NovelToon NovelToon
Ipar Yang Jahat

Ipar Yang Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ismi Sasmi

Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 KEGUGURAN

Seminggu sudah hubunganku dan Bang Firman merenggang. Meskipun dia masih menyiapkan semua keperluanku, tapi sikapnya tetap dingin. Dia hanya bicara jika menyangkut kehamilanku. Kasarnya dia hanya peduli pada kondisi calon anaknya, bukan padaku.

Selebihnya dia memilih abai dan tak ingin mengemis perhatiannya.

Seperti sore ini, dia memilih bermalam di Rumah Sakit menemani Siska dan Ica. Ica sudah satu hari dirawat di rumah sakit karena sakit muntaber. Aku pun tak ingin protes, karena itu percuma. Dia pasti lebih memilih menemani keponakannya yang notabenenya sudah ada kedua orangtuanya. Dibanding menemaniku yang sendirian di rumah. Tak apa, aku sudah biasa di abaikan. Jadi ini bukan hal yang harus ku tangisi.

Tiba-tiba saja perutku mulas ingin pup, aku pun berjalan perlahan ke toilet. Setelah selesai pun, tiba-tiba saja perutku terasa nyeri. Kaki pun ku seret menuju kamar. Aku pun segera meminum obat dari Bu Bidan. Tapi tidak ada reaksi apa-apa. Malah rasa nyeri semakin parah disertai pendarahan hebat.

Tubuhku gemetar. Keringat dingin mengucur di pelipis. Gagas ku raih ponsel untuk menghubungi Bang Firman. Panggilan tersambung, tapi tak di angkat. Tak patah semangat ku coba menghubungi lagi. Dan ternyata diangkat.

"Kenapa sih kamu ganggu Mulu ? Kan Abang udah bilang mau nungguin Ica. Gak usah manja gitu lah, Dek. Besok pagi juga Abang pulang."

Belum sempat aku memberi tahu keadaanku, Bang Firman sudah memutuskan panggilan. Aku hanya tersenyum miris menertawakan nasibku.

Tiba-tiba terlintas nama Bidan Nisa.

Gegas aku menghubunginya.

Panggilan tersambung dan langsung di angkat.

"Assalamualaikum, Mba Luna" lembut suaranya menyapa pendengaran.

"Waalaikumsalam. Bu, perut saya sakit banget. Saya sudah coba minum obat. Tapi tidak ada reaksi. Malah sekarang saya langsung pendarahan hebat." ucapku dengan suara bergetar.

"Astaghfirullah...terus sekarang gimana kondisi mbak Luna ?" tanya Bu bidan panik.

"Darahnya keluar terus, Bu" ucapku terisak.

"Ya Allah... sekarang Mba Luna kesini biar saya periksa !" titahnya.

"Saya gak bisa kemana-mana, Bu. Suami gak ada dirumah. Saya lagi sendirian."

"Ya udah, biar saya yang kesana." ucap Bu bidan sambil memutuskan panggilan.

"Bu, kunci pintunya ada di bawah pot tanaman yang ada di teras. Ibu masuk aja. Kamar saya yang dekat dapur. Maaf saya gak bisa keluar sambut ibu" ketikku pada pesan yang ku kirim pada Bu Bidan.

Tak lama kemudian terdengar pintu kamarku di ketuk.

"Mbak Luna, ini saya" suara Bidan Nisa.

"Masuk aja, Bu ! Gak dikunci kok" seruku.

pintu pun perlahan di buka. Bergegas Bu bidan menghampiriku yang meringkuk di kasur. Tak segan menyibak rambut yang menutupi wajahku.

"Sakit banget, Bu" aduku sambil menangis.

"Sabar ya, Mbak. Saya periksa detak jantung dedek bayi dulu" ucapnya prihatin.

Aku pun mengangguk mengiyakan.

"Detaknya sangat lemah, Mbak" ucapnya hati-hati.

Aku pun sangat khawatir dengan kandunganku. Dan Bu bidan menyuruhku untuk meminum obat yang tadi dia bawa. Tak lupa dia membantuku duduk. Aku pun segera menenggak obat yang diberikan.

Setelah minum obat, aku langsung muntah dan perutku sakit luar biasa. Aku pun menjerit karena tak tahan dengan sakitnya. Bidan Nisa akhirnya memasukkan obat lewat an*s ku.

Beliau juga langsung cek rahimku. Dan katanya HAMPIR MENUTUP. Aku sangat takut. Dulu juga pernah kejadian seperti ini. Tiap cek rahim beliau selalu bilang MASIH MENUTUP.

Tapi kenapa sekarang jawabannya kali ini membuatku khawatir ?

Setelah perutku agak enakan, Bu bidan pamit pulang. Meskipun terlihat berat meninggalkan aku sendirian, tapi aku meyakinkan baik-baik saja. Aku tak ingin merepotkan Bu bidan. Karena beliau juga punya kesibukan lain.

Aku pun tertidur karena terlalu lelah.

Tepat jam 10 malam aku terbangun karena merasakan ada sesuatu yang keluar dari Miss V ku.

Ketika ku lihat seperti gumpalan darah yang cukup besar. Aku pun memotretnya dan langsung mengirim pada bidan Nisa untuk bertanya ini apa.

Beliau menelpon akan segera ke rumahku. Aku merasakan sungkan sudah mengganggu waktu istirahat beliau. tapi beliau mengatakan tak apa-apa karena sudah kewajibannya. Aku pun sangat berterima kasih.

Begitu tiba, Bu bidan langsung memeriksa gumpalan darah di hadapanku. Dan menatapku sendu.

"Kenapa, Bu"

"Mbak sudah keguguran. Sabar ya Mbak !" ucapnya sambil mengusap lenganku.

Aku pun menangis tergugu.

"Sekarang saya periksa dulu, takutnya masih ada sisa jaringan" ucapnya sembari memakai sarung tangan.

Aku pun membuka lebar kedua kakiku ketika Bu bidan akan memasukkan tangannya ke V*g*n* ku sembari menarik nafas.

"Wah ini masih ada sisa jaringan, mbak" ucap Bu bidan sambil menarik kembali tangannya.

Bu bidan akhirnya menyuruhku untuk minum obat g*s***l untuk meluruhkan sisa jaringan. Setelahnya beliau menginfusku.

Berkali-kali beliau melirik jam di dinding kamarku. Aku tahu keresahan beliau. Dan mempersilahkan beliau untuk pulang.

"Tapi kondisi Mba seperti ini, apa gak apa saya tinggal ?" tanyanya dengan nada ragu.

"Insya Allah gak papa, Bu. Maafkan saya selalu merepotkan Bu bidan di tengah kesibukan ibu yang lain" ucapku sambil menggenggam tangannya.

Bu bidan menghela nafas panjang kemudian berkata....

"Coba telpon suaminya, Mbak. Biar bagaimanapun, dia berhak tau kondisi Mbak. Terutama kehamilan, mbak. Saya kok gak tega ninggalin mba sendiri".

"Nanti saya hubungi, Bu" jawabku.

Tentu saja aku berbohong. Untuk apa lagi menghubungi Bang Firman, jika nanti ujung-ujungnya dia marah karena merasa terganggu. Biar ku telan kepahitan ini sendirian tanpa membaginya.

Setelah memastikan kondisiku, Bu bidan akhirnya pamit dan berjanji besok pagi akan kembali.

***

Malam ini aku hampir tak bisa tidur.

Aku masih belum percaya dan belum bisa menerima dengan apa yang baru saja ku alami. Aku hanya bisa menangis sampai mataku bengkak.

Kenapa harus aku Ya Allah ?

Kenapa kau ambil anakku Ya Allah ?

Kenapa dia hanya sebentar kau titipkan dirahimku Ya Allah ?

Apakah aku tak pantas menjadi seorang ibu hingga kau ambil dia kembali ?

Kenapa, kenapa, dan kenapa.

Berbagai tanya bergelindan di kepala.

Aku pun meraung sambil menjambak rambutku meluapkan emosi.

Setelah puas menangis, aku pun sadar dengan kekhilafan ku.

Lekas aku mengucap istighfar, karena telah berburuk sangka pada Tuhanku.

"Ampuni hamba Ya Allah...

Hamba tak bermaksud menolak takdir-Mu. Hanya hati hamba masih belum bisa mengikhlaskannya.

Beri hamba kekuatan agar bisa menerima semua takdir-Mu Ya Allah.

Yakinkan hatiku Ya Allah bahwa ini memang yang terbaik untukku.

Karena hamba yakin Engkau Maha Tahu mana yang terbaik untuk hamba-Mu" ku tutup doa dengan linangan air mata.

Entah kebahagiaan apa yang menantiku di depan sana, sehingga diberi cobaan begitu hebat.

1
kalea rizuky
q ksih bunga lagi nih biar nulisnya rajin
kalea rizuky
lanjut donk thor bagus lo ceritamu
kalea rizuky
gimana nasib mantan laknat thor
kalea rizuky
firman ttep. goblok biar aja dia jd duda karatan
kalea rizuky
up yg banyak thor q ksih bunga
Lala lala
pernah baca alur yg sama
Fan Compás Chivi Ans
Suka sama gaya penulisnya.
Yajaira Gaona
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Kakashi Hatake
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!