NovelToon NovelToon
AKHIRNYA MENYESAL

AKHIRNYA MENYESAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Pihak Ketiga / Pelakor / Balas Dendam
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Saat kehamilan itu benar-benar terjadi pada Livia, dia bermaksud memberikan kejutan dengan datang ke kantor suaminya untuk mengabarkan kabar bahagia tersebut.

Tapi apa yang dia dapatkan, sangatlah mengguncang perasaannya.

Ternyata di ruangannya, Alex tengah bersama seorang wanita berparas lembut, dengan gadis kecil yang duduk di pangkuannya.

Bukannya merasa bersalah, setelah kejadian itu Alex malah memberi pernyataan, "kita berpisah saja!" Betapa hancur hati Livia. Dia tak menyangka, Alex yang begitu

mencintainya, dengan mudah mengatakan kata-kata perpisahan. Lalu apa jadinya jika suatu hari Alex mengetahui kalau dia sudah menelantarkan darah dagingnya sendiri dan malah memberikan kasih sayangnya pada anak yang tidak ada hubungan darah dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HARAPAN

Keesokan paginya, Livia masih bergelut dengan serangan mual, muntah, dan pusing. Tak ada yang dia inginkan selain merebahkan kembali tubuhnya di ranjang. Ingin turun ke dapur untuk mengambil minum pun rasanya tidak sanggup.

"Nak, Mami boleh ambil minum dulu? Tolong berhenti sebentar mualnya, ya?" bisik Livia, tangannya mengelus lembut perutnya seakan tengah mengelus bayinya.

Livia mau tak mau membangunkan dirinya. Lalu membuka pintu dan berharap Alex sudah berangkat ke kantor.

Tapi suaminya kini tengah menikmati kopi sambil membuka laptop. Kepalanya terangkat saat melihat Livia turun.

Livia menunduk. Dia tak ingin Alex melihatnya dengan wajah pucat.

Tiba di bawah, keduanya seperti orang asing, tak saling sapa. Tapi Alex sempat melihat Livia agak sedikit limbung jalannya.

Livia langsung mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih, berbarengan dengan Alex yang me-lockdown laptopnya. Dan tanpa sengaja Livia melihat wallpaper yang dipasang Alex di laptopnya adalah foto anak kecil itu, Keysa. Hati Livia kembali sakit. Dia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat untuk menahan perasaannya.

"Liv, kamu nggak ke kantor?"

Livia hanya menggeleng, lalu kembali berjalan setengah terseok menuju tangga. Alex yang melihat itu ingin membantu. Tapi cepat-cepat Livia menepis tangannya.

"I'm okay!" katanya tegas. Alex pun melepaskan kembali pegangannya.

"Kalau kamu sakit, pergilah ke dokter. Jangan menyepelekan penyakit!"

Tak ada jawaban dari Livia. Wanita itu terus berjalan.

Dia hanya ingin cepat-cepat sampai di kamarnya dan kembali rebahan.

"Kamu gak sarapan dulu?" teriak Alex saat Livia sudah akan menaikkan kakinya di tangga pertama. Livia hanya menggeleng dan meneruskan langkah.

"Dasar keras kepala," gumam Alex. Lalu pergi dengan membawa laptopnya. Memasukkan benda itu ke dalam tas kerjanya.

Sementara Livia sudah tiba di dalam kamarnya.

Sejenak dia menelepon kantornya dan mengatakan kalau dia akan datang terlambat. Lalu kembali merebahkan dirinya di ranjang.

Sebenarnya Sean sudah memberi dispensasi kalau tiba-tiba Livia sakit atau mengalami morning sickness. Menurut yang dia baca, hal itu memang sering terjadi pada ibu yang sedang hamil muda.

Livia terbangun saat jam menunjukkan hampir

Setengah sembilan. Dia pun segera bangun, mandi dan bersiap ke kantor.

Saat tiba di dapur, dia melihat roti panggang di atas meja makan. Pasti itu bikinan Alex untuk dirinya. Tapi nafsu makan Livia sudah hancur, tak ada selera sedikit pun. Akhirnya dia berangkat ke kantor tanpa menyentuhnya sedikit pun.

Syaira duduk di kursi depan kelasnya yang baru saja bubar. Wajahnya terlihat kesal dan hampir menangis. Ishana yang melihat itu, langsung mendekat dan duduk di sisi gadis kecil itu.

"Syaira... belum dijemput?" Anak itu menggeleng.

"Sebentar, Ibu telepon Mama kamu, ya..."

Syaira mengangguk, "Terima kasih," ucapnya. Ishana tersenyum lembut sambil mengelus kepala Syaira. Lalu menelepon Aurelie untuk mengabarkan kalau kelas Syaira sudah bubar.

Tapi belum juga teleponnya tersambung, sebuah mobil yang sangat dikenalnya masuk dan berhenti tepat di halaman TK.

"Nah, itu Mamanya sudah datang," tunjuk Ishana. Berbarengan dengan seorang wanita yang tengah hamil besar keluar dari mobil itu.

"Mama..." teriak Syaira sambil berlari kecil menghampiri ibunya.

Aurelie tersenyum dan merentangkan tangannya menyambut sang putri.

Gadis kecil itu memeluk pinggang ibunya sambil menengadahkan wajah.

"Mama lama sekali jemput aku?"

"Maaf, Sayang, tadi Mama ada urusan sebentar. Kan Sya ditemenin Bu Ishana."

Ishana menghampiri mereka sambil tersenyum ramah.

"Bu Ishana... terima kasih sudah menemani Sya."

"Iya, sama-sama. Kelasnya belum lama bubar, kok."

"Ma, aku mau makan di mal. Tapi ajak Bu Ish dan Adek Key juga." Aurelie terdiam sejenak. Tapi kemudian mengangguk.

"Boleh, mau berangkat sekarang?"

"Yuk, Bu Ish! Kita jemput Adek Key dulu."

Sejenak Ishana menatap Aurelie merasa tidak enak karena Syaira dan Aurelie sering mengajaknya ke mal, mentraktir dirinya dan juga Keysha.

"Ayo, Bu!"

"Tapi Mbak Aurel, saya..."

"Ayolah, Bu, ini permintaan Syaira, lho," ajak Aurelie setengah memaksa. Akhirnya Ishana pun tak bisa menolak.

Setelah menjemput Keysha di rumahnya, mereka pun melaju ke salah satu mal.

Tiba di food court, suasana lumayan rame. Mungkin karena hampir jam makan siang, banyak pengunjung yang datang.

Mereka pun memesan makanan yang dimau. Tak lama kemudian, pesanan pun segera diantarkan ke meja mereka.

"Aku, Om Alex, Bu Ishana, dan Adek Key pernah makan di sini, Ma," kata Syaira polos. Tentu saja Aurelie merasa surprise. Bahkan nggak menyangka sama sekali.

"Sama Tante Livia juga?"

Anak itu menggeleng.

"Jadi, kalian cuma berempat?"

Entah kenapa Aurelie malah tersenyum.

"Bagus lah..." pikirnya. Dia memang tidak menyukai Livia dari awal pernikahan kakaknya. Dia merasa Livia terlalu dominan dan Alex terlalu tunduk pada istrinya itu.

"Itu tidak sengaja kok," kata Ishana, merasa tidak

enak.

"Nggak apa-apa, nggak usah merasa bersalah. Aku malah senang dengernya. Berarti Bang Alex sekarang ada nemenin kalau makan," ucap Aurelie santai.

"Loh, memangnya istri Mas Alex tak pernah nemenin?" pancing Ishana kepo. Aurelie mencebikkan bibirnya.

"Dia itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mana ada waktu untuk sekadar nemenin kakakku makan. Aku terkadang kasihan juga sama Bang Alex. Tapi salah sendiri, dia yang ngotot pingin nikahin wanita itu.

Padahal tak jelas bibit, bebet, dan bobotnya."

Ishana menyimak. Dia semakin penasaran dengan kondisi rumah tangga Alex.

"Maksudnya tidak jelas bibit, bebet, bobot, gimana?

Kan saat melamar, sudah jelas orang tuanya?"

Aurelie langsung menggoyang-goyangkan

telunjuknya sambil menggeleng.

"Dia yatim piatu dan dia dibesarkan di panti asuhan.

Jadi tak jelas siapa orang tuanya."

"Oh..." Ishana ternganga, tapi cepat-cepat menutup mulutnya dengan menggunakan jemari tangannya.

"Malah saat Bang Alex minta anak, dia selalu bilang, sabar... sabar... padahal Bang Alex udah kepengen banget punya anak. Begitu juga Mama, Papa dan aku. Bang Alex anak lelaki satu-satunya. Dan keturunan Bang Alex akan membawa nama belakang keluarga kami. Tapi Livia yang sok sibuk itu nggak bisa kasih anak. Entahlah, mungkin dia mandul atau kenapa, aku nggak ngerti," pungkas Aurelie mengakhiri cerita singkatnya.

Ada getaran di hati Ishana. Bayangan Alex bermain di benaknya. Wajahnya yang tampan, baik dan sangat perhatian pada Keysha. Tentu saja, karena ternyata lelaki itu sangat mendambakan memiliki anak.

"Mbak Aurel, maaf, saya juga pernah bertemu dengan Mbak Livia beberapa kali."

"Oh ya, di mana?" tanya Aurelie antusias.

"Pertama, saat di kantornya Mas Alex. Tapi saya tidak sengaja datang ke sana. Waktu itu Mas Alex ingin mengajak Keysha jalan-jalan. Terus kami mampir dulu ke kantornya dulu. Saat tiba di kantor, Keysha merengek minta makan, katanya lapar. Akhirnya, karena masih ada yang harus diurus sama Mas Alex di kantor, kami pesan GoFood. Saat kami sedang makan itulah, Mbak Livia datang. Jujur, saya merasa tidak enak," tutur Ishana dengan suara yang lemah lembut. Dia memperlihatkan wajah penyesalan.

"Terus, dia marah nggak?"

Ishana mengangguk. "Malah menuduh saya yang tidak-tidak."

"Udah cuekin aja. Toh mereka akan bercerai."

"A-apa? Benarkah? Apa itu karena saya?" tanya Ishana dengan nada penuh penyesalan.

"Tentu saja bukan! Mereka memang sudah ada masalah sebelumnya. Yah, begitulah kalau menikah tanpa restu orang tua," jawab Aurelie enteng.

Ishana terdiam tapi pikirannya berkecamuk. Ada harapan baru di hatinya. Seandainya Alex benar-benar bercerai dan menjadi ayahnya Keysha.

1
Jumiah
sean suami yg bjak ,livia istri mengerti
kewajiban x mendampingi suami ..
semoga selalu rukun ,saling melengkapi
kekurangan masing 2 ...
Hasri Ani: aamiin.. karna katanya setelah mendapatkan yg buruk pasti akan dapat yg terbaik..
total 2 replies
Ayudya
makanya. jangan main api nath kalau ga mau kebakar hancur kan reputasi mu😄😄😄😄
Hasri Ani: terlalu berat cemburunya nya 🤭🤭🤭
total 1 replies
kaylla salsabella
itu si dedek lebih bagus klu di panggil axel
Ayudya
ayolah buat nathali jerah dan ga nganggu keluarga kecil mu lagi
Mundri Astuti
ga bisa dibiarin ni mah Sean ...kudu dibikin kapok
Ayudya
nat niat iri dan akan menghancurkan mu
Dila Dilabeladila
sukurin dan lo akan lebih menyesal pafa saat tau klu itu anak lo.behhhhhhhh
Hasri Ani: sabar saaaay sabaaar🤣🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
maem tu sesal lex🤣🤣🤣🤣🤣
Hasri Ani: 🤣🤣penyesalan emang sllu belakng say.. klw di awal itu pendaftaran nmnya🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
lah siapa lagi tu yg teriak teriak kayak tarzan
Ejan Din
punya niat jd pelakor
Ayudya
seru dan menarik
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
dih lu yg mandul
kalea rizuky
hahahaah mampus lu lek istri lu g ada rahim
kalea rizuky
woy Sean putusin dlu lampir serakah jg lu mau dketin Livia kok masih punya pcr mana mau livia
kalea rizuky
dih siapa loe lek ngatur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!