bingung. Ia sangat ingin tertawa kasihan tapi juga khawatir Tiara tersinggung.
Beberapa bulan lalu, rumor santer terdengar diantara para karyawan bahwa Aldo menerima Tiara sebagai asisten nya secara khusus karena ada permintaan dari investor.
Terang saja rumor itu merusak integritas Aldo yang terkenal tegas soal itu. Di tambah lagi foto Aldo dan Tiara yang sedang berkeliling ke mall dalam rangka kunjungan produk saat itu ditangkap orang-orang sedang berkencan membuat rumor keretakan rumah tangganya menjadi mencuat.
Awalnya Aldo dan Kinara sepakat mengabaikan rumor itu, tapi justru makin tidak terkendali dan mempengaruhi nilai saham perusahaan Aldo. Kinara akhirnya menyuruh Bryan bekerja keras mengatasinya sembari ia juga menjawab pertanyaan di media sosial untuk membantu meredam.
Di dalam ruang rapat, suasana nampak dingin dan tegang. "Pak Aldo, kita belajar dari pengalaman kasus sebelumnya. Sebaiknya pak Aldo segera mencari solusi supaya rumor itu tidak semakin melebar dan bisa mempengaruhi nilai saham perusahaan kita," ujar Wijaya tegas.
"Benar Pak Aldo, hal ini tidak bisa diabaikan. Beruntung rumor sebelumnya bisa meredam lebih cepat, tapi kali ini kalau Pak Aldo juga tidak menegur Tiara. Perusahaan akan kena imbasnya," tambah yang lain.
Aldo menghela nafas, "Baiklah, saya akan panggil dan menegur Tiara secara langsung setelah rapat ini. Mohon bantuan bagian kepegawaian untuk memberikan peringatan juga pada seluruh karyawan dan umumkan di portal perusahaan."
Ia sungguh tak menyangka reaksi orang-orang akan sebesar itu. Selama ini dia selalu mengabaikan peringatan Kinara. Untung saja foto yang dia lihat di handphone Kinara tak tersebar. Kalau tidak, akan makin rumit masalah yang harus ia hadapi.
"Kak Kinara," panggil Meli sambil berjalan cepat menghampirinya.
"Wah- wah style baru lulusan luar negri, aku sampai pangling. Kapan kamu sampai di Jayra?" tanya Kinara sembari memeluk Meli.
"Tadi malam Kak, aku mendadak diminta menggantikan seniorku mengisi acara pelatihan rias make up pengantin disini."
"Oh ya? Kemajuan besar. Kapan acaranya?" Kinara nampak bangga pada Meli.
"Siang nanti tapi acara terbatas, jadi aku tidak bisa mengundangmu hadir. Oh ya, soal Kak Aldo aku minta maaf ya Kak. Pasti Kak Kinara kerepotan lagi," ujar Meli dengan wajah sedih.
"Tidak perlu minta maaf, sudah seharusnya aku ikut mengurus," sahut Kinara sambil menggenggam tangan Meli menenangkan nya.
"Tapi kakak tenang saja, aku sudah memperingatkan perempuan itu. Aku baru saja kembali dari kantor Kak Aldo," ujar Meli sambil tersenyum puas.
"Memangnya kamu berbuat Apa?" tanya Kinara mengernyit.
"Cuma kasih salam tempel di pipinya kak," ujar Meli geli mengingat ekspresi kesakitan Tiara.
"Ya ampun Meli, bisa-bisanya kamu berbuat itu. Apa kakakmu tahu?"
Meli mengangguk, "Kakak tenang saja aku tidak bawa-bawa kakak. Aku juga sudah memperingatkan kak Aldo. Mama juga ikut kesal kak."
Kinara menghela nafas, " Meli harusnya tidak perlu impulsif begitu. Kak Kinara jadi makin canggung dengan kak Aldo nantinya," rengek Kinara.
"Tidak apa-apa kak. Kak Kinara sudah sering mengalah dengan Kak Aldo, perlu sesekali bersikap tegas padanya. Aku pergi dulu, aku harus bersiap. Nanti aku mampir ke apartemen kalian, aku kangen dengan keponakan kembarku."
Meli memeluk Kinara yang masih tertegun. "Apa aku selemah itu selama ini? Semua mengatakan aku tidak tegas padanya," gumam Kinara menghela nafas.
"Apa Papa tidak sedih putri kesayangannya disiksa begini? Papa harus tegas ke Aldo. Kalau begini terus bisa-bisa Tiara pulang tinggal nama," rengek Tiara di telpon.
"Papa tidak bisa buru - buru bersikap tegas. Kamu harus bersabar kalau mau mengambil hatinya. Kamu tidak berbuat ulah kan?" tanya Cipto ayah Tiara.
"Emm..tidak ada. Aku juga bingung tiba-tiba ditampar seperti itu oleh adiknya. Pokoknya Papa harus berbuat sesuatu pada Aldo. Kalau tidak, Tiara tidak akan pulang kerumah." Tiara tersenyum puas bisa mengendalikan Papanya sendiri untuk memenuhi keinginannya menjadi istri Aldo.
"Tiara ke ruangan ku," panggil Aldo melihat tiara yang baru kembali ke mejanya.
"Ba..Baik Pak," gagapnya. Ia mulai memasang ekspresi sedih dan masuk ke ruangan Aldo. Andini menggeleng kepalanya melihat tingkah Tiara.
Kamu berhak bilang kalo ada yang bikin kamu ngerasa gak nyaman 🫠