Cinta yang tak mendapatkan restu orang tua memanglah sulit, namun Ralina sari dan bagus cahyadi tak putus asa
meski telah dilarang menjalin hubungan namun nyatanya keduanya masih saling bersama dan berjuang untuk mendapatkan restu itu
keduanya telah menjalin hubungan sejak duduk dibangku SMA, Bagus yang merupakan kakak kelas Ralina. Bagus menyukai gadis itu sejak pertama kali melihatnya ketika ralina menjadi siswa baru
sampai saat ini keduanya telah menjalin hubungan selama lima tahun lamanya dan masih berharap hubungannya akan melangkah ke jenjang yang lebih serius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenang-Kenangan
setelah mendengar hasil tes calon menantunya, bu salsa menjadi sedikit kesal padahal lily hanya diminta untuk kuliah bukan bekerja. Bu salsa marah pada bagus yang tak bisa mencari calon istri yang setara dengannya tentu saja cantik tapi itu tak cukup
Karena keluarga bagus yang merupakan orang terpandang, tentu saja akan sering muncul diberita dan itu yang membuat bu salsa ingin memiliki menantu yang pintar juga pantas bersanding dengan anaknya
Sebagai orang tua bu salsa ingin yang terbaik untuk anaknya, tapi belakangan ini sudah menurunkan ego untuk mau menerima lily sebagai calon menantunya dengan syarat yang mudah
Lily diminta untuk membujuk calon mertuanya oleh bagus, dan lily lakukan demi kelangsungan pernikahannya. Tapi sayangnya bu salsa masih kesal dan tak mau bertemu lily meski beberapa kali datang ke rumah
"woy jalan minggir udah kayak yang punya jalan aja lo!" ucap salah satu pengendara motor yang melintasi jalan dan hampir menabrak lily yang naik motor sambil melamun
"maaf, maaf pak!" lily tersadar lalu meminggirkan motornya sebentar. Terlalu banyak pikiran membuat lily sampai tak sadar sedang berada di motor
Tak lama kemudian lily teringat jika hari ini, hari terakhir mahasiswa magang disini dan akan berpamitan
lily segera melajukan motornya menuju kost an levi, lily ingin berterima kasih meski gagal masuk universitas tapi banyak ilmu yang lily dapatkan termasuk les renang gratis
motor tiba didepan kamar kost levi tapi sudah nampak sepi "permisi pak" lily menyapa seorang pria yang sepertinya baru selesai membersihkan kamar bekas levi tinggal
"iya neng ada apa? Mau cari kost an?"
"ah, engga pak saya mau tanya yang tinggal disini kemana ya?" lily berharap levi masih belum pergi
"aduh neng baru saja orangnya pergi, neng siapa?"
"saya temannya pak, saya lily"
"oh neng lily sebentar ada titipan. Tunggu ya neng" pemilik kost an berjalan ke belakang dan kembali dengan membawa kotak kecil
"ini ada titipan dari mas levi, katanya kalau ada wanita cantik bernama lily suruh kasihkan"
"ah bapak bisa aja nambahinnya, saya terima ya pak" lily mengambil kotak kecil ditangan pemilik kost
"saya mah bilang sesuai dengan amanat neng, kalau gitu saya permisi ya neng"
"iya pak, makasih ya pak" lily segera membuka kotak ditangganya
"semoga belajarnya makin menyenangkan, maaf ngga sempet pamit, Jangan rindu, calon istri orang"
Pesan yang levi tulis didalam kotak yang berisi sebuah pulpen yang terlihat mewah dan mahal
Lily tersenyum dengan tulisan levi. "Aku pasti akan rindu, eh maksudnya sebagai teman"
Lily meralat ucapannya, lily berjanji akan giat lagi belajarnya dan juga menggunakan pulpen dari levi untuk hal-hal penting saja nantinya
"terima kasih teman" lily memasukan pulpen ke dalam tasnya
Dan melajukan motornya ke rumah, setidaknya lelah karena merayu calon mertuanya hilang seketika karena hadiah dari teman yang entah akan bisa bertemu lagi atau tidak. Tak tahu dimana rumah levi juga lily berharap tak perlu bertemu lagi setelah menikah dengan bagus nanti
Ada rasa keraguan dan gelisah saat ini tapi tak tahu itu apa
"assalamualaikum" lily tiba di rumah
"walaikumsalam"
"sayang kamu disini?" lily kaget ada bagus dirumahnya "ada apa?"
"mama bilang kamu tadi langsung pulang begitu aja jadi mama minta aku buat mastiin kamu sampai rumah atau belum" bagus khawatir karena mamanya bilang sempat melihat lily menangis
"kamu baik-baik saja kan?" bagus melihat lily
"ba-baik aja sayang, aku ngga apa-apa" lily senang bu salsa tetap perhatian padanya meski masih kesal
