NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Bukan Tentang kopi

Ivy sedang mengotak atik mesin pembuat kopi di dapur. Sebagai wanita Indonesia tulen, jiwa mencintai dapur Ivy tidak bisa hilang, sekalipun di sana sudah ditempatkan pelayan khusus mengurus mereka, wanita berwajah khas Filipina, berkulit sawo matang, rambut ikal yang selalu dicepol bernama Tala.

"Kenapa tidak menyuruh Tala?," tanya Lukas begitu masuk di dapur bersih dan melihat Ivy sedang asyik dengan mesin kopinya.

"Hanya secangkir kopi kenapa harus merepotkan orang lain," jawab Ivy tetap fokus ke mesin kopi.

"Itu bukan merepotkan. Para pelayan di gaji untuk bekerja. Kalau tugas mereka kita yang kerjakan untuk apa kita menggaji mereka," bantah Lukas sambil duduk di kursi tinggi dan terus memperhatikan Ivy.

"Tugas mereka bukan hanya satu. Jika mereka tidak bisa membuatkan kopi untuk ku bukan berarti mereka tidak bekerja,"

Lukas merasa kali ini Ivy akan memperoleh medali kemenangan atas perdebatan ini. Dia segera mengakhirinya dengan mengalihkan pembicaraan.

Lukas menaruh goodie bag yang tadi dia bawa di atas meja.

Ivy akhirnya berhasil mengatasi mesin kopi itu dan membuat secangkir kopi untuknya. Dia berjalan ke meja tempat Lukas berada.

"Kamu juga ingin kopi?," Ivy menawarkan.

"Boleh juga,"

"Ini untukmu saja. Aku akan buat yang baru," Ivy menyodorkan cangkirnya pada Lukas.

Lukas menerimanya dan menghirup bau enak dari kopi itu. Ada sesuatu di hati Lukas ketika mencium bau kopi. Tapi itu bukan tentang kopi...

Ivy kembali membuat secangkir kopi. Kali ini lebih cepat karena dia sudah menguasai mesin itu.

Ivy sudah duduk berhadap-hadapan dengan Lukas, keduanya sambil menikmati kopi masing-masing.

"Oh ya, ini untukmu," Lukas mendorong goodie bag yang dibawanya ke arah Ivy. Ivy menerimanya.

"Ini apa?," perlahan Ivy mulai membuka goodie bag, "Handphone?," Ivy menatap Lukas.

Lukas mengangguk.

"Mulai besok kamu akan membantuku bekerja di kantor utama. Kamu gunakan hp itu untuk berkomunikasi tentang pekerjaan,"

Mata Ivy berbinar. Cela untuk kembali ke Indonesia semakin terbuka lebar.

"Itu keluaran paling baru. Kalau tidak suka bilang saja, akan diganti dengan yang kamu inginkan,"

"Ini sudah lebih dari cukup. Aku hanya butuh untuk komunikasi,"

Komunikasi dengan Bella atau siapapun di Indonesia yang dapat menolong keberangkatan ku dan Aiden kembali ke Indonesia (Ivy)

"Terima kasih kopinya, ini enak," Lukas tersenyum sambil mengangkat cangkirnya.

Ivy tertawa kecil merasa lucu melihat tingkah Lukas. Mendapat secangkir kopi seolah-olah mendapat barang berharga.

**

"Saya tidur dengan Aiden saja, nyonya. Kasihan dia sendiri," ujar Maya dengan lembut.

"Tidak apa-apa. Aku akan tidur di sini," kata Ivy.

"Bukannya Nyonya harus tidur dengan Tuan Lukas. Lagipula, Nyonya Christina sudah berpesan agar saya menemani Aiden supaya tidak mengganggu aktivitas malam Nyonya dan Tuan,"

Ivy yang sedang mengunyah camilan bersama Aiden langsung tersedak mendengar perkataan Maya.

"Hmm. Maya, aku kan pergi beberapa hari ke Cebu, aku masih kangen dengan Aiden. Masih banyak hari jika ingin bersama dengan Lukas,"

Jawaban macam apa itu (Ivy).

**

Sementara di lantai dua Lukas terlihat gelisah. Pikirannya bukan pada laptop di depannya. Pikirannya melayang ke Cebu. Tiga hari sekamar dengan Ivy membuat nya terbiasa dengan suasana itu. Dan malam ini dia merindukan suasana itu.

Hatinya ingin minum alkohol di saat pikiran tentang Ivy muncul tapi perkataan Ivy saat akan meninggalkan hotel kembali terngiang. Dia juga sudah menyuruh Damon membuang semua koleksi minuman alkohol mahalnya. Di rumah ini tidak ada minuman alkohol sama sekali.

Lukas mengacak rambutnya. Sepertinya dia ingin minum kopi yang tadi lagi.

Lukas berjalan menuruni tangga. Ruangan pertama yang ditemui saat sudah di bawah adalah kamar yang Ivy dan Aiden tempati. Pintunya masih terbuka dan lampunya masih menyala. Lukas menengok sekilas. Dia melihat Ivy sedang duduk di karpet lantai membelakangi pintu. Maya juga ada di situ. Sepertinya Ivy sedang membacakan buku untuk Aiden yang duduk di pangkuannya.

Tanpa disadari, Lukas tersenyum melihat pemandangan itu.

Lukas melanjutkan langkahnya menuju dapur bersih. Membuat kopi dengan mesin kopi.

Dia menghirup bau kopi yang sudah jadi. Dia menghirup baunya lagi.

Kenapa baunya beda dengan yang Ivy buat. Padahal kopinya sama (Lukas)

Lukas tidak sadar bahwa yang membedakan itu bukan tentang kopi..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!