Menikah?
Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.
"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.
"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"
Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?
Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.
Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ajakan Main ke Rumah
Tidak terasa hubungan Tama dan Embun sudah menginjak seminggu. Dan sampai saat ini Embun belum pernah sekali pun menginjakkan kakinya di rumah keluarga Daneswara. Padahal biasanya setidaknya seminggu sekali dia akan main kesana bersama Amara. Dan entah kenapa disaat kini statusnya bukan hanya sahabat Amara, Embun merasa malu untuk datang kesana. Padahal Embun tau betul kalau orang tua Tama dan Amara sudah setuju dengan hubungan mereka. Tapi---
"Ayo lah Mbun, lagian udah seminggu lebih loh kamu enggak main ke rumah. Bunda udah kangen banget tau sama kamu," ujar Amara.
Saat ini Amara sedang membujuk Embun agar mau ikut pulang ke rumahnya.
"Lagian kan hari ini kamu kerjanya libur. Besok juga kita enggak ada kelas. Nginep di rumah lah, kita drakoran sampai pagi," ujar Amara seraya menunjukkan wajah memelasnya.
"Iya sih, tapi--- duhh gimana cara ngomongnya ya?" Embun bingung sendiri bagaimana caranya mengatakan penyebab dirinya untuk saat ini enggan main ke rumah Amara dulu.
"Kenapa? kamu malu sama Bunda?" tanya Amara.
Mendengar ucapan Amara, Embun langsung menganggukkan kepala.
"Ya ampun, Mbun. Buat apa malu? kan aku udah bilang kalau Bunda sama Papa tuh setuju banget sama hubungan kamu dan Bang Tama. Jadi kamu enggak perlu malu atau sungkan kaya gini. Bersikap kaya biasanya aja loh," ujar Amara, "Emang Bang Tama enggak pernah bilang soal gimana respon Bunda sama Papa mengenai hubungan kalian?"
"Pernah kok, Bang Tama udah pernah kasih tau aku," jawab Embun, "Dan sejujurnya sejak hari pertama kita pacaran, Bang Tama udah pernah ajak aku nikah."
Mendengar ucapan Embun, kedua mata Amara tampak berbinar.
"Beneran? terus gimana? kamu mau kan?" tanya Amara penuh semangat.
Embun menggelengkan kepala.
"Bukannya enggak mau sih. Cuma kalau nikah dalam waktu dekat ini, aku belum bisa Ra. Kamu kan tau sendiri, aku masih kuliah. Dan--- setelah kuliah juga aku masih pengen kerja," jawab Embun.
Binar semangat dimata Amara mendadak redup.
"Yahh, kenapa gitu? padahal aku pengen banget kalian cepet-cepet nikah," ujar Amara, "tapi ya gimana, aku juga paham kok sama posisi kamu. Dan karena kita seumuran, aku sendiri pun belum kepikiran buat nikah. Jadi wajar kok kalau kamu juga belum pengen nikah," tambahnya lagi.
"Kamu kecewa sama keputusan aku ya, Ra?" tanya Embun.
Amara tersenyum tipis, kemudian menggelengkan kepala.
"Enggak sampai yang kecewa sih, Mbun. Udah aku bilang, aku paham kok sama posisi kamu," jawab Amara, "Tapi--- terlepas dari hubungan kamu sama Bang Tama, ayo lah main ke rumah. Kaya biasa loh Mbun, kamu kan udah lama juga enggak nginep di rumah aku. Please!!!" Amara memperlihatkan tatapan memelasnya yang pada akhirnya berhasil meluluhkan hati Embun.
Embun terdiam sejenak, kemudian menghela nafas pelan sebelum akhirnya menganggukkan kepala.
"Ya udah iya, pulang kelas aku ke rumah kamu," jawab Embun. "Tapi aku mau pulang dulu ke rumah, mau ambil baju. Enggak mungkin kan setiap nginep selalu pakai baju kamu?"
"Ya sebenarnya enggak papa, toh ukuran baju kita juga sama," jawab Amara, "tapi kalau kamu emang mau pulang dulu enggak papa sih. Tapi aku ikut yaa."
Tetap saja Amara ingin ikut, dia harus memastikan kalau Embun benar-benar akan datang ke rumahnya.
"Iya iya, kamu boleh ikut," jawab Embun.
Binar cerah dimata Amara kembali terlihat.
"Yess, akhirnya Embun nginep di rumah lagi," ujar Amara.
Melihat respon Amara, Embun hanya tertawa kecil.
"Ya udah, makanannya dihabisin dulu. Habis ini kita masih ada kelas loh," ujar Embun.
Saat ini Embun dan Amara memang sedang makan di kantin kampus. Dan 30 menit lagi kelas ke dua akan segera dimulai.
-Apa aku harus kasih tau Bang Tama kalau mau main ke rumah?-
Setelah berpikir sejenak, akhirnya Embun memutuskan untuk memberitahu Tama. Dengan segera Embun mengambil ponsel dan mengirimkan pesan kepada Tama.
to: Bang Tama
Bang, hari ini aku mau main ke rumah kamu. Soalnya Amara ngajakin buat nginep.
Setelah mengirimkan pesan kepada Tama, Embun meletakkan ponselnya dan lanjut menghabiskan makanannya kembali.
Karena Tama tidak langsung membalas pesannya, sepertinya saat ini Tama sedang sibuk atau sedang rapat. Karena biasanya kalau sedang memegang ponsel, sudah pasti Tama akan langsung membalas pesan Embun dengan cepat.
Tunggu ke KUA dulu dong
G maksa tapi kl Embun mau pasti happy y Tama🤗