Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Wardana kembali masuk kedalam kamar Aluna dengan membawa semua surat-surat pengalihan nama. Saat ia tiba disana, rupanya Aluna masih berdiri dengan manis bersama adik kandung nya yang tidak ia ketahui selama ini.
“Ini, tanda tangan disini!” Wardana menyodorkan suratnya pada Aluna, jelas wanita itu langsung membacanya dengan cepat. Ilmu pengajar nya ia gunakan di saat seperti ini. Disana tertulis kalau Aluna dengan sadar dan jelas merubah kepemilikan kebun sawit itu atas nama Gemilang Raharjo.
Pandangan mata Ayumi menyipit saat ia membaca bukan nama Wardana, tapi Gemilang , meskipun nama belakang mereka sama.
'Gemilang? Bukannya ini nama Ayah mertua yang sudah meninggal? Dia masih hidup? Astaga Aluna! Berapa banyak kebohongan lagi yang tidak kamu ketahui?' batinnya kesal, kenapa ia merasa bodoh sekali, sudah di racuni, di bodohi bahkan di bohongi. Sial sekali nasib nya.
“Ayah mertua masih hidup, mas?”
“Bukan urusan kamu! Cepat tanda tangan!!”
“Urusan ku dong, ini surat pengalihan nama kepemilikan?? kau menyimpan sesuatu dari ku selama ini, mas?” tanya Aluna lagi dengan pura-pura tak tahu, ia mengulur waktu agar para polisi yang datang kerumah sebelah tepat waktu. Tanpa Wardana ketahui, sejak tadi Aji dan Rima sudah mengawasi mereka menggunakan alat sadap yang kurir tadi letakkan di sela-sela rambut Anita, saat wanita itu tengah tanda tangan ke penerimaan surat.
“Jangan ngaco! Cepat tanda tangan , atau kita tidak akan berpisah?”
“Kamu mengancam? Oke.. Silahkan saja jika kau ingin kita tidak bercerai, tapi aku yakin Hakim akan berpikir rasional, saat semua bukti sudah berada di tangan ku!!” Dengan kasar Aluna merobek kertas itu, jumlah hektar perkebunan sawit milik Almarhum Abah nya ternyata sangat banyak, sampai ia memiliki banyak cucu juga pasti harta keluarga nya tidak akan habis.
‘Jika perkebunan Abah sebanyak ini, lalu kemana hasil panen nya selama 7 tahun?? Apa para biadab-biadap ini yang menggunakan nya! Jika benar aku tidak terima!'
“Kok dirobek mbak!” kata Anita dengan histeris, sedang Wardana sudah sangat kesal dengan Aluna, dirinya seolah di permainkan. Usaha papa nya akan terancam gagal jika seperti ini.
Tangan Wardana terkepal kuat, seperti sudah siap ingin melayangkan sebuah tinju.
“Brengsek!! kau mau merobek nya ratusan kali pun aku tetap ada salinan nya Aluna!! Mungkin selama ini aku sudah terlalu baik pada mu, hingga kau jadi kurang ajar!! Anita ikat tangan Aluna, cepat!” titah Wardana melempar kan dasi nya pada Anita.
“Mau apa kalian!”
“Membunuh mu!” kata Wardana dengan muka yang sudah merah padam.
“Kau tega mas?? Kau bilang kau mencintaiku, apa seperti ini bentuk cinta mu?”
“Memberikan kamu racun setiap hari saja aku sanggup, apalagi menghabisi mu secara langsung!” ucap Wardana keceplosan, amarah yang menguasai diri nya tidak dapat di kontrol lagi.
“Berarti kau mengakui kalau penyebab aku terdeteksi kanker, itu semua karena ulah mu?”
“Tentu saja! Kau bodoh sekali.. Mudah sekali memeras emosi mu hanya dengan sedikit rayuan!”
Anita tersenyum senang, melihat Aluna yang pucat pasi seperti itu.
“Aku gak nyangka kamu seperti ini mas, kamu berperan menjadi suami yang baik dan perhatian , tapi ternyata kau hanya menginginkan harta orang tua ku kan? Kau bersekongkol dengan keluarga mu untuk membuat aku mati secara perlahan! Iya kan?”
“Kau pintar, tebakan mu semua nya benar! Tapi sayang nya mereka bukan keluarga ku, melainkan orang-orang kepercayaan ku! Mana mungkin aku lahir dari orang rendahan seperti Lisa!”
“A-pa..??”
“Kenapa? Kau kaget.. Banyak lagi rahasia yang tidak kamu ketahui, Aluna..”
“Kau itu terlalu naif, mbak! Kenapa zaman sekarang masih percaya dengan yang namanya cinta?” sahut Anita yang tidak melewatkan satu kesempatan pun untuk ikut mengejek Aluna.
“Kau juga tahu semua ini dari awal, Anita?” tanya Aluna tak percaya, memang bodoh sekali, mereka membuat sandiwara yang epik, hingga Aluna tak tahu pokok masalah nya selama itu.
“Tentu saja aku tahu, semua cerita yang mbak ketahui tentang aku dan mas Doni, semua nya palsu! Kami sengaja mengecoh orang lain agar percaya kalau kami memang berselingkuh dari kalian berdua, tapi sayang nya Mas Doni lebih dulu tahu, rencana ku, mas Wardana dan orang tua nya.. benar saat itu dia ingin memberi tahu mu, tapi aku memberi nya obat hingga dia terlibat kecelakaan!” papar Anita menjelaskan dengan tanpa beban. Bahkan ia bersedekap dada dengan senyum culas menghiasai wajah kedua nya.
Aluna geleng-geleng kepala, ternyata dia menikah dengan ular yang berwajah dua selama ini, banyak sekali kata dan tipu muslihat nya.
“Sebegitu tidak berharga nya nyawa seseorang di mata kalian? Sampai dengan mudah dan tanpa rasa bersalah mengatakan kalau kalian lah yang menyebabkan Mas Doni meninggal? Jadi kamu dan mas Doni juga bukan adik dan kakak?”
“Haiiss.. Sudah berapa kali ku katakan, mana mungkin seorang Wardana Raharjo dilahirkan dari wanita kelas rendah seperti mama nya Doni!”
“Kau iblis mas! Sepeserpun aku tidak akan pernah memberikan kebun Abah padamu!”
“Kau menantang ku, hah? Anita sekarang ikat dia, aku akan beri dia pelajaran?” titah Wardana lagi, ia berlari keluar kamar mengambil sesuatu.
Sedang Anita menuruti ucapan Wardana, ia langsung berjalan mendekati Kakak kandung nya sendiri, empati nya sudah mati. Tidak ada rasa bekas kasihan sedikitpun di hati Anita untuk kakak nya. Harusnya Anita menyadari kalau mereka pernah tumbuh di rahim yang sama, ada darah Kesuma yang mengaliri tubuh Anita, tapi wanita itu sudah dibutakan oleh harta Abah nya yang ia yakini ingin dikuasi Aluna sendirian. Apalagi saat ia tahu kalau kedua orang tua nya dulu sama sekali tak khawatir saat dirinya tak ada di tengah-tengah mereka, mereka lebih menganak emaskan Aluna selama ini. Begitulah dalam pikiran nya, hingga menimbulkan pikiran jahat seperti itu
“Anita, apa yang mas Wardana janjikan padamu, sampai kau jadi ikutan mendukung dirinya? Padahal kita sama-sama wanita, apa kau tidak pernah berpikir kelak suatu hari, mas Wardana akan melakukan hal Yang sama padamu?”
Anita menatap manik mata kakak nya, dalam hati ia berkata 'Demi perkebunan itu aku siap melakukan apapun, bahkan kalau aku harus melenyapkan kakak ku sendiri!'
Wardana mengambil ikat pinggang nya di kamar yang ia tempati bersama Anita semalam, lalu membawa nya ke tempat Aluna dan Anita berada.
Dengan satu sentakan, Wardana mengibaskan ikat pinggang nya ke tubuh Aluna dengan kuat, membuat wanita itu menjerit kesakitan, sakit sekali rasanya. Setelah tiga kali cambukan Aluna tak kuasa menahan dirinya lagi, seluruh pandangan nya gelap, hingga ia tak sadarkan diri.
Wardana langsung membawa Aluna ke gudang belakang rumah mereka, gudang yang jarang orang tahu. Dibantu oleh Anita yang saat ini tengah hamil 7 bulan. Sesampai nya di gudang itu, Aluna diikat pada sebuah tiang kayu, kedua tangannya juga di rantai, persis seperti tawanan. Sekeji itu Wardana melakukan nya pada Aluna.
Wardana tersenyum puas saat melihat tubuh Aluna yang lemas, ia merasa kali ini ia kan benar-benar melenyapkan Aluna dengan cara seperti ini. Awal nya ia ragu dengan cara yang papa nya usulkan, mengingat sedikit banyak nya ada perasaan cinta dalam diri nya untuk Aluna.
Tapi seperti nya sekarang ini, semua itu tidak ada gunanya..Aluna sudah tahu kebenaran nya dan dibun*h lah jalan satu-satunya, agar wanita yang masih sah menjadi istrinya itu tidak membuka mulut pada siapapun. Dan hasil besar nya pun diaa akan mendapatkan nya.
Namun rupanya, kebahagiaan yang dirasakan nya tidak berlangsung lama. Ada seseorang yang mendobrak pintu gudang dengan sangat kuat.
BRAAKK
“Aluna!”