Apa jadinya jika jiwa seorang wanita terpidana mati,berpindah ke tubuh seorang wanita lemah dari jaman kuno?
Kanina, seorang terpidana mati yang hidup kembali di tubuh wanita lemah dari jaman kuno.
Dengan ruang di tangan,Dia perlahan menahlukkan dunia yang patriaki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24.Janji Ibu
Rehan tidak mengucapkan apapun lagi.Dia segera melangkah pergi.
Namun di dalam hati,dia bertekad tidak akan membiarkan Kanina lepas dari genggaman nya,tidak sekarang,tidak besok,dan tidak selama nya.
♧♧♧♧♧♧
Kanina kembali masuk kedalam rumah,begitu dia menutup pintu, ketiga anak itu sudah menunggu nya dengan penuh kecemasan.
"Bu,apakah mereka menyakiti Ibu?"
Si kecil Lue segera melangkah mendekati Kanina dan meraih tangan nya yang kemudian di genggam erat.
Kanina dapat merasakan jika bocah kecil ini tengah ketakutan.
"Tidak! Ibu kan hebat,bagaimana bisa mereka menyakiti Ibu? Yang ada Ibu lah menyakiti mereka.Ibu membalas dendam untuk Lue."
Suara Kanina terdengar riang sehingga membuat gadis kecil itu tenang.
Huf
Lue mendesah kecil.Tampak seperti seorang gadis dewasa kecil.
Kanina terkekeh geli melihat nya.
"Baiklah karna ini sudah malam,waktu nya bagi kita untuk tidur.Besok Ibu akan membuat makanan spesial, dan siapa yang paling cepat bangun,dia akan mendapatkan makanan yang paling banyak."
Mata anak-anak segera berbinar cerah.Meskipun baru saja mereka dipenuhi ketegangan dan ketakutan,namun ketika di hadap kan dengan makanan enak,anak-anak masih lah tetap anak-anak.
"Bu,aku akan pergi tidur terlebih dahulu."
Lue segera naik keatas tempat tidur.
Tetapi Amara dan Nanda tidak bergerak dari posisi nya.
"Apakah ada yang ingin kalian ucapkan?"
Tanya Kanina dengan alis berkerut.
Amara segera menundukan kepala nya.Kedua tangan nya saling meremas dengan resah.
Dan Kanina menyadari akan hal itu.
"Amara...!"
Panggilnya dengan nada lembut.
"Ada yang ingin kau tanyakan nak?"
Amara mengangkat wajah nya dan kembali menatap Kanina.Mata besar nya yang cerah tampak gemetar kecil,yang menjadi penanda bahwa gadis kecil berusia sembilan tahun tersebut tengah berperang batin.
"Bu,jika Ayah dan Ibu bercerai,dengan siapa kami akan tinggal?"
Bukan Amara,pertanyaan itu datang dari Nanda.
Suara nya cukup pelan sehingga Lue yang masih sibuk dengan mimpi makanan enak nya,tidak mendengar pembicaraan mereka.
Mata Kanina tampak melebar ketika mendengar pertanyaan tidak terduga dari putra nya ini.
Berapa usia Nanda?
Dia masih lah bocah berusia delapan tahun.Bagaimana mungkin bocah dengan usia ini sudah memikirkan hal sejauh itu?
"Apakah kami akan tinggal bersama Ayah?"
Lagi.
Nanda kembali bertanya sebab Kanina belum memberikan jawaban atas pertanyaan nya.
Amara langsung mencengkram jemari Kanina,mata besar nya langsung berkaca-kaca.
Dan saat itu Kanina sadar jika hal ini juga lah yang ingin ditanyakan oleh Amara.
"Kenapa bertanya seperti itu nak?"
Kanina ingin mengetahui tanggapan dari kedua anak ini,karna bagaimana pun tekad Kanina untuk bercerai dari Rehan sudah bulat.
"Aku sering melihat Burhan menangis sendirian,perut dan punggung nya sering membiru dan bengkak.Ketika aku bertanya,dia hanya menggelengkan kepala saja."
"Jadi aku dan kakak pernah mengikuti nya dari kejauhan,ternyata Burhan sering dipukuli oleh Ibu tirinya.Dan setelah dipukul,Burhan dilarang mengadu kepada siapapun,jika tidak Burhan akan dibuang kedalam hutan."
Nyesss
Kanina akhirnya mengerti semua nya.
"Kalian takut jika Ayah dan Ibu bercerai,kalian akan tinggal bersama Ayah dan akan mengalami hal yang sama seperti Burhan?"
Kanina meraih kedua anak itu kedalam pelukan nya.
Kedua nya mengangguk serentak.
"Tidak.Kalian akan tinggal bersama Ibu,kalian tidak akan tinggal bersama Ayah dan Nenek kalian.Kalian bertiga adalah anak Ibu,bagaimana mungkin Ibu mengizinkan siapa pun memukul anak-anak Ibu?"
Kanina segera menghibur kedua anak yang sedang dilanda kecemasan tersebut.
"Aku tidak ingin pergi ke rumah Nenek lagi Bu.Aku tidak mau lagi dipukul disana.Saat Andi dan Shinta liburan dari sekolah mereka,mereka juga akan memukuli kami.Aku benci rumah Nenek Bu."
Ini adalah kalimat paling panjang milik Amara.
Tubuh kecil nya ikut gemetar saat dia mengucapkan kata 'benci' .Kanina semakin mengeratkan pelukan nya,tangan nya menepuk pelan kepala Amara.
"Tenang saja, Ibu berjanji kalian tidak akan lagi mengalami hal-hal menyakitkan itu.Ibu akan mencari uang yang banyak agar kalian tidak kekurangan apapun lagi.Ibu janji."
Cup
Cup
Kanina mencium kening kedua nya.
"Aku sayang Ibu."
Cup
Nanda membalas ciuman Kanina di pipinya,namun setelah itu wajah kecil nya memerah bak kepiting rebus.
Ha ha ha ha
Suasana yang tadinya penuh kesedihan kini berubah menjadi tawa bahagia.
"Oh ! Ada yang malu setelah mencium Ibunya sendiri."
Ledekan dari sang Ibu semakin membuat Nanda malu.
Dia langsung berlari menuju ketempat tidur dan menyusul Lue yang sudah jatuh kealam mimpi.
Air liur nya bahkan menetes membasahi bantal nya.
"Kau tidak tidur nak?"
Melihat Amara masih berdiam diri di tempat nya,Kanina mau tidak mau bertanya juga.
"Apakah Kakek tidak akan menggangu kita lagi jika kita tinggal disini tanpa Ayah,Bu?"
Lirih Amara.
Pertanyaan tidak terduga Amara membuat Kanina terkejut.
"Apa maksud mu nak?"
"Bukankah Kakek pernah memeluk Ibu saat Ayah tidak ada dirumah? Kakek bahkan mengancam Ibu jika Ibu berani menolak.Waktu itu aku bersembunyi diluar dan aku melihatnya."
Nginggg
Rasa ngilu dan sakit mendadak menyerang kepala Kanina.Tampak kilasan masa lalu muncul kembali.Mungkin ini adalah ingatan yang paling tidak ingin diingat oleh Kanina,sehingga memori otak nya berusaha memendam ingatan tersebut.
Jika saja Amara tidak mengungkitnya,mungkin Kanina yang sekarang tidak akan mengetahui jika hal seperti itu terjadi.
"Tadi aku juga memperhatikan jika tatapan mata Kakek ke arah Ibu, sama seperti tatapan nya waktu itu."
Amara mengakhiri ucapan nya.
Jika ingatan itu benar,maka apa yang diucapkan oleh Amara memang benar adanya.
Pada waktu itu Kanina baru saja selesai mengganti pakaian nya dan Ayah mertuanya muncul mendadak di dalam rumah mereka.
Lalu tanpa aba-aba Ayah mertuanya itu memeluk tubuh Kanina dengan erat,sangat erat sehingga Kanina merasa sesak.
Saat Kanina melawan dia ditampar dan diancam oleh Ayah mertuanya.
"Bu."
Panggilan lembut dari Amara menyadarkan Kanina dari renungan nya.
'Penghinaan ini,tunggu saja.'
"Apakah ada orang lain yang mengetahui hal ini selain dirimu?"
Kanina harus memastikan tidaka ada yang mengetahui nya,karna bagaimana pun ini adalah jaman yang masih terbelakang.
Pemikiran orang-orang masih sangat kolot.Jika sampai ada yang mengetahui hal memalukan ini,Kanina yakin,bukan hanya dirinya sendiri.Bahkan anak-anak nya akan kena imbasnya.
"Tidak ada Bu.Hanya aku,bahkan Nanda sekalipun tidak pernah tau hal ini."
Jawaban dari Amara membuat Kanina bernafas lega.
"Terimakasih nak,kau telah menjaga dan melindungi Ibu.Dan Ibu minta rahasia ini cukup kita berdua yang tau,oke."
double up y thor