Kanaya Putri, atau sering disapa Naya itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya Adi. Uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya yang berjumlah 6, itu pun sudah termasuk Naya dan juga Adi. Setiap hari Naya harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut. Jika lauk yang tak sesuai selera, Naya lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Naya sampai frustasi karena sikap pelit suaminya. Suatu hari tak sengaja Naya melihat sang suami sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau- bau perselingkuhan, Naya pun mulai masa bodoh. Dan ketika ia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Naya pun mulai enggan untuk bersikap jujur. la menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.
Lalu disaat Naya hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda ayah mertuanya. Lantas sikap ара
yang akan di ambil Naya nanti?
Yuk ikutin Kisah Naya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAUNYA BERISTRI 2
"jadi maksud kamu, kamu mau cere'in Naya dan nikahin Sinta gitu Di? Kalau gitu sok atuh, ibu restuin 100 persen!" ujar bu Indah dengan senyum mengembang. Sudah sedari dulu bu Indah tak menyukai Naya, apa lagi ditambah Naya yang tidak mau menurut kepadanya, sukanya membantah setiap perkataannya membuat bu Indah merasa semakin benci.
Kalau Adi berniat ganti istri, tentu bu Indah akan dukung 100 persen. Siapa tahu nanti menantu barunya akan bisa ia setir seperti yang ia mau. Bukan seperti Naya si pembangkang itu yang bar barnya tidak ada obat.
Rasa- rasanya, lama- lama bu Indah malah jadi stres jika terus- teruskan bermenantukan Naya.
"eh bukan! Maksud Adi, Adi mau nikah lagi bu, tapi tanpa sepengetahuan Naya. " jelas Adi sebelum ibunya semakin salah paham.
Bu Indah mengeryit,
"maksud kamu... Kamu mau beristri dua gitu Di?"
tanya bu Indah memastikan.
Sontak Adi pun mengangguk- anggukan kepalanya dengan cepat.
"iya, begitu maksud Adi bu. Kan enak punya istri dua, istri tua merajuk tinggal nemuin istri muda. Seperli lagunya abang yang kepalanya plontos itu loh..." seloroh Adi.
Plakk!
Bu Indah menggeplak kepala Adi, wajahnya pun langsung masam seketika.
"huhh! Punya mantu satu saja udah bikin ibu pusing, kamu mau nambahin mantu lagi buat ibu? Mau bikin ibu cepat mati kamu!" sarkas bu Indah mendelik kesal.
"aduuuhh, ibu... Bukan gitu maksud Adi. Sinta baik kok bu, dia gak bar bar seperti Naya. Yakin deh, ibu pasti suka dia. Sinta tuh lemah lembut, sopan juga, ibu udah pernah ketemu sinta juga kan?" seru Adi sembari mengusap kepalanya yang sedikit panas akibat geplakan sang ibu.
Bu Indah nampak berpikir,
"hemm iya sih.. Wajahnya adem gitu... Ibu suka sih" gumam wanita gempal itu.
"nah kan.. Ibu tolong restuin Adi ya?" ucap Adi memohon.
"gak!" tolak Bu Indah
"loh kok enggak sih? Katanya tadi ngakuin kalau Sinta baik." protes Adi.
"huhhh! Kalau kamu nambah istri pasti pengeluaran
kamu semakin bertambah Adi! Dan ibu gak suka ya kamu hambur- hamburin uangmu untuk istri- istrimu itu" ucap bu Indah tak rela jika uang anaknya akan dinikmati istri barunya.
"ibu ini.... Kan Sinta juga bekerja bu, nanti juga bakal ku jatah dibawah Naya. Kan Sinta nantinya tinggal sendiri di kosan. " jelas Adi.
Bu Indah tampak menimbang- nimbang.
"bu, aku mohon... Aku sangat cinta sama Sinta bu..
Aku pengen mengawininya...." rengek Adi
Plakk!
"aduh ibu, kok malah pukul Adi sih!" pekik Adi kesakitan karena kepalanya dipukul lagi, tapi ini lebih keras.
"nikah dulu baru kawin Adi! Gak boleh ya kamu ngezina, bakal ibu potong itu borokok kamu!" omel bu Indah.
"jadi... Ibu restuin Adi nikahin Sinta?" tanya Adi takut-takut.
"hemm.. Ada syaratnya Adi."
"syarat? Syarat apa bu?".tanya Adi penasaran.
"naikin jatah bulanan ibu, jika kamu mau dapat restu ibu, kamu harus kasih ibu 3 juta perbulan." memang mata duitan sih jadi bu Indah memanfaatkan momentum pas begini. Tentu demi kesenangannya sendiri.
Wajah Adi kini yang berubah masam, memang dasar watak pelit mau kesiapapun juga pelit.
"kan ibu sudah kujatah 2 juta, masih kurang?"
"2 juta bukan untuk ibu sendiri Adi, ibu masih harus kasih uang saku untuk adik-adikmu!" sungut bu Indah.
"ck, ya udah deh. 3 juta kan? Oke diel!" tak mau lama-lama lagi Adi pun akhirnya menyetujuinya. Yaaah walaupun harus kehilangan satu juta lagi disetiap bulannya, tak apa sih, asal ia bisa menikahi Sinta dengan restu ibunya.
Lagi pula, gajinya sudah banyak, sebulan bisa mencapai 10 juta kalau dapet bonus. Terlebih Sinta juga bekerja jadi ia pikir Sinta tidak begitu memerlukan uangnya. Uangnya akan ia tabung untuk masa depan nanti.
"Diel!" bu Indah dan Adi sampai berjabatan tangan sebagai kesepakan mereka.
"kalau begitu, rencananya mau ka nikahi kapan si Sinta itu?" tanya bu Indah penasaran
"ya kalau bisa secepatnya bu, toh cuma nikah siri, palingan cuma selamatan aja untuk tetangga dekat yang ada dikosan Sinta.
Bu Indah mengangguk mengerti.
"ya udah, sini kasih ibu uang 5 juta. Ibu akan siapkan segalanya untuk persiapan nikahan kamu. "bu Indah menodong putranya.
"5 juta? Banyak banget bu" Adi tersentak kaget.
"beli cincin kawin emas muda yang 2 gram aja bu, gak sampai sejuta itu..." imbuh Adi.
"lah terus, kamu kesana mau bawa kont*1- kont*l aja selain emas itu? Ada perintilannya juga Adi, jangan bikin malu ibu dihadapan orang tuanya Sinta" sarkas bu Indah tanpa filter.
Adi pun meringis,
"i-iya bu.... Tapi nanti ya, setelah gaji turun"
"lah katanya mau cepat nikah, kon masih tunggu gaji yang turun"
Adi meringis,
"kamu punya banyak tabungan kan? Udah pake aja yang itu dulu... Nanti gajian kamu masukin lagi ke rekening. Sama aja kan" ujar bU Indah
"iya- iya.. Tapi apa harus sebanyak itu bu?" Adi masih eman mengeluarkan uang sebanyak itu. Padahal hanya nika siri saja.
"kamu gak tahu saja sekarang apa-apa mahal Adi, pokoknya ibu mau uang 5 juta, sisanya sebagai uang tutup mulut ibu supaya tidak bocor ke orang lain" kata bu Indah yang memang sudah berniat memalak putranya.
Rencananya nanti, ia akan beli barang-barang untuk seserahan di pasar saja. Lebih murah dan pasti akan sisa banyak nanti uangnya. Sisanya ya akan bu Indah kantongi.
"ah ibu...." keluh Adi.
"mau jadi kawin lagi gak kamu?"
"ya... Jadi lah"
"ya udah, sini uang 5 jutanya" todong bu Indah lagi seraya menengadahkan tangannya tepat diwajah putranya.
Adi pun mendengus,
"iya iya.. Tapi gak sekarang. Lagi mager, besok aja lah. Saat pulang bekerja besok Adi akan mampir ke ATM"
"hemm, oke.. " kata bu Indah kemudian kembali fokus menonton senertron yang sedari tadi malah menontonnya.
"aduh.. Nasib nasib punya ibu mata duitan. Kalau begini mah jebol tabungan aku".batin Adi merutuk.
Hahahaa!
Belum tahu saja Adi kalau isi tabungannya sudah kosong melompong. Palingan cuma tersisa 50 ribu itu pun sebagai saldo utama. Dan itu pun tak bisa ditarik.
Sementara bu Indah terbahak- bahak melihat aksi didalam tv. Mengabaikan keresahan putranya yang merasa telah dirampok oleh ibunya sendiri.
Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi ada seseorang yang menguping pembicaraan keduanya.
" waaaahh, mau sekongkol nyakitin mbak Naya ya.. Gak bisa dibiarin nih. Ibu dan mas Adi sudah terlewat
batas zolimnya. " gumamnya kemudian masuk kedalam kamarnya.
Dikamar ia pun mulai mengirimkan hasil dari rekaman fidionya kepada sang kakak ipar.
Klunting!
Ponsel Naya mendapatkan notif.
"dari siapa Nay?" tanya Nanda. Keduanya memang sedang bertemu diluar.
"dari adek ipar gue nih" sahut Naya.
"Aris atau si Ayu?"
"Aris lah, sejak kapan tuh Ayu kirim kiriman pesan ke aku. Punya nomornya aja tidak" sahut Naya.
" loh loh.. Apa ini?!" pekik Naya tanpa sadar.
