Mbak Gemoy Kesayangan Berondong

Saat ini Reina sedang mematut diri nya di depan cermin besar di kamar nya. Wanita dengan tubuh gemoy itu sudah rapi dan siap untuk pergi bekerja. Bertepatan dengan itu sebuah pesan singkat masuk ke ponsel nya. Dengan segera Reina melihat siapa yang pagi-pagi begini sudah mengirimi nya pesan.

Saat mengangkat ponselnya Reina melihat beberapa SMS dari Erlangga masuk secara bersamaan. SMS yang berisi kata-kata rayuan dan juga kata-kata cinta di pagi hari ini memenuhi layar ponsel nya.

"hais!! Apa bocah ini tidak lelah!!". Gumam Reina yang sekarang sudah tidak terlalu menyimpan rasa geram pada tunangan berondong nya itu.

Sekarang Reina hanya pasrah dan berusaha menjalani semua nya. Wanita bertubuh subur itu tak ingin menguras energi hanya untuk sebuah penolakan. Lagian jika Erlangga lelah pasti pemuda itu berhenti menggangu nya. Dan tanpa di ketahui Reina jika di dalam diri pemuda berusia 18 tahun itu tidak ada kata lelah apalagi yang berurusan dengan diri nya.

Reina menyambar tas nya dan segera turun untuk berangkat kerja. Saat keluar dari kamar terdengar sebuah keributan di lantai bawah. Reina segera mempercepat langkah nya untuk melihat keributan apa yang sedang terjadi.

"bocah tengik!! Berani-beraninya kau melamar adik ku!! Kau hanya anak manja dari keluarga Bhaskara!!. Mau kau kasi makan apa adik ku setelah menikah nanti!!". Bentak Reino yang marah pada Erlangga sambil menarik kerah seragam SMA pemuda tersebut.

Reina segera berlari ke arah perkelahian tersebut, dan menghentikan abang nya untuk tidak menghajar Erlangga.

"bang.. Udah bang.. Malu sama tetangga, ribut pagi-pagi". Ujar nyonya Diana yang sejak tadi sudah berusaha menghentikan amarah anak laki-laki nya ini setelah kedatangan Erlangga yang meminta ijin untuk menjemput Reina.

Sedangkan tuan Surya hanya diam menonton perkelahian yang hampir terjadi itu. Tuan Surya tau bocah seperti Erlangga pasti bisa menenangkan amukan Reino dan juga tuan Surya ingin melihat sejauh mana Erlangga akan bertanggung jawab pada hidup anak perempuan nya kelak.

"bang Reino apa-apaan sih!! Berani nya melawan anak SMA. Udah bang jangan berbuat kekanakan". Ujar Reina yang kini melepaskan tangan abang nya dari kerah baju Erlangga.

Reina saat ini menghalangi Abang nya untuk kembali membuat keributan. Sejak tadi malam Reino pulang dan mengetahui kenyataan yang ada membuat pria itu kesal. Bisa-bisa nya pemuda SMA ini melamar adik nya, dia pikir pernikahan adalah sebuah permainan anak-anak yang bisa di tinggal kan jika bosan.

"kalian yang kekanakan!! Dan kamu juga Rein!! Bisa-bisa nya menerima bocah ingusan ini jadi calon suami!! Apa tidak ada pria mapan lain nya!! Jika kamu mau Abang bisa mengenalkan mu pada pria-pria mapan dan juga tampan di luar sana. Ini malah terjebak dalam hubungan bersama anak kecil!!". Kesal Reino yang masih tidak bisa menerima adik nya akan menikah dengan Erlangga yang dia anggap hanya anak kecil.

Erlangga yang mendengar hal tersebut malah jadi cemburu. Tadi dia tidak masalah jika Reino memukul nya tapi jika calon abang ipar nya ini mau menjodohkan Reina pada pria lain maka hal tersebut tidak akan dia biarkan. Hanya Erlangga yang akan menjadi suami Reina di masa depan tidak ada orang lain termasuk Arga.

"bang Reino jangan pernah melakukan hal itu!! Reina hanya milik ku!! Dan aku tidak akan membiarkan siapapun memiliki nya. Tidak ada yang mencintai nya seperti aku mencintai nya. Tidak ada!! Jika Abang takut tentang keadaan Reina setelah menikah dengan ku maka aku berjanji pada Abang dengan kepala ku!!". Ujar Erlangga dengan nada marah dan juga terdengar tegas.

Pemuda itu terlihat serius saat ini. Jika tadi mungkin Erlangga hanya akan diam dan membiarkan calon abang ipar nya ini memaki, meremehkan atau bahkan menghajar nya. Tapi sekarang ucapan Reino membuat Erlangga terbakar api cemburu.

Namun bukan nya membalas perlakuan Reino, Erlangga malah menjatuhkan lutut nya di lantai lalu tangan kirinya menggenggam tangan salah satu tangan Reina. Kemudian pria itu mengangkat tangan kanan nya lalu mengucapkan sebuah sumpah.

"saya Erlangga Tirta Bhaskara bersumpah akan selalu menjaga Reina Cantika Hartono dengan nyawa saya. Demi cinta yang saya miliki ini saya rela menukarkan kepala saya hanya untuk kebahagiaan Reina".

Mendengar penuturan dari Erlangga membuat Reina terdiam. Bagaimana bisa bocah ini memiliki kata-kata seperti itu. Dan lagi bagaimana bisa pemuda ini mengucapkan hal tersebut tanpa ada keraguan di wajah nya.

"sejak kapan bocah tengil ini pandai berkata-kata!!". Batin Reina yang masih menggenggam tangan Erlangga.

Sementara itu Reino yang mendengar nya kini hanya bisa menghela nafas panjang. Reino sebenarnya lebih menyukai Erlangga dari pada Arga. Tapi Erlangga saat ini masih sangat kecil untuk menjalankan sebuah kehidupan pernikahan. Belum lagi jarak usia antara Reina dan juga pemuda itu cukup jauh. Reina yang berusia 24 tahun sedangkan Erlangga yang masih berusia 18 tahun.

Reino akui jika Erlangga terlihat lebih gentleman ketimbang Arga yang selalu berbuat kasar pada Reina. Tapi untuk menikahi adik nya hal tersebut terlalu konyol.

"baiklah.. Aku akan pegang kata-kata mu. Aku ingin kau membuktikan kesungguhan mu dalam membahagiakan adik ku. Tapi jika kau hanya membual dan ucapan mu hanya angin belaka maka aku lah orang pertama yang akan memburu mu!!". Ucap Reino dengan nada yang penuh dengan ancaman.

Dia akan melihat seberapa besar perjuangan pemuda ini dalam membahagiakan adik nya.

"dan satu hal lagi. Aku ingin kau berjuang tanpa ada campur tangan dari keluarga mu sedikit pun. Jika kau berhasil maka aku akan mengikhlaskan adik ku menikah dengan mu tapi jika kau gagal maka aku akan membawa adik ku pergi jauh dan juga menjodohkan nya dengan orang lain yang lebih pantas". Sambung Reino yang kemudian berlalu pergi dari tempat tersebut tanpa menoleh sedikit pun.

Kini yang tertinggal di sana hanya Reina dan juga Erlangga. Baju seragam SMA pemuda tersebut sudah terlihat sedikit kusut di bagian kerah nya. Lalu sudut bibir Erlangga juga terlihat ada bekas pukulan.

"duduk lah aku akan membersihkan luka mu". Ujar Reina yang meminta Erlangga untuk duduk di kursi depan rumah nya.

Reina masuk kedalam rumah dan beberapa saat kemudian keluar dengan membawa kotak P3K lalu meletakan nya di atas meja.

"kau terlalu nekat!". Ujar Reina yang terlihat kesal namun masih menyimpan rasa khawatir dan juga peduli pada tunangan bocil nya ini.

Dengan telaten Reina membersihkan sudut bibir Erlangga dengan kapas dan sedikit alkohol. Lalu setelah bersih wanita itu melekatkan plaster luka di sudut bibir tunangan nya ini.

Lalu Reina memperbaiki dan mengusap kerah baju Erlangga yang kusut akibat ulah abang nya tadi.

"aku tidak bisa membayangkan jika tadi Reino menghajar mu. Bisa-bisa kau menjadi ayam geprek. Untung saja kau pandai berkata-kata".

Walaupun kesal Reina masih saja mengurus Erlangga hingga membuat pemuda itu hanya diam dengan pandangan lembut ke arah nya. Erlangga tak salah memilih Reina, wanita ini tak hanya cantik namun hati nya juga baik dan tulus. Reina hanya akan menjadi milik nya.

"aku serius dengan apa yang aku katakan Rein. Aku akan membuktikan pada bang Reino jika aku mampu membahagiakan mu. Walaupun aku masih sekolah aku akan berusaha untuk membahagiakan mu dan calon anak kita". Ujar Erlangga yang kini menatap lembut tepat ke arah mata Reina yang juga menatap nya.

Reina sempat terhanyut di mata Erlangga yang cukup jernih itu. Namun dengan cepat wanita itu tersadar.

"sudah lah.. Tidak ada waktu untuk saling menatap. Ayo.. Aku sudah terlambat masuk kerja!!".