NovelToon NovelToon
Selena

Selena

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Reinkarnasi / Enemy to Lovers / Mengubah Takdir
Popularitas:694
Nilai: 5
Nama Author: aulia indri yani

Hidup untuk yang kedua kalinya Selena tak akan membiarkan kesempatannya sia-sia. ia akan membalas semua perlakuan buruk adik tirinya dan ibu tirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia indri yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 24

Helaan nafas tertahan dengan berat dari penonton. Bagaimana melihat adegan di layar proyektor itu seperti rahasia terlarang.

Aula kembali redup, semua mata menatap Karina.

Davin juga melihat tak percaya. Pandangannya bergantian—ke Karina dan layar proyektor.

"HENTIKAN!" Jerit Karina menggema diseluruh aula dengan rasa malu dan harga dirinya tercemar.

Wirya dan Evelyn menegang. Merasa tidak mampu untuk membela Karina—terutama dihadapan keluarga Mahendra

Arsa terkekeh geli. Ia menikmati pertunjukan ini.

Sementara Selena hanya menatap tajam Karina dengan rasa kepuasan.

Ruangan berputar pesat, seperti angin kencang menerpa dirinya. Nafasnya terasa sesak—semua orang menatapnya dengan tatapan menghakimi.

Ini tidak bisa diterima. Karina menjatuhkan tubuhnya di lantai membuat teriakan semua tamu terdengar khawatir.

Orang pertama yang mengkhawatirkan Karina adalah Davin. Meski ia kecewa kepada Karina.

Wirya dan Evelyn sama-sama membangunkan Karina. Mereka berdua khawatir—Davin segera menerobos, seolah gadis itu lebih penting dari pada perasaan tunangannya.

"Karina? Karina!" ia menggoyangkan tubuh Karina yang memucat.

Tanpa peringatan Davin langsung menggendong Karina—membawa gadis itu keluar. Tidak peduli bisikan dan tatapan para tamu—yang terpenting adalah Karina.

Lina yang melihat Davin membawa Karina begitu mesra. Ia berdiri dengan cepat—ia harus memperingati Davin untuk berjaga jarak dengan Karina namun Kalingga menahannya—pria itu berbisik.

"Kumohon, ini ditempat umum. Davin hanya membantu Karina. Duduklah sayang." Kalingga memegang tangan Lina untuk tetap duduk

Agar acara ini tak semakin runyam.

Dengan helaan panjang dan berat Lina kembali duduk. Tangannya disilangkan kedua dadanya—tidak terima jika ia hanya diam sementara putranya semakin bodoh.

Arsa mendekati Selena. Ia berbisik "Kejutan yang bagus." ia menyeringai tipis, sembari mengelus rambut Selena.

Selena tak menjawab. Ia langsung menuruni panggung yang di ikuti Arsa.

Arsa berbisik, memandangi pundak tubuh Selena dari atas dan bawah. Ketertarikannya semakin kuat, ia menjilat bibir bawahnya. "Semakin sombong, semakin panas dan seksi."

Selena hanya melirik Arsa dengan tajam. Meski ia mendengar gumaman Arsa yang membicarakan dirinya.

Acara berlanjut dalam suasana canggung dan tidak nyaman. Melanjutkan acara dengan pentas seni dan perayaan kecil dari adik tingkat.

Saat dibawah Selena melihat ayahnya sudah menghilang bersama Evelyn. Menghampiri Karina yang terbaring lemah di ruang perawatan? Memangnya apa yang Selena harapkan.

Puas menunjukkan sisi arogan Karina dihadapan umum. Menunjukkan kepada orang-orang bahwa Karina memiliki rasa tidak tahu malu yang statusnya sebagai anak tiri ayahnya.

"Kau tak perlu ayahmu untuk membuatmu bersinar." bisik Arsa pelan, menenangkan dengan nada mendukung. "Kau sudah bersinar."

Setelah itu Arsa pergi, melewati Selena untuk menghampiri kedua orang tuanya.

Sofia datang menyambut Selena dengan pelukan. membuat Selena sedikit terkejut namun sedetik kemudian ia melunak. membalas pelukan Sofia.

"Selamat atas kelulusan mu! kau pintar sekali mendapatkan juara satu terpintar di angkatan mu!" suara Sofia ceria dan hangat dan tampak tulus.

Selena terkekeh, menerima karangan bunga dari Sofia. mendekapnya dengan berharga didadanya. "Terimakasih Sofia."

Sofia mengangguk puas, mengenggam tangan Selena dengan menenangkan. "Jangan lupakan aku ya! aku menantikan setiap kabarmu saat kau memulai kuliah."

Mata Sofia berbinar cerah penuh harap. Ia berharap Selena tidak melupakan pertemanan mereka yang baru terjalin beberapa Minggu ini.

Selena mengangguk meyakinkan. Membalas remasan tangan Sofia.."Tentu, kau temanku. Aku tidak akan melupakanmu dimanapun aku berada."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari-hari berikutnya Karina mengalami trauma. Ia mengurungkan diri dirumah atau dikamar—jarang berbicara membuat Wirya dan Evelyn khawatir. Meskipun mereka tahu itu kesalahan murni Karina.

Sementara Davin benar-benar kecewa dengan Karina. Ia tak menyangka Karina, gadisnya yang ia kenal sebagai gadis manis dan ceria begitu licik mengganti kertas ulangan Selena dan membuat seseorang terjebak.

Pertunangan di undur demi kebaikan Karina yang semakin memburuk. Wirya lebih mengkhawatirkan kecemasan putri tirinya dibandingkan pertunangan putra kandungnya.

Pertunangan tetap terjadi dua Minggu setelah hari kelulusan.

Hari itu tiba dengan meriah di kediaman keluarga Prasetya. Hanya mengundang tamu istimewa yang merupakan kalangan bisnis Wirya dan Lina.

Pertunangan ini termasuk pertunangan politik. Dimana keluarga Wiranata dan Prasetya terjalin persahabatan yang sangat lama hingga perusahaan mereka pun sering bekerja sama.

Karina memaksa dirinya untuk hadir di acara pertunangan. Ada garis menghitam dibawah matanya—pertanda kurang tidur karena mengalami anemia akibat cemas berlebihan.

Ia menggandeng tangan ibunya. "Tetaplah tersenyum Karina. Kau sudah mencoreng nama keluarga Wiranata karena kekonyolanmu, kau harus memperbaiki citra keluarga ini."

Bisikan dan tajam dari ibunya menusuk hatinya. Ia mengharapkan perlindungan dan dukungan dari ibunya, namun ibunya sendiri bahkan kecewa kepadanya.

Disisi lain Selena sedang mempersiapkan diri di kamar Davin—Tidak ada Davin, hanya Sofia yang menemani nya.

Selena menuntut ayahnya untuk mengundang Sofia meski gadis itu berasal dari kalangan rendah. bagi Selena, Sofia adalah temannya. tidak melihat latar belakangnya.

Sofia tersenyum cerah, merapihkan sedikit kerutan di bawah kaki Selena. "Sangat cantik!"

Selena tersenyum tipis, ia melihat pantulan dirinya dicermin. Seperti wanita anggun dan pendiam harapan kedua keluarga. Namun mereka tidak tahu, dibalik sikap anggun dan pendiamnya dirinya. Selena mempersiapkan sesuatu.

Sesuatu yang tidak diketahui orang lain.

Gaun yang dikenakan Selena itu terbuat dari kain perak pucat yang berkilau lembut setiap kali ia bergerak, seolah menyimpan cahaya bintang dalam serat-serat nya.

Siluet nya membentuk tubuh yang sempurna—melekat lembut pada lekuk pinggang, lalu jatuh melebar di bagian bawah seperti kabut tipis yang menyapu lantai.

Ribuan payet kecil dari dada hingga lutut, memantul cahaya seperti serpihan es yang berjatuhan. Lapisan tulle transparan dibagian bahu membentuk cape tipis yang melayang ringan, memberi kesan etereal, hampir seperti sayap cahaya.

Ketika Selena melangkah, gaun itu tak hanya mengikuti—gaun itu menari bersamanya. Halus, tenang dan memikat.

Dengan gaun ini, Selena tampak seperti sosok yang tidak sepenuhnya berasal dari dunia yang sama—terlalu halus untuk manusia biasa. Namun terlalu biasa untuk menjadi ilusi. Gaun itu menjadikan selena pusat perhatian tanpa ia harus mengucapkan sepatah kata pun.

Sofia berdiri jauh di belakang Selena. Membenarkan gaun Selena yang terlipat setiap kali bergerak. sebelum akhirnya mundur membiarkan wanita utama dalam acara ini bersinar.

Ia tersenyum hangat bagaimana Selena tampak bersinar dibawah cahaya lampu dan tatapan orang-orang yang bangga padanya

Terutama Davin, matanya tampak tidak berkedip. Tenggorokannya terasa kering—Selena tampak memukau hingga ia tak bisa mengatakan apapun.

Ia mengulurkan tangannya, menyambut tangan Selena. Selena menerimanya dengan lembut hampir terlalu anggun, tangannya yang berlapis jaring sarung tangan diremas lembut oleh Davin.

Davin mencium punggung tangan Selena lembut. Layaknya pria lembut dan penuh cinta pada tunangannya. Ia memasangkan cincin permata biru itu, persis seperti mata Selena.

Tepuk tangan meriahkan halaman rumah Prasetya. Dengan udara hangat dan kebanggaan di antara kedua keluarga.

Selena hanya tersenyum, memainkan peran tunangan dengan baik. Mengaitkan tangannya dilengan Davin dengan ringan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!