ini squelnya dokter tampan, sarangheo yang menceritakan kisahnya Alvian.
Alvian Pratama Atmaja dijodohkan oleh sang kakek dengan gadis bercadar yang bernama Nafisah Adelia putri. Alvian tidak mencintai Nafisah karena dia sudah mempunyai wanita dambaannya.
Alvian memberikan perjanjian perceraian setelah enam bulan mereka menikah.
Akankah Nafisah menyetujuinya atau Mala bertahan dengan suami dingin yang tidak mencintainya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Nafisah terbangun saat cahaya matahari masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia membuka mata dan melihat jam di atas nakas ternyata sudah pukul delapan pagi.
"Sudah siang, Pasti mas Al sudah kekantor." Ucapnya pelan.
Ia menurunkan kakinya dari ranjang hendak bangkit, namun pandangan nya tertuju pada nakas terdapat sepiring nasi goreng dan selembar kertas.
"Sayang,Mas berangkat kerja yah, Mas juga Uda siapkan sarapan,jangan lupa dimakan." Nafisah tersenyum membaca isi pesan suaminya.
"Kenapa aku malas begini yah, rasanya malas mau ngapa ngapain." ucapnya dalam hati kemudian ia teringat sesuatu jika ia sudah terlambat datang bulan, dengan segera ia bangkit dan mengambil alat tes kehamilan dan membawanya kekamar mandi.
Ia mencelupkan benda pipih itu kedalam air seni nya dan menunggu beberapa saat. "Muda mudahan sesuai harapan". Dengan gemetar ia mengangkat benda pipih itu dan melihatnya, matanya berkaca kaca melihat hasilnya, dua buah garis dua merah.
"Alhamdulillah ya Allah". bibirnya bergetar bersyukur, setetes air mata terjatuh membasahi pipinya lantaran bahagia, reflek ia menyentuh perutnya yang masih rata, saat ini ada nyawa bersamanya.
Dengan perasaan gembira ia menyiapkan kado kejutan untuk sang suami, ia meletakkan benda pipih bergaris dua didalam kotak kecil sebagai kado nya.
"Emmm...Buatkan makan siang saja sekalian, pasti mas Al senang." Nafisah pergi kedapur untuk menyiapkan makan siang untuk Alvian,rencananya ia akan pergi kekantor suaminya mengantar makan siang sekaligus memberikan kado kejutan untuk sang suami.
"Akhirnya selesai". Nafisah tersenyum bahagia menyapu tangannya selesai memasak makanan untuk suaminya.
Tring...Bunyi notif ponselnya, ia pikir Alvian mengirimkan pesan untuknya, dengan cepat ia membuka aplikasi hijau diponselnya, ia mengernyitkan dahinya melihat nomor asing mengiriminya pesan.
Betapa shock nya Nafisah membaca isi pesan itu, tubuhnya bergetar dan langsung luruh kelantai. Ia mencoba menelpon nomor Alvian namun tidak aktif, ia juga menelpon Azka namun juga tidak aktif, Air mata nya tidak bisa lagi dicegah untuk jatuh. Ia menangis sejadinya. Tubuhnya begitu lemah untuk bangun, namun ia kuatkan dan segera bangkit.
Ia memasuki mobil kemudian melajukan mobil itu menuju tempat dimana isi pesan itu, Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan air matanya tidak bisa berhenti, ia harap semua kabar itu tidaklah benar.
Saat dijalankan turunan ia mencoba mengerem mobilnya namun tidak bisa, berulang kali ia menginjakan kakinya di rem namun tetap tidak bisa, kini mobilnya melaju dengan cepat tak terkendali.
"Ya Allah, kenapa ini?" Ia sangat gugup dan takut. Di ujung jalan terlihat sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi berjalan menuju arah nya, ia tidak dapat untuk mengelak hingga ia membanting stirnya ke arah kiri membuat ia menabrak pembatas jalan dan memasuki jurang.
"Aaa.... Allahu Akbar." jerit Nafisah.
**
Bruks.. Figura Nafisah yang diatas meja kerja Alvian terjatuh, Alvian mengambil Figura itu namun kaca nya pecah.
Deg..
"Kenapa perasaan ku gak enak." Ucapnya dalam hati sambil memandangi Figura istrinya.
"Ada apa ini?" ucap Azka yang tiba tiba masuk keruangan Alvian, ia heran melihat kaca berserakan dilantai.
"Figura Nafisah pecah". Jawab Alvian memungut kaca kaca pecahan dari Figura itu.
"Ah.." Alvian meringis karena jarinya terkena pecahan kaca.
"Udah Al, biar OB saja yang bersihkan." Azka langsung memanggil OB untuk membersihkan pecahan kaca.
"Perasaan gue kenapa gak enak ya Ka?" Ucap Alvian namun matanya masih menatap foto istrinya.
"Itu cuma perasaan lho aja Al, Nafisah pasti baik aja dirumah, tapi coba deh kamu telpon". Saran Azka.
Alvian mengambil ponselnya menghidupi ponselnya karena tadi ia matikan saat meeting, Saat ponselnya hidup mata nya membola melihat panggilan dari istrinya. Jantung nya tambah berdetak hebat merasa khawatir. Ia langsung menghubungi nomor istrinya, panggilan tersambung namun tidak diangkat,hingga panggilan ke lima nya pun tetap tidak diangkat. Ia begitu khawatir, jantungnya berpompa sangat cepat.
"Sebaiknya gue pulang Ka, gue mau pastikan keadaan istri gue." Alvian bangkit dari kursinya dan menyambar kunci mobilnya, namun langkah nya terhenti saat ponselnya berbunyi.
Ia mengernyitkan dahi nya melihat nomor tidak dikenal menelponnya.
"Halo". Alvian mengangkat panggilan ponselnya,Namun ponsel itu terjatuh dari genggamannya dan ia pun jatuh terduduk dilantai.
Melihat keadaan Alvian Azka mengambil alih ponselnya yang masih tersambung untuk mengetahui apa yang membuat Alvian syhok.
"Hallo, apa yang terjadi?" Tanya Azka diseberang telpon.
"Maaf mas, kami dari kepolisian mengabarkan kalau mobil pak Alvian Pratama Atmaja mengalami kecelakaan, Mobil tersebut memasuki jurang dan kami hanya menemukan identitas dari istri pak Alvian."
Duar... Bagai tersambar petir Azka mendengar kabar itu, dia saja merasa sesak mendapat kabar itu, apalagi Alvian.
"Al, lebih baik kita kesana cepat." Azka membantu Alvian bangkit dan segera pergi ketempat kecelakaan.
Sampainya disana semua sudah ramai oleh kerumunan orang. Alvian dengan ceoat menerobos keramaian dan menghampiri polisi.
"Pak..Ba..bagaimana ini bisa terjadi?" tanya nya bergetar. "M..ma.mana istri saya?" tanyanya lagi, ia melihat mobilnya yang sudah remuk.
"Maaf pak, kami belum menemukan jasad istri bapak,kami hanya menemukan ini." polisi menyerahkan sebuah tas,dan itu adalah tas istrinya.
"Jasad kamu bilang? Istri saya masih hidup.Cepat temukan istri saya!" Alvian menarik kerah baju polisi itu geram, mata nya memerah menahan amarah saat polisi mengatakan istrinya tidak bisa ditemukan.
"Maaf pak, kecil kemungkinan untuk hidup dari melihat kondisi mobil bapak yang hancur, ditambah jatuhnya disungai itu."
"Tidaaak...Istri saya masih hidup. dia masih hidup." Alvian berteriak
"Sudah Al, tenangkan dirimu." Azka melerai Alvian yang hendak menghajar polisi itu.
"Tenang? tenang kamu bilang? Istri gue, istri gue Ka." teriaknya menunjuk arah jurang yang sangat curam.