Di negeri fantasi Qingya, seorang gadis bernama Lian Yue tiba-tiba membangkitkan Spirit Rubah Perak sebelum usianya genap 18 tahun—sesuatu yang mustahil dan sangat berbahaya. Kejadian itu membuat seluruh sekte mengincarnya karena dianggap membawa warisan kuno.
Saat ia kabur, Lian Yue diselamatkan oleh pewaris Sekte Naga Hitam, Shen Ryuko, lelaki dingin dan kuat. Namun ketika tubuh mereka bersentuhan, Qi mereka saling menyatu—tanda bahwa mereka adalah pasangan ritual yang hanya bisa diaktifkan lewat hubungan intim.
Sejak itu, keduanya terikat dalam hubungan berbahaya, penuh gairah, dan diburu para sekte yang ingin merebut kekuatan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 — Godaan Energi Yin dan Yang
Dinding obsidian di Paviliun Utara seharusnya memancarkan ketenangan. Namun, bagi Lian Yue, ruangan itu terasa seperti kandang yang panas, setiap sudutnya dipenuhi oleh aura dominan Shen Ryuko yang berbau api dan es.
Setelah Elder Mo Qiang pergi, Lian Yue terbangun dalam keadaan yang jauh lebih buruk. Efek penstabilan Qi Naga Ryuko telah memudar, dan Spirit Rubah Peraknya, Yueyin, kembali menuntut.
Kali ini, tuntutannya bukan hanya kontak. Ia menuntut penuh.
Lian Yue menggigil hebat di atas ranjang. Keringat membasahi rambut dan jubahnya yang tipis. Rasa panas itu bukan berasal dari suhu ruangan, melainkan dari Qi Yin yang meluap, membanjiri meridiannya. Itu adalah siksaan yang begitu intim, seolah setiap sel tubuhnya berteriak untuk diselamatkan.
Ia sendirian. Shen Ryuko duduk di meja batu di seberang ruangan, membaca Kitab Ritual Ikatan Tubuh Kuno yang diberikan oleh Elder Mo. Ryuko telah mencoba untuk memberi jarak demi menghormati batasan yang tidak terucapkan. Namun, kini, jarak itu justru menjadi hukuman bagi Lian Yue.
"Ryuko..." Suara Lian Yue serak, terdengar seperti rintihan, bukan panggilan. "Aku... aku tidak tahan..."
Ryuko menutup Kitab itu dengan bunyi keras. Matanya, yang tadinya terfokus pada aksara kuno, kini beralih pada Lian Yue, dan di sana ia melihat api spiritual yang nyata.
"Tahan, Rubah kecil," perintah Ryuko, nadanya tegas, tetapi ada keputusasaan tersembunyi. "Aku sedang mencari cara untuk menstabilkanmu tanpa harus—"
BAM!
Sebelum Ryuko menyelesaikan kalimatnya, gelombang Qi Yin yang dilepaskan Lian Yue secara tidak sengaja menghantam dinding di dekatnya, meninggalkan retakan kecil pada batu obsidian yang keras itu. Ini adalah puncak ketidakstabilan. Jika Lian Yue terus melepaskan Qi sekuat ini, tidak hanya ia akan melukai dirinya, tetapi Sekte Naga Hitam akan menyadari betapa berbahayanya Warisan Purnama ini.
Ryuko bergerak. Ia tidak lagi peduli dengan protokol atau pengendalian diri. Ia adalah Naga. Tugasnya adalah menaklukkan badai di dalam dirinya dan melindungi miliknya.
Dalam sekejap, ia sudah berada di samping ranjang.
"Sialan. Kenapa Qi-mu jadi lebih liar?" Ryuko menggeram. Ia meraih tangan Lian Yue, dan segera menyalurkan gelombang Qi Yang, tetapi kali ini, ia melakukannya sambil membaca instruksi dari Kitab Kuno yang ia ingat.
—Fusi Qi Spontan harus dilanjutkan dengan Latihan Kedekatan untuk mengendalikan hasrat beast. Sentuhan harus lembut namun menyeluruh, tidak meninggalkan ruang bagi Yin untuk bersembunyi—
Ryuko menggertakkan giginya. "Ini bukan nafsu, ini latihan," ia meyakinkan dirinya sendiri, meskipun tubuhnya berteriak seteriak Spirit Naganya.
Ia mengangkat tubuh Lian Yue sedikit, membuat gadis itu menghadapnya. Lian Yue yang setengah sadar, mengikuti nalurinya, langsung memeluk leher Ryuko. Sentuhan itu seperti api dingin. Rasa panas di tubuh Lian Yue mereda, digantikan oleh kehangatan yang mendalam dan memabukkan.
"Lian Yue," bisik Ryuko, suaranya kini dalam. Ia tidak bisa lagi membohongi dirinya sendiri. Ia mencium aroma manis keringat dan bulan dari rambut Lian Yue. "Kita harus melakukan Latihan Kedekatan."
Lian Yue, yang kini sedikit lebih tenang, memejamkan mata. "Latihan apa...?"
"Fusi. Kontrol," jawab Ryuko. "Elder Mo bilang kita harus menyatukan Qi kita secara sadar, bukan hanya secara kebetulan. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan meridianmu."
Ryuko melepaskan satu tangannya dari punggung Lian Yue, dan tangannya yang lain—tangan dengan Tanda Ikatan—memegang pergelangan tangan Lian Yue. Ia membimbing tangan Lian Yue ke dadanya, tepat di atas pusaran Qi Naganya.
"Rasakan itu," perintah Ryuko, matanya mengawasi setiap perubahan ekspresi di wajah Lian Yue. "Itu adalah Yang. Murni. Hangat. Jangan mengambilnya liar. Biarkan Rubahmu… meminta dengan tenang."
Lian Yue menggigit bibirnya, pipinya memerah karena malu. Tangannya di dada Ryuko merasakan kehangatan yang gila, detak jantung yang kuat, dan getaran Qi yang mendominasi.
Ia mencoba fokus, mengikuti bisikan Yueyin di kepalanya. Perlahan, Lian Yue menarik Qi Naga itu, tidak dengan kekuatan, melainkan dengan kerelaan.
Begitu Qi Yin dan Yang itu bertemu, kamar itu dipenuhi oleh cahaya perak dan emas yang lembut. Qi mereka berputar, Yin memeluk Yang, Yang merangkul Yin. Keduanya merasakan gelombang euforia spiritual yang menakjubkan.
Namun, euforia spiritual itu memiliki efek samping yang mengerikan.
Fusi Qi yang sempurna ini memicu reaksi fisik yang tidak dapat dikontrol.
Lian Yue merasakan tubuhnya mendidih. Ia tidak lagi kedinginan atau kepanasan, tetapi ada sensasi aneh yang menjalar dari perutnya, rasa haus yang tidak pernah ia ketahui. Insting Rubahnya berteriak bahwa ini adalah yang ia butuhkan.
Ia tanpa sadar menggesekkan pipinya ke leher Ryuko, mencari kontak yang lebih dalam.
Sementara itu, Ryuko merasa hampir lumpuh. Fusi Qi ini jauh lebih kuat daripada yang ia bayangkan. Qi Naganya, yang biasanya dingin dan terkendali, kini memanas, didorong oleh Qi Rubah yang genit dan menuntut.
Ia merasakan setiap lekuk tubuh Lian Yue yang lembut. Tubuhnya menegang, menahan geraman yang mengancam keluar. Insting Naganya menuntut untuk menanggapi undangan Rubah Ekor Perak.
Klaim dia! Sempurnakan Ikatan Tubuh itu sekarang! teriak Naga di dalam hatinya.
Ryuko memejamkan mata, memaksakan kontrol. Ia adalah Naga yang berbudaya, bukan Spirit Beast liar.
"Fokus, Lian Yue," suara Ryuko serak, penuh tekanan. Ia menyalurkan lagi Qi Yang. "Ambil perlahan. Jangan biarkan instingmu yang mendominasi."
"Aku... aku tidak tahu bagaimana..." Lian Yue berbisik, suaranya sudah seperti rintihan manja. Ia tidak bisa lagi membedakan antara kebutuhan spiritual dan hasrat fisik.
Ia merasakan Ryuko mencoba melepaskan pelukan. Lian Yue panik.
"Jangan! Jangan pergi!" protes Lian Yue. Ia mencengkeram jubah Ryuko, menarik pria itu lebih dekat. Dalam momen panik itu, ia mendongak dan, tanpa berpikir, ia menyentuhkan bibirnya ke leher Ryuko, tepat di nadi yang berdenyut kencang karena lonjakan Qi.
Sentuhan itu seperti ledakan di otak Ryuko. Itu melampaui batas yang sudah ia tetapkan.
Ryuko tersentak. Ia melepaskan pegangan di tangan Lian Yue. Tubuhnya gemetar. Ia tidak pernah merasakan gairah yang begitu kuat dan mendesak. Ia bisa saja mengambil gadis ini sekarang. Ia bisa mengklaim Warisan Purnama dan memuaskan Spirit Beast-nya sendiri.
Ia merasakan aroma Rubah Ekor Perak yang kini bercampur dengan nafasnya sendiri. Ini adalah Godaan Yin dan Yang yang diperingatkan Elder Mo.
Dengan kekuatan terakhir dari kendali dirinya, Ryuko mendorong Lian Yue sedikit menjauh, tetapi tetap memegangi lengannya agar gadis itu tidak jatuh.
Ia menatap Lian Yue, yang mata hijaunya kini penuh kebingungan, hasrat, dan air mata malu. Lian Yue sendiri terkejut dengan tindakan impulsifnya. Spirit Rubah Ekor Perak itu benar-benar mengendalikan dirinya.
Ryuko menarik napas berat, mencoba menenangkan Qi Naganya yang mendidih.
"Lihat," kata Ryuko, suaranya rendah dan tajam, dipaksakan. "Inilah yang terjadi. Kita tidak bisa hanya saling menyentuh. Qi-mu masih terlalu liar, dan Rubahmu... Rubahmu menguasai instingmu."
Lian Yue menunduk, pipinya terbakar. Ia merasa dirinya kotor, dipermalukan oleh Spirit Beast-nya sendiri. Ia adalah gadis yang menjaga kesucian, tetapi kini ia telah bertindak lebih liar daripada Spirit Beast murni.
"Aku... aku minta maaf," Lian Yue berbisik, memalingkan wajahnya.
Ryuko melihat rasa malu dan ketakutan itu. Naga di dalam dirinya ingin menghapus rasa malu itu, ingin menenangkan Rubah Ekor Perak itu dengan penyelesaian yang dituntut oleh Ritual.
Namun, ia tahu bahwa jika ia melakukannya, ia hanya akan menjadi monster seperti yang dituduhkan oleh sekte-sekte lain. Ia akan mengambil alih, bukan menjadi pasangan.
Ryuko menarik napas, kini berusaha menenangkan Naga dan Rubah sekaligus.
"Tidak ada yang perlu disesali," kata Ryuko, dan suaranya sedikit melembut, sebuah kelonggaran emosional yang langka. "Itu adalah Qi. Bukan kau. Kita harus lebih keras dalam latihan ini. Kita harus belajar mengendalikan ini sebelum orang lain melakukannya untuk kita."
Ia kembali menarik Lian Yue ke dalam pelukannya, tetapi kali ini, ia hanya memeluk bahu Lian Yue, mencoba menjaga jarak minimal antara tubuh mereka. Ia memaksa dirinya untuk fokus pada Tanda Ikatan, menyalurkan Qi Yangnya hanya untuk menstabilkan, bukan memuaskan.
Mereka duduk seperti itu di ranjang sutra hitam, dua takdir yang saling bertentangan, saling menahan napas dalam keheningan yang tebal. Godaan Energi Yin dan Yang telah menguji mereka, dan mereka tahu: ini baru permulaan. Ritual yang diimpikan oleh Spirit Beast mereka kini terasa seperti kutukan yang mengerikan.
Ryuko menyadari, ia harus segera mendapatkan jawaban tentang Warisan Purnama. Sebelum ia kehilangan kendali, atau sebelum Sekte lain datang mengklaim hadiah yang kini ada di pelukannya.