CEO dingin Ardan Hidayat harus bertunangan dalam tiga bulan demi warisan. Ia memilih Risa Dewi, gadis keras kepala yang baru saja menghancurkan kuenya, untuk kontrak pertunangan palsu tanpa cinta. Tapi saat mereka hidup bersama, rahasia keluarga Risa sebagai Pewaris Tersembunyi keluarga rival mulai terkuak. Bisakah kepura-puraan mereka menjadi kenyataan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴛʜᴇ ꜱᴀᴅɪᴇ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Agen Rahasia di Lingkaran Musuh
Keputusan Ardan untuk membalikkan keadaan dan menjadikan Risa sebagai agen rahasia mereka di keluarga Jaya terasa seperti plot film mata-mata, dan Risa menyambut tantangan itu dengan campuran rasa takut dan adrenalin. Ini adalah misi paling berisiko yang pernah mereka hadapi sebagai suami istri.
Ardan menghabiskan satu hari penuh mempersiapkan Risa. Ia memberikan Risa data yang sangat spesifik dan sah tentang transaksi tanah lama Hidayat Group—informasi yang penting bagi warisan internal keluarga Jaya, tetapi tidak mengancam posisi Ardan.
"Leo akan mencoba memancingmu, Risa," Ardan memperingatkan, saat mereka berlatih skenario di ruang tamu penthouse. "Dia akan mencoba membuatmu merasa bersalah karena menolak kakekmu. Dia akan mencoba membuatmu merasa bahwa kau milik keluarga Jaya. Ingat, kau di sana untuk mendapatkan kepercayaannya, bukan untuk menyerahkan dirimu."
"Saya tahu. Saya adalah Nyonya Hidayat. Saya memilih Anda," Risa mengulangi, menatap Ardan dengan tekad.
Namun, di balik keberaniannya, Risa merasa gugup.
"Aku akan memasang pelacak kecil di perhiasanmu," kata Ardan, meraih kalung tipis Risa. "Jika terjadi sesuatu, aku akan tahu di mana kau berada. Dan aku akan selalu memiliki pengawal yang mengawasimu dari jauh."
Meskipun ini adalah tindakan pengawasan, sentuhan Ardan yang protektif membuat Risa merasa dihargai.
Risa mengatur pertemuan dengan Leo Jaya di sebuah galeri seni yang ramai, jauh dari kantor mereka. Risa datang sendirian, mengenakan pakaian sederhana, tidak mencolok, untuk memancing rasa nyaman Leo.
Leo Jaya sudah menunggu. Pria itu muda, berkarisma, dan memiliki mata tajam yang mirip dengan Pak Jaya. Leo tersenyum saat melihat Risa.
"Sepupu Risa. Akhirnya kita bertemu. Kau terlihat lebih menarik dari yang kuduga, bahkan setelah menikah dengan Hidayat yang dingin itu," sapa Leo, mengulurkan tangan.
Risa berjabat tangan dengannya, genggamannya singkat dan profesional. "Saya ke sini untuk memenuhi utang budi saya, Tuan Jaya. Tidak lebih."
"Dingin sekali," ejek Leo, sambil memimpin Risa ke sudut galeri. "Tapi aku mengerti. Kau harus menjaga citra barumu."
Risa menyerahkan flash drive kecil. "Semua yang Anda minta ada di sana. Transaksi tanah yang diminta oleh Kakek Anda. Ini adalah informasi yang sah dan legal."
Leo mengambil flash drive itu dengan puas. "Aku tahu kau tidak akan mengecewakanku, Risa. Kau tidak benar-benar milik dunia Ardan Hidayat. Kau adalah darah Jaya. Kau jauh lebih cerdik dan lebih tangguh."
"Saya milik suami saya," Risa memotong dengan tegas. "Saya tahu Anda mencoba memisahkan kami. Tetapi saya sudah menolak kekuasaan dari kakek saya. Saya tidak akan mengkhianati pria yang saya cintai untuk warisan yang tidak saya inginkan."
Leo tertawa kecil, tetapi ada kekaguman di matanya. "Aku tidak memintamu untuk mengkhianatinya sekarang. Aku hanya memintamu untuk tetap terbuka, Risa. Ardan adalah pria yang posesif dan berbahaya. Cepat atau lambat, dia akan mengecewakanmu. Dan ketika itu terjadi, aku ingin kau tahu, aku ada di sini."
"Itu tidak akan terjadi," Risa bersikeras, tetapi kata-kata Leo menancap dalam benaknya.
Leo mencondongkan tubuhnya ke depan. "Aku punya informasi penting yang mungkin ingin kau ketahui, Risa. Tentang masa lalu suamimu."
Risa merasakan firasat buruk. "Masa lalu apa?"
"Tepat sebelum kakeknya meninggal dan mewariskan perusahaan kepada Ardan, ada rumor di lingkaran kami. Ardan memiliki tunangan lain. Seorang wanita dari kalangan sosialita terkemuka. Tapi tunangan itu tiba-tiba menghilang. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Ardan selalu menyembunyikan hal itu," bisik Leo.
Informasi itu mengejutkan Risa. Ia tidak pernah mendengar tentang tunangan lain. Ardan selalu bersikeras bahwa ia tidak pernah menjalin hubungan yang serius sebelum kontrak mereka.
"Mengapa Anda memberitahu saya ini?" tanya Risa, mencoba mempertahankan ketenangannya.
"Karena aku ingin kau meragukannya, Risa. Aku ingin kau tahu bahwa ada bagian dari masa lalu Ardan yang gelap dan tidak jujur. Dan aku ingin kau sadar, kau tidak tahu siapa Ardan Hidayat yang sebenarnya," kata Leo. "Sampai jumpa lagi, Risa. Aku yakin kita akan bertemu lagi."
Leo pergi, meninggalkan Risa sendirian di galeri, bingung dan gelisah. Ia berhasil menjalankan misinya, tetapi Leo telah menjatuhkan bom yang jauh lebih berbahaya: keraguan tentang integritas dan masa lalu suaminya.