Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?
Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.
selamat membaca
kritik dan saran di tunggu ya. 😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Great Quest 1. Gravity
The Alley of Silence and the Giant Door
Setelah jeda pemulihan yang singkat, tim Keyz memulai pendakian. Tangga spiral Menara itu terasa tak berujung, setiap langkah di anak tangganya, terasa begitu menguras tenaga mereka.
Setelah puluhan menit, atau mungkin lebih dari satu jam menaiki tangga yang melelahkan, mereka akhirnya menemukan sebuah lorong panjang di tangga teratas.
Dinding-dinding di lantai dua masih sama, hitam, mengkilat seperti batu obsidian yang memantulkan cahaya. Namun, di sini, arsitekturnya lebih terawat. Setiap sepuluh meter, sebuah lentera kuno tergantung, menyala dengan api hijau yang samar dan tidak wajar. Cahaya hijau itu menari di atas dinding obsidian, membuat bayangan Keyz dan timnya memanjang dan meliuk aneh, menciptakan pemandangan yang terasa asing bagi mereka.
"Sepertinya di sini aman," kata Baf, menghentikan langkah di awal lorong. Ia menajamkan indranya. "Aku tidak merasakan adanya tanda-tanda keberadaan Monster."
Baf menatap tajam ke depan. "Tapi, bukan berarti semua akan baik-baik saja. Tetap fokus dengan sekeliling. Lorong yang sepi adalah jebakan terbaik."
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Setiap langkah mereka, selalu diiringi dengan kemercing suara Koin Emas Kuno yang di bawa oleh Riss.
Tidak tercium bau apa pun di sini. Hanya ada kesunyian yang mencekam yang menekan gendang telinga, seolah lorong itu adalah paru-paru raksasa yang menahan napas.
Seratus meter dari tangga spiral, lorong itu berakhir di sebuah pintu raksasa. Ukurannya sangat besar, tingginya mencapai sepuluh meter ke atas, nyaris menyentuh langit-langit yang gelap.
Pintu itu kokoh, terbuat dari besi yang ditempa beberapa kali, warnanya abu-abu gelap dengan detail ukiran yang padat. Meskipun bangunan itu terlihat tua, pintu itu masih bersih, tanpa karat maupun goresan sedikit pun.
Keyz mendongak ke atas. Ia berusaha keras untuk melihat detail di puncak pintu raksasa itu. Tepat di tengah-tengah kusen pintu, ia melihat sebuah patung naga yang sedang bertengger. Patung itu tidak menakutkan, naga itu terlihat dingin, elegan, dan menatap ke bawah dengan ekspresi keangkuhan yang sunyi.
Naga. Makhluk mitologi yang selalu membuat darah Keyz mendidih. Masa lalu dan traumanya yang tiba-tiba berkelebat. Keyz berusaha keras untuk tidak memikirkan masa lalunya. Dia harus terus menatap ke depan, utang itu lebih penting.
"Keyz," kata Baf, suaranya pelan. Baf membuyarkan lamunan Keyz. "Aku akan membuka pintu ini. Dan kau langsung menyerbu masuk. Tapi, ingat..."
Keyz mendengar Baf dengan saksama. Kedua pedang warisan Elda yang ia ambil dari punggungnya terasa ringan namun dingin di tangan.
"Setelah kau masuk," lanjut Baf. "Langsung cari tempat yang aman. Bersembunyi lah, dan beri aba-aba bila ada ancaman maupun sebaliknya. Kita harus tahu apa yang menanti kita di sini."
"Baik. Aku mengerti," jawab Keyz, mengangguk penuh tekad.
Baf pergi ke posisinya. Ia mencengkeram engsel pintu, menarik napas dalam, dan mulai mendorong pintu itu sekuat tenaga. Tubuh besar Baf menegang, otot-ototnya bekerja keras.
Dengan usaha yang sangat keras, pintu besi sepuluh meter itu akhirnya terbuka. Suara derit besi yang menjerit menggema menuruni lorong lantai dua, memecah kesunyian yang mencekam.
"Sekarang!" seru Baf.
—Sat!—
Keyz melesat. Menggunakan kecepatan yang ia miliki, ia menerjang melewati celah pintu yang terbuka, menuju kegelapan dan misteri di baliknya.
Namun.
"WAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!!"
Horizontal Chasm
Keyz melesat kedepan. Dan terjatuh kesamping.
Hanya butuh sepersejuta detik bagi yang lain untuk menyadari ada yang salah. Keyz tidak berlari lurus, tapi terjatuh ke samping kiri.
"Keyz!!!!" teriak Riss, suaranya pecah dipenuhi kepanikan.
Teriakan Keyz yang melengking, "WAAAAAAHHH!!!" nya, masih menggema. Tetapi suara itu tidak memantul dari dinding di depan, melainkan menyusuri celah horizontal ke kiri, semakin menjauh, semakin tipis, dan akhirnya, tenggelam dalam keheningan yang mencekam.
Abnormal Gravity
Baf membeku. Lengan yang tadinya mendorong Pintu Raksasa itu kini terkulai lemas di samping tubuhnya. Ia menatap ke dalam kegelapan hampa itu, matanya lebar dan kosong. Keyz tidak jatuh ke bawah, Keyz jatuh menyamping! Baf, si Tank yang selalu mengandalkan perhitungan, dia tidak menyangka ada yang bisa melawan hukum alam yang ada.
"Baf!!!" teriak Riss, langkahnya maju mundur. "Lakukan sesuatu!! Kita harus menolongnya!"
Baf tidak bergerak. Ia membiarkan Pintu Raksasa itu bergeser sedikit menutup, seolah Menara itu sendiri sedang menelan ketenangannya.
"Ak... Aku," akhirnya Baf berbicara, suaranya parau dan bergetar. "Ini salahku! Aku tidak melihat. Aku tidak menyangka kalau...!" Tubuhnya bergetar. Semangat yang menjadi jangkar tim kini langsung memudar.
"Kita harus segera menolong Keyz!" tuntut Riss, air matanya mulai menggenang.
"Bodoh!" bantah Virgo, ia menyentak bahu Riss. Rasa takutnya tertutup oleh kejengkelan. "Kau lihat sendiri! Keyz jatuh menyamping! Itu melawan hukum gravitasi yang ada!"
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tukas Luna, suaranya, meskipun bergetar, masih berusaha mencari solusi. "Apakah kita akan diam saja?"
Virgo mengabaikan mereka. Ia berjalan ke ambang pintu. Teriakkan panik terdengar dari Riss dan Luna, mengira dia akan melompat untuk menyusul Keyz.
Tetapi, mereka salah. Virgo membuka Grimoire-nya. Ia merapal sihir cahaya yang tidak terlalu banyak menggunakan Mana.
"Light!"
Bola cahaya tercipta dari lingkaran sihir di depan Virgo. Bola itu melesat ke dalam Kegelapan di balik pintu Raksasa itu, seperti anak panah yang ditembakkan ke ruang hampa.
Tapi, percuma.
Bola bercahaya itu tidak mengenai dinding, tidak memantul. Ia seolah-olah ditelan oleh kegelapan itu sendiri, cahayanya meredup, lalu lenyap tanpa jejak.
"Mustahil!" kata Virgo, Mananya menipis karena usahanya yang sia-sia. "Aku tidak bisa melihat apa pun!"
Riss dan Luna mendekat. Mereka melihat ke arah yang sama, ke dalam Pintu Raksasa yang hanya menyuguhkan kegelapan yang hampa.
Keduanya langsung tersungkur, bergetar hebat. Mereka tidak takut pada monster; mereka takut pada kehilangan yang tiba-tiba. Perlahan, air mata mereka jatuh membasahi pipi.
"Keyz..." Isak Luna dan Riss bersamaan.
Baf masih berdiri diam, bayangan Pintu Raksasa itu menelannya, dan kepemimpinannya kini berada di titik terendah.
Mereka baru berada di lantai dua, dan mereka telah kehilangan spearhead mereka, Keyz.
Gravity Distortion
Virgo yang masih memegang grimoire-nya, matanya menyipit saat menatap ke dalam ketiadaan di balik Pintu Raksasa. Ia mencoba lagi. Sihir Light yang kedua—lebih kecil untuk menghemat Mana—ditembakkan dengan harapan ia bisa melihat beberapa inci di depan sekali lagi.
Bola cahaya yang lemah itu melesat. Cahaya itu berkedip, memantul sekali, dan berhasil menangkap sesuatu di kegelapan.
Bukan di balik pintu utama, melainkan di sebelah kusen Pintu Raksasa itu. Ada jalan lain. Sebuah Pintu lain yang berukuran normal, sederhana, dan terbuat dari kayu yang berwarna gelap yang membuatnya luput dari perhatian mereka.
"Pintu lain," ujar Virgo, suaranya pelan dan penuh keterkejutan.
Luna segera bangkit, matanya kembali penuh harapan. Ia berbalik ke arah Baf, yang masih terpuruk dalam posisinya.
"Kita masuk?" tanya Luna kepada Baf, suaranya terdengar sangat mendesak.
Baf tidak menjawab, matanya masih terpaku pada lantai batu yang retak, seolah dia sedang menghitung kembali semua kesalahannya.
"Baf!!" teriak Riss, ia maju, mencengkeram bahu Baf. Kemarahan bercampur dengan ketakutan. "Ada jalan lain! Mungkin itu terhubung ke tempat Keyz berada! Jangan menyerah!"
Teriakan Riss, yang penuh emosi, akhirnya menembus rasa bersalah Baf.
Baf akhirnya berdiri dengan berat. Zirahnya yang tebal, seolah-olah bertambah berat karena beban perasaan bersalah yang menggerogoti jiwanya.
Baf berjalan dengan gontai menuju pintu kecil itu. Riss dan Luna mengawasinya, bersiap-siap untuk bertindak. Baf menarik kenop, dan pintu itu terbuka ke dalam kegelapan tanpa suara.
Tidak ada keraguan di dalam hati Baf.
Saat dia hendak melangkah masuk, Riss berteriak.
"Tunggu!!! Jangan asal masuk!!"
Tapi, terlambat. Baf sudah masuk ke sana.
Dan seketika, tubuh Baf langsung terhempas ke arah kiri.
Namun, ada yang berbeda. Hanya beberapa detik saja, suara benturan keras dan teriakan tertahan Baf terdengar.
Virgo segera melongok ke dalam celah pintu, menggunakan Light spell-nya lagi untuk membantu melihat di kegelapan.
Baf yang terjatuh ke kiri, dan tubuhnya yang besar tengkurap di lantai yang terasa seperti dinding—atau mungkin tengkurap di dinding yang terasa seperti lantai. Terserah.
"Sepertinya," kata Virgo pelan, menutup grimoire-nya dengan wajah penuh makna. "Ini Dungeon yang terkenal itu. Aku pernah mendengarnya dari Syalala. Bahwa ada Dungeon yang memiliki keanehan seperti distorsi ruang atau gravitasi yang terjadi distorsi..."
"Sudah, jangan banyak bicara!" sergah Luna, air mata di pipinya telah mengering, digantikan oleh tekad yang membara. "Kita harus segera menyusul Keyz!"
"Benar. Aku sangat mengkhawatirkan dia,"