Awalnya Erina Jasmin di tuduh mencuri dompet milik pelanggan di kafe di mana dia bekerja. Dia di laporkan oleh manajer kafe dan di pecat oleh atasannya. Erina kesal karena di tuduh mencuri dompet milik pelanggan yang ternyata Erika Gladys perempuan pemilik dompet itu.
Alih-alih tidak di laporkan pada polisi, Erina di tawari sebuah kesepakatan untuk menjadi istri pengganti seorang kaya. Dia awalnya menolak, tapi karena Erika Gladys menawarkan uang banyak untuk membantunya membiayai ibunya dalam pengobatan di rumah sakit.
Karena wajah Erina Jasmin dan Erika Gladys sangatlah mirip bagai di pinang di belah dua. Maka misi yang di tugaskan Erika pada Erina pun di jalankan, menjadi seorang istri dari Kenzio Pahlevi Abraham. Lalu, apa intrik masalah yang akan di hadapi oleh Erina setelah menjadi istri pengganti Erika yang hidupnya memang untuk bersenang-senang saja dengan beberapa selingkuhannya.
Dan apakah Erina dan Erika sebenarnya saudara kembar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Rahasia
Dahi Erina mengerutkan mendengar suara laki-laki di seberang sana, dia tidak tahu siapa orang yang meneleponnya. Nomornya tidak di kenal.
"Siapa yang meneleponmu Erika?" tanya nenek Sabrina.
Erina menoleh pada nenek Sabrina dan menggeleng kepala, memang dia tidak tahu siapa laki-laki tak di kenalnya itu.
""Erika sayang, ayo kita bertemu di hotel,"
Suara laki-laki di seberang sana kembali menyebutnya dengan kata sayang, Erina penasaran siapa dia.
"Anda siapa? Saya tidak kenal, anda salah sambung!"
Klik!
Erina menutup sambungan teleponnya karena kesal, meletakkan ponselnya di meja. Wajahnya masih kesal pada penelepon tak di kenal.
Baru beberapa menit di putus, ponselnya berdering lagi. Nenek Sabrina mengerutkan dahinya menatap Erina.
"Erika, siapa lagi? Apakah orang tak di kenal itu lagi?" tanya nenek Sabrina.
"Aku tidak tahu nek, dia orang iseng. Aku akan mengabaikannya saja," jawab Erina.
"Kalau orang iseng, memang sebaiknya di abaikan saja."
Erina mengangguk, dia melihat Gio menghampirinya mau menunjukkan mainan yang di buatnya.
"Mama lihat, tembakanku bagus kan?" tanya Gio pada Erina.
"Waah, bagus. Kamu pintar membuat mainan tembakan dari lego," ucap Erina tersenyum senang.
"Iya dong ma, dulu aku sering buat mainan tembakan. Tapi mama sering tidak ada di rumah," wajah sedih Gio membuat Erina ikut sedih.
Gadis itu menarik tangan Gio dan duduk di pangkuannya, nenek Sabrina memperhatikan interaksi tak biasa antara menantunya dan juga cucu buyutnya. Perempuan tua itu tersenyum kecil, hatinya terharu melihat kedekatan anak dan ibu tersebut.
"Gio senang mainan lego?"
"Senang ma, apa lagi di temani sama mama," ucap Gio.
"Ya, nanti setiap ada waktu kita main bersama lagi." kata Erina.
"Asyiiik! Benar ya ma," ucap Gio.
"Iya benar, ya sudah sekarang mainannya di beresi ya. Ini sudah sore, waktunya mandi."
Gio tertawa riang, Erina hanya tersenyum saja melihat kebahagiaan anak kecil itu. Dia tidak menyangka perhatian kecil seperti itu membuat hati anak laki-laki itu merasa senang.
_
Malam hari, Erina berada di kamarnya setelah makan malam. Selama dua hari Ken sedang keluar kota untuk mengurus pekerjaannya, dia tidak tahu pekerjaan apa yang di lakukan suami dari Erika tersebut.
Dia sedang bermain ponselnya, mengirim pesan pada pamannya yang memberitahu ibunya baik-baik saja. Erina sangat senang kini ibunya sudah lebih baik setelah operasi waktu itu.
"Ibu sudah mendingan, tinggal aku mengirim uang saja pada paman untuk biaya periksa setiap bulannya. Tapi aku bingung bagaimana mengirim uang sedangkan uangku saja di jatah sama Erika," ucap Erina menatap ponselnya.
Selama ini ibunya atau pamannya tidak meminta uang karena tahu uangnya sudah di beri di awal untuk biaya operasi ibunya.
"Mungkin dalam enam Minggu ini, aku harus memberi alasan tidak kirim uang karena untuk biaya operasi ibu. Tapi aku harus mikir bagaimana mendapatkan uang," ucap Erina lagi.
Saat dia sedang melamun, ponselnya kembali berdering. Dahinya berkerut melihat nomor tak di kenal lagi, lama dia mendiamkan nomor tak di kenal tersebut. Tapi akhirnya dia menjawabnya karena takutnya Erika yang menelepon.
"Halo?"
"Kamu menjawabnya lagi sayang? Hahah!"
"Siapa kamu?! Kenapa kamu menelepon tanpa alasan?!"
"Hahah! Erika sayang, kenapa kamu tidak mengenali suaraku?"
"Aku tidak kenal siapa anda, anda salah sambung!"
Klik!
Lagi-lagi Erina menutup sambungan telepon itu, dia benar-benar kesal sekali kenapa orang tak di kenal itu mengganggunya. Beberapa menit tak ada suara, tapi kemudian ponselnya berdering lagi. Nomor tak di kenal kembali, Erina langsung menutupnya tanpa menjawab.
Beberapa kali dia menutupnya tanpa menjawab, dan akhirnya berhenti. Satu menit kemudian notifikasi pesan masuk, dia membuka pesan tersebut dan membacanya.
'Jangan sombong kamu Erika! Aku ini kekasihmu, ayolah kita bertemu? Aku sangat merindukanmu.'
Pesan singkat itu membuat mata Erina membelalak, dia tidak percaya dengan pandangannya pada barisan kalimat di layar ponsel. Dia langsung memblokir nomor tersebut agar tidak mengiriminya pesan itu lagi.
Tapi kembali pesan singkat masuk dari nomor tak di kenal tapi berbeda, kalimatnya sungguh membuat Erina terkejut sekaligus tegang.
'Aku tahu rahasiamu Erika, aku punya rahasia yang orang tidak tahu. Ayolah kita bertemu Erika, rahasiamu akan aman padaku. Hahah!'
Erina membuat ponselnya di kasur, dia kaget bukan main dengan pesan singkat itu. Wajahnya sedikit pucat memikirkan siapa pengirim pesan teror tersebut. Kenapa ada orang yang tahu tentang rahasianya.
"Siapa dia? Kenapa bisa tahu rahasiaku?" gumam Erina.
Matanya masih menatap ponsel yang menyala, satu notifikasi muncul lagi. Erina ragu untuk melihatnya, tapi perlahan tangannya menjulur mengambil ponselnya dan membaca pesan singkat itu lagi.
'Bagaimana Erika? Aku akan menunggumu besok, kalau tidak mau datang. Aku yang akan datang ke rumahmu dan memberitahu pada semua orang di sana. Bahkan suamimu pun akan kuberitahu semua rahasiamu.'
Gadis itu memejamkan matanya, dia memikirkan siapa sebenarnya pengirim pesan singkat itu. Dua kali menelepon tidak dia gubris, justru dia mengirim pesan ancaman membongkar rahasianya.
Akhirnya Erina membalas pesan tersebut.
'Siapa anda? Kenapa mengancamku?'
'Hahah! Sudah kubilang aku kekasihmu yang merindukan belaianmu Erika sayang. Ayolah kita bertemu.'
'Apa urusannya denganku?'
'Jangan munafik Erika, aku tahu kamu adalah seorang pembohong. Jadi, untuk menjaga rahasiamu agar tetap aman, ayo kita bertemu.'
Erina diam sejenak tidak membalas, dia berpikir siapa orang tersebut. Dia juga ingin tahu siapa dan kenapa dia mengancamnya membongkar rahasianya. Setelah lama berpikir, akhirnya Erina pun membalas lagi.
'Baiklah, di mana aku harus menemuimu?'
'Hahah! Bagus sayang, kita bertemu di hotel kemuning. Tidak apa hotel yang tidak mewah, tapi aku selalu merindukanmu di mana pun kita bertemu. Hahah!'
Erina merinding sendiri melihat jawaban dari seseorang tak di kenal itu, dia melempar lagi ponselnya ke kasur lalu menarik selimutnya dan memejamkan matanya untuk tidur.
"Dasar laki-laki aneh."
_
_
********
bagaimana kl mereka jatuh hati...
sampai kapan bs menghindar dr hubungan suami istri?
ato Nadia?