NovelToon NovelToon
Crazy Rich Husband

Crazy Rich Husband

Status: tamat
Genre:Komedi / Contest / Badboy / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Suami ideal / Tamat
Popularitas:6.1M
Nilai: 5
Nama Author: Okta Diana

Berniat berlari dari penagih utang, Kinan tak sengaja bertabrakan dengan Reyhan, laki-laki yang berlari dari kejaran warga karena berbuat mesum dengan seorang wanita di wilayah mereka.

Keduanya bersembunyi di rumah kosong, sialnya persembunyian mereka diketahui oleh warga. Tanpa berpikir lama, warga menikahkan paksa mereka.

Keinginan menikah dengan pangeran yang mampu mengentaskan dari jerat utangnya pupus sudah bagi Kinan. Karena Reyhan mengaku tak punya kerjaan dan memilih hanya menumpang hidup di rumahnya.

READER JULID DILARANG MASUK!

Ini hanya cerita ringan, tak mengandung ilmu pelajaran, semoga bisa menjadi hiburan!

Tik tok : oktadiana13

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Okta Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Kalung di Kamar Pangeran

Mentari masih malu-malu untuk menampakkan diri. Ditambah rintik hujan yang dinginnya terasa sampai dalam kamar sempit ini. Namun, pelukan Rey dari belakang mampu mengubahnya menjadi kehangatan, perasaan menjadi tenang dan tak ingin cepat beranjak. Bukankah ini adalah perpaduan yang sangat pas untuk bermalas-malasan dan berduaan?

Aku suka melihat otot tangan, jari-jemari, warna putih bersih kulitnya yang mendekap erat tubuh ini. Dengan bergerak pelan agar tak mengganggu tidurnya, kini aku menatapnya.

Aku menarik garis lengkung di bibir. Saat tidur seperti ini, kenapa dia polos dan manis sekali? Meraba alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung dan kini aku mencium pelan bibir seksi yang setiap bicara seperti petasan.

Cup

Ah, dia tidak terbangun. Aku memeluknya erat, menenggelamkan wajahku di dadanya. Penyatuan ini seperti tak ingin terlepas. Oh nyaman sekali rasanya.

Namun, waktu tak bisa menunggu terlalu lama. Bahkan, aku juga belum mempersiapkan sarapan untuknya.

Dengan pelan aku mengangkat tangannya yang terus melingkar di perut ini. Mencoba sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan suara. Bukannya apa-apa, aku tak ingin dia tau jika pekerjaanku hanya sebagai cleaning lady.

Malangkahkan kaki pelan mengendap-endap keluar kamar dan secepat mungkin menyiapkan sarapan.

Tak butuh waktu lama. Nasi goreng sosis telur sederhana telah siap di depan mata dan tersaji di meja. Kini aku bersiap untuk berangkat kerja setelah selesai dengan semuanya.

Sebenarnya, meninggalkan rumah tak berpamitan padanya dalam kondisi dia tidur, membuatku merasa bersalah. Memang tak sepantasnya aku seperti ini padanya. Harusnya mencium tangannya, setidaknya. Maaf, maafkan aku Rey!

Aku berlari keluar mencari taksi. Tak mungkin aku berjalan kaki. Rintik hujan semakin deras.

Sepuluh menit perjalanan sampailah di hotel, aku langsung mencari Sisil. Saat ini kami diberi tugas membersihkan kamar pangeran itu lagi. Kami terlihat bersemangat sekali. Bukannya ingin berpaling dari Rey dan menebar pesona dengan pangeran ini tapi, aku benar-benar ingin mencari kalung yang hilang disini.

"Kok gak ada ya Sil?" Bola mata terus berkeliling, tanganku sibuk mengacak-acak kamar ini. Mencari-cari di tempat tidur, di kamar mandi, bahkan di lantai semua ku telusuri. Tak ada hasil. Aku mendengus kesal. Sisil mengangkat kedua bahunya kemudian menurunkannya. "Apa ditemuin sama pangeran ini? Terus diumpetin dia," tuduhku.

"Kalau aku yang nemuin itu wajar aku umpetin Kinan, tapi kalau sultan ini nemuin bisa-bisa dibuang ke tempat sampah."

Tempat sampah? Oh iya aku melupakannya. Dengan cepat tangan ini mengorek-ngorek tempat sampah di kamar pangeran ini. Puntung rokok mendominasi isi di dalamnya. Aku mengernyit melihatnya.

"Pangeran ini perokok juga ya Sil? Gak jadi terpesona dengan dia aku kalau kayak gini caranya."

Kenapa cowok sama saja?

"Namanya juga cowok, kalau gak rokok mana ganteng," sahut Sisil dengan tangan sibuk mengganti sprei.

"Halah, malah yang ganteng yang gak rokok." Aku masih sibuk mencari kalung itu. "Tetap gak ada."

Aku menghela napas gusar dan duduk di sofa. "Hei ayo buruan! Nanti pangeran keburu datang."

Aku memicingkan mata. "Memang dia kemana? Aku kira kita bersihin kamarnya, dia bakal ada disini." Sisil mengangkat bahunya kembali lalu menurunkannya. "Pasti tidur dengan wanita lain," tuduhku dengan yakin.

Tiba-tiba ponselku bergetar. Aku mengambilnya. Ada beberapa pesan dari Rey. Entah kenapa tak sabar untuk membukanya. Semoga dia menyukai nasi goreng buatanku!

^^^Baby, aku siang ini mau pergi dulu ya!^^^

Raut wajahku berubah masam. "Menyebalkan ...." Aku mengepalkan tangan dan memukul-mukulkan ke sofa. Memang tidak bisa dikasih hati buaya ini.

Kamu itu baru semalam di rumah sekarang pergi lagi. Apa gara-gara aku lagi dapet?

"Kamu kenapa Kinan?" tanya Sisil.

Aku menaruh ponsel di meja dan melototinya. "Gak apa-apa," ketusku. Sebenarnya ada perasaan bersalah juga, kenapa jadi Sisil yang menjadi pelampiasannya?

^^^Aku kerja baby, nanti malam aku akan pulang ke rumah. Janji!^^^

"Eh Sisil ... Kinan, Pak Reyhan sebentar lagi mau datang. Buruan bersihinnya!" Teriakan Mbak Susi melengking di telinga. Rasanya menggemaskan dan ingin melempari mulutnya dengan petasan. Kenapa dia hanya memerintah saja pekerjaannya? Bukankah jabatan sama?

Aku memasukkan ponsel ini di saku celana dan kembali bekerja. "Ini juga sambil bersih-bersih," sahutku dengan wajah cemberut.

"Jawab aja terus!"

Astaga wanita ini kenapa sangat menyebalkan. Tak butuh waktu lama aku dan Sisil membersihkan kamar ini dan berganti dengan kamar lain.

"Sil, apa aku tanya pangeran itu ya? Kali aja dia nyimpan kalungku. Sumpah kalung itu berharga banget buatku." Aku tertunduk lesu seperti tak ada harapan.

"Ya gak apa-apa sih, Pak Reyhan orangnya baik kok. Katanya," ucap Sisil seraya terkekeh kecil.

Aku memicingkan mata. "Katanya? Kamu aja belum pernah ngobrol berdua."

"Beda kasta Kinan. Tau sendiri kita ini babu dia raja. Ditatap gak sengaja aja pengen terbang rasanya gimana kalau ngobrol. Bisa-bisa gemetaran terus pingsan."

Setampan apa putra pemilik hotel ini? Apa aku harus nekat bertanya padanya. Aku mengangguk dua kali. "Coba nanti aku tanyain! Tapi kamu mau 'kan temenin aku Sil!"

Sisil menggaruk kepalanya dan kami terdiam sejenak. "Ya udah deh." Sepertinya dia terpaksa atau hanya perasaanku saja. Aku tak peduli. Maaf dalam hati karena melibatkanmu dalam hal ini.

-

-

-

-

Melakukan pekerjaan dengan teman yang nyambung diajak bicara rasanya membuat pekerjaan terasa cepat. Aku sangat menikmatinya walaupun ini berat.

Aku dan Sisil kini bersiap untuk pulang. Tak lupa dengan rencana siang tadi. Aku dan dia ingin bertanya langsung pada pangeran ini.

Takut menganggu bahkan berpikiran sampai dipecat sudah pasti. Sumpah, jantungku berdegup kencang sekali. Semoga pangeran itu nanti baik hati tak mengusir kami.

Deg deg deg deg

"Pencet belnya!" bisik Sisil saat kami sampai di depan pintu kamar VVIP ini.

"Tanganku dingin banget Sil. Kakiku juga gemetaran," bisikku dengan nada suara ditekan.

"Terus gimana, ini mumpung Pak Reyhan ada. Bentar lagi kalau dia pergi lagi, gak ada harapan buatmu untuk nemuin kalung itu!"

Aku menarik napas dan menghembuskannya gusar. Baiklah, jika memang pangeran itu marah dan mengusirku dari hotel ini, akan ku terima. Yang penting kalung itu ketemu.

Perlahan dan sangat pelan dengan pandangan ke mata Sisil aku menggerakkan tangan, memencet tombol itu.

Satu, dua, tiga, empat.

Lama sekali. Aku menggigiti bibir bawah seraya meremas-remas tangan untuk mengusir kegugupan.

"Kita pulang aja Sil!"

"Kok pulang? Ini udah kepencet belnya," ucap Sisil dengan mengerutkan kening. Aku menarik tangan Sisil berjalan pelan menjauh dari kamar itu.

"Aku tau, tapi lancang banget gak sih kita ...?"

"Ya ... ada perlu apa?"

Deg

Kami menghentikan langkah. Aku kesulitan menelan saliva. Mataku membulat sempurna mendengarnya. Suara itu tak asing di telinga. Aku menatap Sisil. "Itu Pak Reyhan keluar!" Sisil menarik tanganku.

Aku menoleh ke belakang dan ....

"Baby ...?"

Wah Mei Shin ketemu Kamandanu..🙈😆

Lanjut?

1
Ridwan
Luar biasa
Sultan Arsyaq
visula Reyhan kurang keren tbor
Sastri Dalila
✅✅✅✅
Evi
itu terhitung besar thoor
rabiatul Ada. Wiah
Luar biasa
rabiatul Ada. Wiah
Buruk
Hari Saktiawan
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂🤣🤣😂😂🤣😂🤣😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Septi Ardianto
Luar biasa
jeje
perempuan nya menyebal kan dan bodoh
jeje
cewe nya nyebelin banget
George Lovink
Ceritanya bagus banget...konflik yang ringan...pokoknya wuenakk dibaca dan nggak banyak bab 👍👍
pelangi_jingga🍁
👍👍
Susi Andriani
astaga🤭🤭🤭
Susi Andriani
guanteng🤭🤭🤭
Susi Andriani
ku sukalah
marBowo yuNi
Luar biasa
istrinya namjoon
ya Allah kata kata nya Rey",mampu menghamili "ialah tiap ada kesempatan selalu aja Leo masuk sang kar😂😂😂
istrinya namjoon
eh si Rey abis main gak mndi wajib dia,🤣🤣🤣
istrinya namjoon
aku langsung searching di google baru ngerti,ap ia si Rey suka gituan ya aplg yg cuma cuma🤔🤔🤔
istrinya namjoon
good kisser, setengah jam ciuman bisa pingsan tu sikinan.ap Rayhan murahan ya.aku suka klo crazy rich itu yg gak suka mainin cewek yang cool gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!