perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
utusan Kerajaan Matahari
Arya menginap semalam di desa itu , pagi harinya baru ia berangkat melanjutkan perjalanannya ,
" Pak Nardi, kakek saya pamit dulu" saya akan melanjutkan. Perjalanan saya" Arya berpamitan pada pak Nardi dan si kakek.
" Hati hati di jalan, bila lewat dekat desa kami mampirlah, pintu desa ini selalu terbuka untukmu" ucap pak Nardi.
" Terima kasih pak, saya pamit" sahut Arya sambil melangkah pergi .
" Pemuda yang baik tetapi seperti menanggung beban yang berat" gumam si kakek saat Arya sudah pergi
" Maksud paman,?" Tanya Pak Nardi heran
" Matanya seperti menanggung beban dan kebingungan " sahut si kakek.
" Yah semoga saja ia bisa menyelesaikan masalahnya " ucap pak Nardi, di dalam hati ia berdoa agar Arya mampu mengatasi segala kesulitan.
♣️♣️♣️♣️♣️♣️♣️
Di Perguruan Golok Merah, semua pesilat yang di sewa oleh pihak Kerajaan Matahari berkumpul .
" Branjang, aku meminta pertanggung jawaban dari perbuatan saudara seperguruan mu!" Terima kakek Wiguna yang ternyata sudah sampai di sana, di belakangnya beberapa pendekar berperang juga mengawalnya , mereka pendekar yang di sewa oleh Kerajaan Matahari, kini telah berkumpul semua nya di perguruan Golok Merah.
" Ki Wiguna, kalian salah jika mengira Naga Beracun adalah orangku!, anak muridku pun banyak yang menjadi korbannya " ucap Ki Branjang ,
" Jangan kau sembunyikan saudara seperguruan mu!, mana dia!" Seorang pendekar berbaju biru membentak marah.
" Aku sudah bilang ia bukan orangku!" Bentak Ki Branjang marah.
" Itu hanya alasanmu saja!" Teriak pendekar berbaju biru .
" Aku sudah bilang , ia bukan orangku, mau percaya atau tidak itu bukan urusanku, apa kalian pikir aku takut dengan kalian !" Bentak Ki Branjang yang marah karena di kira pembohong .
" Tunggu ayah!" Dari dalam ruang perguruan Luwi keluar .
" Ada apa Luwi,!?" Tanya Ki Branjang , ia sedikit kesal karena kedatangan para pendekar dari kerajaan Matahari yang mencarinya karena di kira orangnya yang membunuh pangeran Amba .
" Jika aku bisa menunjukan orang orang kami yang tewas karena racun merah apa kalian percaya!" Seru Luwi pada rombongan kakek Wiguna.
" Apa buktinya jika itu orang kalian!" Balas pendekar berbaju biru.
" Mereka memakai seragam perguruan kami dan mati dengan tubuh memerah " jawab Luwi .
" Baik buktikan , kamu akan meminta maaf jika memang begitu!" Seru kakek Wiguna.
" Mari ikuti aku" ucap Luwi ,ia mengajak murid yang kemarin menjadi saksi , karena hanya dia yang tahu di mana naga Beracun menghabisi murid murid Golok Merah.
Mereka berjalan ke hutan di mana Naga beracun beraksi.
" Kalian gali di sini!" Ucap Luwi menunjuk tanah yang masih terlihat seperti urukan baru saat sampai di hutan itu.
Craaak
Craaak
Para murid Golok Merah dengan hati hati menggali, merak memakai masker karena mayat mayat itu pasti sudah membusuk sebagian.
" Hoek"
" Hoeek "
Para pendekar yang hadir langsung muntah muntah saat galian itu membuka satu mayat yang sudah membusuk , tubuh mayat itu mengembung berwarna merah hingga seragam perguruan Golok Merah terlihat jelas.
" Tutup kembali, kami percaya !" Seru Ki Wiguna , setelah melihat mayat itu.
Para murid Golok merah dengan cepat menguruk kuburan itu lagi, Ki Branjang mengajak mereka ke perguruan kembali.
" Ki Branjang, kami minta maaf , karena asal menuduh" ucap Ki Wiguna saat ia di jamu di perguruan Golok merah.
" Ya aku juga memaklumi ,jika kalian menuduh seperti itu, karena pukulan racun merah memang hanya aku yang memiliki" jawab Ki Branjang.
" Apa Ki Branjang tahu siapa orang yang menguasai ilmu itu," tanya Ki Wiguna .
Ki Branjang berpikir sejenak , lalu menggelengkan kepala.
" Aku juga tak tahu, karena aku mempelajari ilmu itu dari sebuah kitab yang kutemukan di salah satu goa di puncak larangan saat muda dulu" jawab Ki Branjang ,
" Susah juga kalau begitu, oh iya ada pesan dari raja Karta ,bila kalian bisa mengumpulkan dan memberitahukan tentang kerajaan Bintang, raja akan memberimu hadiah yang layak" ucap pendekar baju biru tadi.
" Bisa saja aku mengumpulkan dan memberitahukan tentang kerajaan Bintang, tapi apa yang akan di beri oleh kerajaan Matahari.?" Tanya Ki Branjang santai.
" Bawa kemari peti itu " ucap pendekar itu pada dua orang yang ikut dengannya ,dua orang itu mengangguk dan keluar menuju tempat peristirahatan yang yang di sediakan .
Tak lama kedua orang itu datang di tangan mereka terdapat sebuah peti kayu yang lumayan besar.
" Buka!" Perintah pendekar itu
Saat di buka Ki Branjang dan orang yang ada di sana terbelalak , di dalam peti itu koin emas dan permata dalam jumlah besar
" Ini hanya untuk perkenalan saja Ki Branjang, jika nantinya info yang di berikan sangat berharga maka akan ada hadiah yang lebih besar" ucap pendekar itu .
" Tunggu dulu, siapa kamu sebenarnya !?" Seru Ki Branjang curiga dan penasaran
" Aku panglima Paksi, dari kerajaan Merah Ki " ucap pendekar itu. Ia mengeluarkan satu plakat dari emas dengan gambar simbol matahari .
" Bagaimana dengan kami!" Tanya pendekar lain yang iri melihat Ki Branjang akan di beri hadiah sebagai tanda akan mengirimkan informasi pada kerajaan merah.
" Tenang saja, semua dapat , dan ingat sertakan nama kalian jika memberi informasi, nanti orang kami akan mengantarkan Hadiahnya, tentu saja ada tanda khusus pada mereka " ucap Panglima Paksi, ia mengeluarkan beberapa burung merpati ,
" Agar aman, kalian gunakan burung ini memberi kabar, untuk sementara, aku akan menaruh lima merpati di perguruan Golok Merah, dan ini untuk kalian" ucap panglima Paksi mengeluarkan beberapa kantung yang berisi koin emas dan permata, walau tak sebanyak dengan yang di berikan pada Ki Branjang mereka sudah cukup senang, hanya perkenalan saja mereka sudah di beri hadiah bagaimana jika mereka memberi informasi yang penting pastinya akan mendapat hadiah yang lebih besar.
Perguruan Golok Merah mengadakan pesta ,arak dan tuak ia datangkan untuk menyambut para tamu mereka , mereka juga memanggil beberapa wanita malam untuk menemani para tamunya .
Mereka berpesta hingga pagi hari dan tak menyadari , di rimbunnya pohon, dua orang sedang mengawasi, mereka
" Ki Sapu Jagad, siapa orang orang itu?" Tanya seorang yang agak lebih muda
" Entahlah, tetapi mereka jelas mendukung perguruan Golok merah ini Ki Bayu " sahut Ki Sapu jagad , dengan menghela napas
" Bagaimana kita juga mengumpulkan para pendekar lagi Ki?" Saran Ki Bayu,
" Jangan dulu ,kita lihat para pendekar sedang kehilangan kepercayaan karena Rendra yang salah memilih Luwi sebagai murid dan ternyata anak Ki Branjang sendiri " sahut Ki Sapu jagad .
" Kalau begitu aku akan mencoba berlatih lagi, semoga saja di peninggalan guru ada sesuatu yang berharga dan bisa ku pelajari " ucap Ki Bayu menghela napas panjang, gurunya meninggalkan satu kamar yang tak pernah ia masuki, karena sang guru pernah berkata jika kau dalam kebingungan maka ia baru di perbolehkan masuk.
" Kalau begitu mari kita pergi dari sini" ucap Ki Sapu jagad.
" Baik mari, sebelum mereka menyadari keberadaan kita " sahut Ki Bayu .
Dengan ilmu meringankan tubuh mereka melesat pergi