Seorang gadis muda bernama Alya dikhianati oleh kekasihnya, Raka, dan sahabat dekatnya, Mira, yang menjalin hubungan di belakangnya. Dunia Alya runtuh. Namun, tanpa diduga, dia justru dinikahi oleh Davin, om dari Raka , seorang pria dewasa, mapan, dan berwibawa. Hidup Alya berubah drastis. Dia bukan hanya menjadi istri sah seorang pengusaha kaya, tapi juga tante dari Mira dan mantan pacarnya. Dari situ, kisah balas dendam elegan dan kisah cinta tak terduga pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Mira Berulah Lagi Dan Lagi
Alya terbangun pagi itu dengan semangat baru. Kandungannya sudah memasuki bulan ketujuh dan ia mulai belajar mengatur waktu antara istirahat, kerja sosial, serta menulis bukunya.
Davin begitu perhatian, bahkan membatasi semua pekerjaan di luar kota demi mendampingi Alya lebih sering.
“Mas, kamu yakin nggak bosan nemenin aku terus?” goda Alya sambil duduk di meja sarapan.
“Yakin,” jawab Davin sembari mengoles selai di roti panggang.
“Menemani kamu lebih menyenangkan daripada rapat lima jam dengan investor yang omongannya muter-muter.” ujar Davin sembari tersenyum dengan Alya
Alya tertawa kecil. “Kamu bener-bener tipe suami idaman netizen.”
Davin tersenyum, lalu menatap perut Alya yang mulai besar. “Dan calon ayah paling siap, semoga.”
Hari itu mereka berencana menghadiri acara sosial sekaligus meresmikan satu taman bermain ramah anak hasil kerja sama lembaga Alya dan pemerintah kota. Di acara itu pula, buku pertama Alya akan diperkenalkan secara simbolis sebelum diterbitkan massal.
Namun, di balik semua kebahagiaan itu, seseorang kembali menyusun langkah dalam diam.
Mira duduk di ruang tamu apartemennya, matanya menatap layar ponsel dengan wajah tidak puas. Sejak video Alya viral, lembaga sosial mereka kehilangan hampir separuh pendonasi tetap. Bahkan relawan banyak yang pindah ke lembaga Alya karena merasa atmosfernya lebih tulus.
Rey mulai jarang pulang. Ia lebih banyak menghabiskan waktu sendirian atau kadang datang diam-diam ke lokasi proyek Alya, hanya untuk melihat dari kejauhan.
“Dia benar-benar jadi legenda,” gumam Mira
Tapi rasa iri itu bukan hanya tentang popularitas. Itu tentang luka masa lalu yang belum sembuh. Mira merasa kehilangan sesuatu yang dulu ia rebut dari Alya, namun kini justru tampak tak berguna.
Ia menyalakan laptop dan mulai menulis artikel anonim yang menyinggung masa lalu Alya dan Rey, mencoba menggiring opini bahwa Alya sebenarnya manipulatif dan menggunakan media untuk membentuk citra positif. Artikel itu ia sebar melalui akun-akun bayangan.
Namun netizen tak mudah terhasut. Banyak dari mereka yang justru membalas dengan menyebar kutipan Alya, video inspiratifnya, serta testimoni dari anak-anak yang pernah ditolongnya.
Mira mulai frustasi.
Di lokasi peresmian taman bermain, Alya tampak anggun dengan dress panjang biru langit. Ia berdiri di samping Davin, dan banyak pejabat kota serta tokoh masyarakat hadir. Semua menyambut kehadirannya dengan hangat.
Dalam pidatonya, Alya berkata:
“Taman ini bukan hanya tempat bermain, tapi tempat anak-anak bisa merasa aman, diterima, dan dicintai. Saya percaya, setiap anak berhak atas masa kecil yang bahagia.”
Suara tepuk tangan meriah mengiringi akhir pidatonya. Kamera dari berbagai media menangkap senyumnya yang tulus.
Setelah acara, Davin dan Alya berjalan berdua menuju mobil. Namun di tengah kerumunan, seorang pria berdiri, wajahnya ditutupi topi.
Alya terdiam saat mengenali wajah itu. Rey.
Davin yang melihat itu refleks melindungi Alya, berdiri di depan istrinya. Tapi Alya menyentuh tangan suaminya lembut.
“Biarkan,” bisiknya.
“Aku akan bicara sebentar.” ujar Alya menenangkan suaminya
Davin menatap Alya dengan ragu, namun akhirnya memberi jarak.
Alya dan Rey berdiri saling berhadapan. Dunia seolah membisu.
“Aku tahu aku tak pantas muncul lagi,” kata Rey dengan suara berat.
“Tapi aku hanya ingin mengatakan… aku minta maaf. Untuk semua luka, pengkhianatan, dan kebodohan masa lalu.” ujar Rey
Alya menatap Rey, tenang. Dulu mungkin hatinya akan bergemuruh. Tapi kini, semuanya terasa datar. Tak ada cinta. Tak ada benci. Semua hambar jika berhadapan dengan Rey.
Karena hatinya sudah penuh oleh cinta dari suami ya Davin Ardian
“Hidupku sudah jauh dari kamu, Rey,” ucap Alya pelan.
“Maafmu mungkin kamu butuh untuk menenangkan hati sendiri. Tapi aku tidak butuh lagi penjelasan apa-apa. Aku sudah selesai.” jelas Alya tenang
Rey menunduk. “Aku tahu kamu bahagia sekarang. Dan… dia lebih baik dari aku dalam semua hal.”
Alya tersenyum kecil. “Dia tidak hanya lebih baik. Dia mencintaiku dengan utuh. Dan tidak pernah menjadikan cinta sebagai permainan ego.” jawab Alya penuh cinta saat membicarakan tentang suaminya
Sebelum pergi, Rey berkata satu kalimat terakhir.
“Aku menyesal melepaskanmu.” ujar Rey dengan penuh penyesalan
Alya menjawab dengan tenang. “Dan aku bersyukur dilepaskan. Karena dari kehilangan itu, aku menemukan rumah.” jawab Alya lagi
Rey pergi tanpa menoleh lagi. Ia tahu, tak ada lagi tempat untuknya di hidup Alya.
Malam itu, Davin dan Alya berbincang di kamar.
“Mas, tadi kamu marah waktu lihat aku bicara sama Rey?” tanya Alya hati-hati.
Davin menggeleng sambil menggenggam tangan istrinya. “Nggak. Aku hanya cemas kamu tersakiti lagi.” jawab Davin dengan jujur
“Tidak ada yang bisa menyakiti aku sekarang. Hatiku penuh, karena kamu.” ujar Alya sembari menatap Davin,
Davin mencium jemari Alya. “Aku janji, selamanya akan jaga kamu. Dan anak kita.”
Malam itu, Alya menulis bab terakhir dari bukunya. Sebuah kalimat penutup yang ia tulis dengan air mata hangat:
“Dulu aku jatuh karena cinta yang salah. Tapi aku bangkit karena cinta yang benar, yang tak pernah meminta sempurna, hanya meminta keberanian untuk tetap tinggal.”
Bersambung
kn ksel kl trs ngusik alya sm davin....
raka bnrn tlus atwcma modus????
kya'nya dia pduli sm alya,tkut d skiti ktanya....
aku udh mmpir lg...tp gmes pgn getok kplanya tu orng,gila bgt smp ftnah plus neror sgla sm alya....pdhl kn mreka yg udh jht....